Sudah berhari-hari dan jeongyeon memuji dirinya sendiri karena dia melakukannya sesuatu yang benar dengan menjauhkan diri dari mina.
Sejak hari itu, saat dia berpikir mina malu berteman dengannya, dia mulai menjauhi gadis itu dan tidak pernah mengganggunya lagi.
Dia kembali menjadi jeongyeon yang misterius lagi. Dia hanya bicara jika ada yang bertanya padanya. Dia bahkan kembali makan siang dan bersembunyi di atap sekolah lagi.
Seungyeon sempat bingung dan bertanya-tanya dengan perubahan sikap adiknya itu. Dia heran saat melihat jeongyeon sering diam dan melamun di kamarnya lagi. Jeongyeon bahkan kembali minta di antar jemput saat pergi dan pulang sekolah.
Jeongyeon sekarang selalu berkata pada dirinya sendiri bahwa tidak ada seorang pun yang dapat di percaya lagi.
Karena hal itu lah jeongyeon memilih menjauh dan membatasi dirinya dari orang-orang yang ingin berteman dengannya.
Dia sempat mengakui pada dirinya sendiri bahwa dia sangat merindukan mina, tapi saat mengingat bagaimana mina menjauh dan menghindarinya, membuat jeongyeon sadar kalau keputusannya sekarang memang sudah benar.
Jeongyeon terus saja melamun dan menundukan kepalanya saat dia berjalan memasuki sekolahnya.
Tiba-tiba dia merasa ada seseorang yang sedang berjalan di sampingnya. Jeongyeon menoleh ke kiri dan melihat sana sedang tersenyum padanya.
"Pagi jeongyeon...." sapa sana.
"Pagi, sana...umm sudah berapa lama kau berjalan denganku?"tanya jeongyeon kebingungan.
"Hmm...belum lama..."sana berkata sambil memegang dagunya.
"Kenapa kau tidak memanggilku, agar aku tahu bahwa kita sedang jalan bersama?" kata jeongyeon menggeser tubuhnya untuk menjaga jarak dari sana.
"Aku sudah memanggilmu berkali-kali, jeong. Dan kau tidak menanggapi ku jadi aku memilih diam dan terus berjalan di samping mu..."ucap sana terus beralasan.
"Oh..." jeongyeon merasa bersalah pada sana saat mendengar hal itu.
"Maafkan aku sana...aku tidak bermaksud begitu...aku hanya sedang memikirkan sesuatu..."ucap jeongyeon dengan nada menyesal.
"Tidak apa-apa, ayo pergi..."sana hendak menempelkan tangannya di lengan jeongyeon tapi tidak jadi saat mengingat kalau jeongyeon tidak suka disentuh oleh orang yang tidak dekat dengannya.
"Ehh maaf...aku lupa kalau kau tidak suka skinship...." ucap sana cengengesan.
"Y-ya tidak apa-apa..."gumam jeongyeon sebelum kembali berjalan menuju kelas mereka.
Di tengah jalan, sana melihat dua sosok familiar sedang menuju ke arah mereka.
"Mina! Jihyo!"sana berteriak sambil melambaikan tangannya pada keduanya.
Jeongyeon yang mendengar nama mina langsung menundukan kepalanya dan menghentikan langkahnya hingga membuat sana ikut berhenti untuk melihatnya.
"Ada apa jeong?" tanya sana keheranan.
"T-tidak...kau duluan saja..."sana menggelengkan kepalanya dan kembali berjalan ke arah jeongyeon.
"Tidak...kita harus pergi bersama..." kata sana sambil menarik ujung hoodie jeongyeon dan menyeretnya ke arah jihyo dan juga mina.
"Oh, hai sana! Hai jeongyeon!" jihyo melambai dan sengaja melirik mina dengan seringai di wajahnya.
"Pagi yang indah kan?" tanya sana dengan senyum bahagianya.