Setelah sesi lost and found, mereka berdua akhirnya kembali ke keseruan taman hiburan. Senyum jeongyeon pun kembali ke wajahnya setelah mina menenangkannya dan meyakinkan beberapa hal pada pacarnya itu.
Dia bahkan sudah melupakan kejadian mengerikan yang terjadi beberapa saat yang lalu.
"Bisakah kita naik itu?" mina bertanya padanya sambil menunjuk kincir ria atau bianglala yang terlihat cukup tinggi di mata jeongyeon.
"Umm mina..."ada nada ragu-ragu di suara jeongyeon saat melihat kincir itu.
"Please...ini tidak akan lama, sayang...ayolah..."mina memohon.
Sebelum jeongyeon bisa mengatakan apa-apa, mina sudah menarik pergelangan tangan jeongyeon ke arah kincir ria itu.
Menit berikutnya, mereka sudah di dalam kincir itu dengan duduk yang saling berhadapan.
Kincirnya mulai bergerak ke atas, tubuh jeongyeon menegang dalam perjalanan itu. Telapak tangannya terasa dingin dan lembab, dia mengencangkan pegangannya pada dudukan logam dari wahana itu.
Mina yang melihat hal itu hanya bisa terkikik dan menggelengkan kepalanya.
"Jangan bilang kau takut ketinggian?"tanya mina dengan alis terangkat.
"Aku...aku tidak...hanya tidak terlalu suka dengan hal seperti ini..."jeongyeon mencoba mengatakannya dengan lancar tapi masih terdengar sangat gugup di telinga mina.
Mina tersenyum dan pindah duduk di sebelah jeongyeon. Dia mengambil tangan jeongyeon untuk dia genggam dan menarik wajah jeongyeon agar menatapnya.
"Jangan melihat ke bawah...kau bisa melihatku saja..."kata mina sambil mengusap lembut pipi jeongyeon.
Jeongyeon tersenyum dan menganggukan kepalanya. Rasa gugup itu seketika menghilang saat melihat wajah kekasihnya itu.
"Apa kau masih ingat saat pertama kali kita bertemu?"tanya mina mengusap punggung tangan jeongyeon dengan jarinya.
"Ya, aku masih ingat..."
"Sudah hampir 6 bulan..."lanjut mina memainkan jari-jari tangan jeongyeon.
"Hah?" jeongyeon mengerutkan alisnya.
"Sejak hari kita pertama bertemu sampai sekarang, sudah hampir 6 bulan. Aku sangat senang..."mina memberi jeongyeon senyum paling manis yang di milikinya.
Jeongyeon tertegun untuk sementara waktu dengan mata tidak pernah lepas dari wajah mina.
"Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan mu..." kata jeongyeon ikut tersenyum dan mencium dahi mina.
Mereka berdua tertawa saat membicarakan bagaimana pertemuan mereka.
Mina bahkan tak berhenti tertawa saat mengingat bagaimana hubungan mereka sebelum menjadi dekat seperti sekarang ini.
Dalam perjalanan pulang, hujan mulai turun. Hujan tidak begitu deras tapi cukup membuat tubuh mereka merasa kedinginan.
"Sayang, apa kau ingin pergi makan sesuatu yang panas dan pedas yang bisa membuat tubuh kita menjadi hangat lagi?" tanya jeongyeon sambil melirik mina.
"Tentu saja, aku juga masih sangat lapar dan ingin makan yang panas-panas...."kata mina.
"Bagus, aku tau suatu tempat, tapi aku tidak yakin kau akan menyukainya..."jeongyeon menggigit bibirnya dan tersenyum pada mina.
"Aku pasti menyukainya, sayang. Aku suka makanan, apalagi jika itu makan bersama mu..."jeongyeon terkekeh saat mendengar jawaban mina.
"Ayo, kalau begitu aku akan membawamu ke sana..." mina menganggukan kepalanya dengan cepat .