TLB - 01

121K 8.2K 709
                                    

-happy reading!-

"Oke, kita akhiri meeting hari ini. Thank you, guys!" Deon menutup rapat lebih cepat dari biasanya, tidak ada kata-kata motivasi atau pembahasan mengenai rencana berikutnya diakhir presentasi. Semua itu bukan tanpa alasan, Deon hanya merasa tidak nyaman dengan tatapan para kolega sejak rapat dimulai dan dia tidak tahu apa sebabnya.

"Emangnya ada yang salah sama penampilan gue hari ini, Pet?" tanya Deon, kepada rekan bisnis sekaligus sepupunya, Petra Wardhana. Kemudian dia membuka layar kamera depan dan berkaca. Tidak ada jerawat, tidak ada jenggot yang terlewatkan saat dicukur, tidak ada cabai di gigi. Semua bersih, seperti biasa.

Petra terkekeh. "Lo masih belum sadar juga?"

"Emang apaan, sih? Jangan bikin gue overthinking dong. Tatapan Dwi tadi tuh nyeremin sumpah. Gue berasa ditelanjangin," ujar Deon, sambil bergidik.

Kali ini Petra justru tertawa. "Dwi itu kan emang udah naksir lo dari lama dan sebenarnya nggak ada salah dari penampilan lo hari ini. Cuma kayaknya sih gue tahu kenapa pas rapat tadi, para kaum hawa nggak berhenti menatap lo."

"Terus kenapa dong?"

Petra mengambil selembar kertas dari map biru miliknya lalu memberikan kepada Deon dan hampir membuat mata pria itu copot. Tentu saja karena itu bukan selembar kertas biasa, tapi sebuah selebaran yang sudah dicoret-coret menggunakan krayon warna-warni. Gurat tulisan tangan yang hampir menyerupai ceker ayam itu. Deon jelas tahu siapa yang membuat.

DICARI ISTRI BUAT PAPA!

Kriteria: harus perempuan, nggak genit,nggak boleh pakai lipstik warna merah, harus sayang Rubi dan Sally

Kalau tertarik hubungi:
Carlos - 0875xxxxxxxx

"Anak lo aja sampai udah nggak tahan lihat bokapnya kelamaan jomblo! Rubi sampai bikin lowongan buat perempuan-perempuan yang mau jadi istri lo," terang Petra, sambil tertawa karena wajah nelangsa Deon dan juga ide unik dari keponakannya.

Deon hanya bisa menghela napas. "Di mana harga diri gue, Pet?"

"Lagian lo salah sendiri. Hampir tujuh tahun lo jadi duda, masih nggak ada niat buat menikah lagi. Padahal restu Bulik Tina dan Rubi udah ada di tangan lo. Tunggu apa lagi, Yon? Yang antre jadi istri lo itu banyak," sahut Petra, seraya membenahi kertas ke dalam map.

Pria tulen 34 tahun, CEO Winston Group, hot daddy, duren alias duda keren, anak kesayangan Tina Wardhana, itulah Deon Atma Winston. Pesona pria itu tak main-main, ditambah dia memiliki campuran darah Inggris dan Jawa yang sangat kental, tapi karena terlalu lama tinggal di Depok, yang tersisa hanyalah perawakan Deon yang cukup kebule-bulean seperti sang ayah. Sisanya? Jangan ditanya. Kalau disuruh berbicara pakai bahasa Jawa dengan logat medok pun dia bisa. Alih-alih Adele atau Taylor Swift, dia lebih tahu daftar lagu Ayu Ting-Ting. Deon tidak akan menganggap kegiatan makan kalau tidak ada nasi. Meski jabatannya CEO, tapi jajanan favorit pria itu tetap es podeng. Pokoknya Indonesia sekali!

"Lo kan tahu janji gue sama Kiara. Lagipula Rubi masih kecil, Pet. Kalau gue menikah, punya keluarga baru dan anak lagi, kasihan Rubi. Nanti dia bingung dan malah merasa tersingkir," ujar Deon. Dia melipat-lipat kertas lowongan istri yang dibuat Rubi lalu menyimpan di saku jas.

Sejak sang istri meninggal enam tahun yang lalu, Deon memutuskan untuk tidak menikah lagi dan fokus kepada anak semata wayangnya, Rubi Liya Winston. Meski Kiara juga tidak pernah memberi wasiat untuk melarangnya menikah, tapi Deon akan merasa bersalah kalau dia bisa menikah lagi, meneruskan hidup sementara Kiara meninggal saat melahirkan putri mereka. Deon hanya merasa itu tidak adil bagi Kiara.

The Last Bride ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang