BLACK SECRET [Secretas De Amor]

6 | AFFAIR - The Sweetest Sin

BAB 21 | AFFAIR - Racun di Panah Cupid

Hardin menangkup leher dan pinggang Rea, ia tarik semakin mendekat ke arahnya.

Bibirnya kini sudah membekap Rea dengan sangat kuat. Ia lumat begitu dalam dan semakin intim. Yang mana tadinya, Rea hanya terdiam seperti balok kayu, tetapi kini Rea sudah mulai mengimbangi semua pergerakan Hardin.

Semua barang yang ada di tangannya, ia jatuhkan begitu saja, Membuat tangan kosongnya, pun mulai bisa untuk melingkar di tengkuk leher pria kokoh itu.

Ciuman mereka yang begitu dalam, pun semakin bergelora dengan sangat panas. Saling memagut, menuntut, dan saling mencari segala macam sumber kepuasan masing-masing. Saling memberi satu sama lain dari sisi terbaik mereka.

Rea seolah tersihir oleh netra hitam legam milik Hardin. Bagai sebuah pusaran gelap yang siap menariknya ke dalam belenggu yang nyata.

Segala pertahan Rea, segala penolakannya, segala benteng yang ia bangun ... runtuh seketika saat bibir hangat itu kembali mendarat ke bibir peach miliknya.

Sungguh tidak adil, bukan?

Bagaimana bisa, laki-laki yang tidak ia ketahui apapun tentang diri laki-laki itu, mampu membuat Rea yang begitu sempurna bisa luluh dan lupa diri? Bahkan Rea selalu saja menolak dan memberikan jarak. Membuat benteng megah dan tinggi menjulang di antara mereka, tetapi ... pada akhirnya akan runtuh tak tersisa.

aat jemari-jemari yang sedikit kasar itu mulai membelai lembut tangannya, pipinya, dan punggungnya. Jemari-jemari yang seolah sedang mengagumi betapa mulus dan indahnya dari tubuh yang selalu terjaga dari tangan-tangan kotor para lelaki di luaran sana.

Atau saat setiap hembusan napas panas yang Hardin tinggalkan di setiap pori-pori Rea, mulai dari ceruk lehernya, telinganya, bahunya, atau bahkan lebih.

Rea ... dia benar-benar tersihir dan takluk pada pesona sang Hardin. Laki-laki berbahaya yang sudah berhasil menghancurkan kata sempurna dalam dirinya. Laki-laki berbahaya yang bisa jadi menjadi titik kehancurannya.

Namun, meski begitu ... Rea benar-benar menginginkan lebih dari ini. Tak apa, kan, jika ia memutuskan untuk tidak menjadi sempurna? Karena, dia ingin dimiliki dan memiliki.

Hardin ... dia menginginkannya! Tidak, mungkin perasaan yang dipeluk dan dibambakan oleh seseorang lah yang diinginkan oleh sosok Lascrea Deiraor.

"Hardiiinnn ...," lenguh Rea sembari mendongakkan kepala dan memejamkan matanya.

Jemari-jemarinya sibuk meremat-remat rambut hitam milik sang pria. Sedang sang empunya rambut semakin menggeram di sela-sela cumbuannya di ceruk leher beraroma violet.

Saat ini, keduanya sedang dalam ruang kenikmatan satu sama lain. Melupakan segalanya yang ada di dunia.

Hardin yang duduk di sofa sedang Rea yang sudah ada di pangkuannya. Bahkan keduanya sudah half naked, tanpa disadari keduanya sudah sejauh ini dalam waktu yang singkat. Entah sejak kapan, tetapi tubuh Rea, apalagi di sekitar area leher dan dada sudah begitu banyak kissmark yang terbentuk.