Red Light- 20.

294 59 9
                                    

•••••

Gaara bersama Sakura duduk di halaman belakang mansion Haruno, rumah besar itu di jaga ketat oleh banyak orang yang di kerahkan oleh Pein dan juga Kakashi.

Sudah berjam-jam mereka waspada tapi tidak ada tanda-tanda kalau Red akan muncul dan menyerang mereka lagi. Apakah ini jebakan? Ataukah Red memang tidak akan muncul lagi hari ini?

"Kau tau Gaara..." Sakura memecah keheningan, ia memeluk lengan Gaara dengan erat dari samping.

"Tau apa?" Gaara menyahut pelan, pria itu memang tidak sabaran.

"Di saat seperti ini aku selalu ingat bagaimana sikapmu dulu pada ku," jelas Sakura sambil tersenyum kecil setelahnya, kali ini Gaara tidak mendebatnya.

"Kau selalu menganggap aku ini pembuat onar, gadis yang selalu mengganggu ketenangan mu—"

"Kapan aku bilang?" Gaara langsung memotong ucapan Sakura merasa tidak terima.

"Ish, aku belum selesai bicara, dengar dulu!" Sakura berseru kesal, pria itu pun menganggukan kepalanya.

"—kau kadang terlihat sangat kesal jika aku membuat kesalahan yang harus merepotkan mu, tapi setelah semua yang kita lalui aku tau kau tidak pernah sekalipun membenciku yang menyebalkan ini."

Sakura semakin erat memeluk Gaara dari samping, "Kau sudah membuktikan banyak hal padaku, kadang sikapmu dingin kadang hangat, kemudian aku menyimpulkan semuanya sampai akhirnya kita seperti sekarang."

"Tapi aku selalu membuatmu dalam bahaya," Gaara terdengar menyalahkan dirinya sendiri, "Semua hal buruk yang terjadi padamu karena aku."

"Jangan bicara begitu!" Sakura menepuk lengan Gaara dengan kesal.

Gaara tersenyum kecil melihat ekspresi kesal Sakura yang menggemaskan di matanya, pria itu kemudian duduk menghadap pada Sakura.

Gaara mengusap puncak kepala Sakura, kemudian merapikan rambut gadis itu dengan jemarinya dengan senyum yang tak lepas dari wajah tampannya. Perlahan, tangannya turun ke pipi ranum Sakura dan mengelusnya.

Seolah sedang membersihkan wajah kekasihnya dari debu, Gaara lanjut mengusap wajah Sakura dengan kedua tangannya.

"Wajahmu, suaramu, benar-benar membuatku jatuh cinta, bagaimana ini?" Gaara berbisik yang kemudian membuat Sakura salah tingkah.

Walau dalam hatinya sebenarnya Gaara itu sedih, melihat wajah kelelahan Sakura saat ini begitu menyakitkan baginya.

"Maafkan aku ya, akhir-akhir ini kita tidak bisa hidup dengan tenang," Gaara memijat pelan bahu Sakura kemudian menarik gadis itu ke dalam dekapannya, "Kau pasti sangat lelah, tidurlah, aku akan menjaga mu."

Sakura kemudian memeluk Gaara erat, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang pria itu, ia berusaha bergeming dengan nyaman selagi Gaara mendekap sambil mengelus puncak kepalanya penuh cinta.

"Asalkan bisa denganmu, aku tidak masalah dengan semua ini Gaara, aku sangat tidak peduli walaupun menakutkan," ucap Sakura.

Mereka menikmati sore ini bersama tanpa ada yang menganggu, Gaara membuat Sakura santai dan tidak memikirkan banyak hal.

Ia sudah mempersiapkan diri jika Red akan menyerang mereka, setidaknya hari ini ia bisa menghabiskan waktu bersama Sakura jika ini bisa saja jadi yang terakhir.

Tidak mudah bagi Gaara untuk menyadari perasaan nya sendiri, juga tidak mudah baginya untuk menerima Sakura dalam hidupnya yang selama ini selalu sendirian.

Ketika Sakura hadir dan mewarnai hari-hari nya, Gaara berulang kali menghempasnya.

"Jika aku tidur, lalu kau akan terus terjaga?" tanya Sakura pelan.

"Hm, sudah cepat tidur, jangan pikirkan apapun," jawab Gaara yang terus mengelus kepala Sakura.

Kapan lagi mereka bisa seperti ini? Itulah yang terus Gaara pikirkan sejak tadi, maka ia akan melakukan apa saja untuk membuat banyak kenangan bersama Sakura.

•••••

Kakashi menggabungkan anggota keamanan yang ia miliki dengan agen-agen yang di bawa Pein, hanya saja Kakashi percaya tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.

Ia merasa mereka melakukan hal sia-sia dan tidak berguna dengan percaya pada hal yang belum pernah ia lihat secara langsung, tapi melihat bukti yang ada di sekitar nya, mau tidak mau Kakashi harus percaya.

Adiknya nyaris kehilangan nyawa beberapa kali, lalu Gaara di temui dengan luka yang sangat banyak dalam keadaan sekarat. Semuanya sudah jadi bukti yang sangat kuat.

"Sudah beberapa jam berlalu, tapi tidak ada sinyal apapun yang di dapatkan," ucap Deidara pada Pein, pria berambut kuning itu melapor.

Pein sedang bersama Kakashi di dalam ruang kontrol cctv, mendengar laporan dari Deidara entah kenapa membuat Pein sangat ingin menghela napas lega.

Mungkin Red tidak menyerang karena salah satu tim FuM ada yang berhasil menangkapnya? Karena tim itu terdiri dari ratusan agen yang tersebar di seluruh kota.

"Aku sangat berharap Red tertangkap oleh tim lain, karena saat ini FuM hanya memfokuskan satu kasus yang di tangani oleh seluruh anggota," ucap Pein pada Deidara, sementara Kakashi diantara mereka hanya menyimak.

"Harusnya kalian lakukan hal itu sejak dulu, sejak kasus Red ini pertama kali ada," keluh Deidara.

"Aku tidak tau kalau dia lawan yang sulit, pusat juga tidak memberi informasi yang banyak," ucap Pein membela diri, "Setidaknya untuk saat ini kita bisa bernapas sejenak."

"Kau bisa menjamin hari ini tidak akan ada serangan?" tanya Kakashi tiba-tiba.

Pein sedikit tertekan dengan pertanyaan Kakashi, "Aku tidak tau, yang kita hadapi ini bukan manusia biasa tapi jika sudah berjam-jam tidak ada tanda, kemungkinan malam ini aman."

"Kalau begitu, kita bisa istirahat sejenak. Sejak tadi kita terlalu fokus sampai melupakan diri sendiri," Kakashi beranjak dari duduknya dan merasa lega karena bisa merenggangkan otot-otot nya hingga tulangnya bersuara.

Kakashi mengintip rekaman yang menunjukkan halaman belakang rumah, bisa terlihat dengan jelas kalau Gaara dan Sakura saling berpelukan dan tertidur di kursi.

Deidara yang ikut melihat langsung mengabadikannya, ia akan menggunakan foto tersebut untuk menjahili Gaara nantinya. Sementara Kakashi memijat dahinya sendiri.

"Harusnya aku tidak membiarkan mereka terlalu bebas."

Pein tertawa pelan, "Namanya juga sedang kasmaran, kurasa itu tidak masalah."

"Huh, kasmaran. Dunia serasa milik berdua, mereka sama sekali tidak ingat dengan situasi genting yang tengah kita alami, apa?" Kakashi mengeluh dengan kesal pada akhirnya kemudian meninggalkan ruangan di ikuti oleh Deidara dan Pein di belakangnya.

Mereka bertiga yang berjaga di garda terdepan, setidaknya mereka perlu asupan makanan yang setimpal saat ini.

To Be Continued...

RED LIGHT (GaaSaku) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang