Red Light-3.

592 96 15
                                    

3

Sakura, mengganggu pikiran Gaara lagi!

֎ ֎ ֎

Sakura berjalan dengan lesu menuju ruangan nya, pada akhir nya ia memberikan tugas pada Moegi ─Sekretarisnya─ untuk menggantikan Sakura dalam rapat itu.

Beruntung, sang kakak juga hadir pada rapat itu sehingga para petinggi perusahaan tidak akan kecewa.

Ia tidak lelah, ia hanya merasa perasaan nya memburuk ketika Gaara menatap nya dengan aneh seperti itu. Wajah nya selalu tegas dan dingin, namun terkadang Sakura merasa Gaara juga bisa bersikap ramah ketika sedang bersama nya.

Sakura tau ia tidak boleh terlalu mengandalkan Gaara di setiap situasi, Gaara itu bukan pelindung nya. Ia hanya salah satu kepercayaan ayah dan kakak nya yang sangat kompeten dalam melakukan banyak hal.

Sakura ingat terkadang ia memang mengerjai Gaara dan meminta bantuan nya untuk hal yang tidak penting.

Sakura pernah berteriak kencang hanya karena terkejut ketika menonton sebuah film horror di ponsel nya, namun Gaara mengira kalau Sakura terluka karena saat itu Gaara berada di depan ruangan Sakura.

Sakura terkejut saat Gaara mendobrak pintu ruangan nya dengan wajah panik kemudian Sakura menunjukkan kalau dia sedang menonton film horror, suasana menjadi canggung seketika setelah nya karena Gaara pergi tanpa berkata apa-apa selain menatap Sakura tajam.

Mungkin hal seperti itu tidak akan Sakura alami lagi sekarang karena ia telah memutuskan untuk tidak merepotkan Gaara lagi.

Sakura melihat kondisi kaki nya yang tadi berjalan tanpa alas kaki, belum lagi luka di lutut nya. Penampilan nya lusuh seharian ini.

Seseorang mengetuk ruangan nya, lalu masuk setelah itu. Sakura hanya menoleh karena ia tengah duduk di sofa sambil memeriksa tubuh nya barang kali masih ada yang terluka tanpa ia sadari.

"Anda memanggil saya?"

Kiba muncul dengan senyuman khas nya, Sakura mengangguk sehingga Kiba langsung mendekat.

"Blazer ku robek, aku ingin kau membeli sebuah cardigan untuk ku, aku tidak mungkin menemui ayah ku dengan kemeja tanpa lengan seperti ini." Ucap Sakura pada Kiba sambil menyerahkan blazer nya yang berlubang.

"Itu untuk contoh ukuran nya, ini untuk pembayaran nya." Sakura memberikan sejumlah uang pada Kiba.

Kiba membungkuk hormat lalu pamit, namun ia berhenti melangkah ketika berada di ambang pintu dan kembali menoleh pada Sakura.

"Apa tidak ada pesan lain untuk seseorang, nyonya?" Tanya Kiba dengan hati-hati.

Sakura mengernyit heran, kemudian ia mengerti apa yang di maksud oleh Kiba sehingga Sakura menaikkan bahu nya sekilas.

"Tidak ada, kau mengharapkan aku akan bicara apa?" Sakura terdengar judes. "Bekerjalah dengan benar, Kiba."

Kiba membungkuk sekali lagi dan merasa kikuk atas apa yang di ucapkan Sakura, secara tidak langsung itu kritikan terselubung untuk nya.

Kiba merasa Sakura sangat teliti jika sudah bicara soal kualitas pekerjaan yang di lakukan oleh Kiba ketika menerima perintah dari Sakura.

"Oh, itu melukai hati ku, ku harap aku tidak melakukan kesalahan lagi atau aku akan menyamar menjadi tanaman saja di gedung ini." Gumam Kiba.

"Uwooo ya Tuhan jantungku! Senior, sedang apa kau di sini?!"

Kiba terkejut begitu ia menutup kembali pintu ruangan Sakura, ada Gaara berdiri tepat di belakang Kiba, ia tidak mendengar langkah kak Gaara sama sekali sebelumnya.

RED LIGHT (GaaSaku) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang