Red Light-5.

508 94 5
                                    

5

Mereka berdua saling menggoda satu sama lain.

 ֎ ֎ ֎

"Aku baik-baik saja, Sakura." Bisik nya sambil mengelus kepala Sakura lembut membuat gadis itu kini melepaskan tangisan yang sejak tadi ia tahan.

"Kau menakuti ku Gaara, kau membuat ku takut.."

Pikiran nya kini terbagi dua, Gaara tidak bisa membuat prioritas, ia dilemma. Bagaimana ia bisa memeriksa tim nya di saat Sakura di sini sendirian dan sekarang menangis dalam dekapan nya.

Gaara benci memiliki perasaan seperti ini, dia baru saja mengabaikan pekerjaan nya dan lebih mementingkan relasi penyamaran.

"Kau yakin s-sudah tidak apa-apa?"

"Aku yakin.."

Sakura kemudian melepaskan diri dari dekapan Gaara, ia terkejut ketika menyadari kalau Gaara memang menarik nya.

"A-aku akan menyiapkan minum untukmu, sebaiknya kau segera ke dalam." Ucap Sakura dengan canggung.

Gaara mengutuk dirinya sendiri, kenapa dia hanya terdiam dan tidak mampu bicara sepatah kata pun setelah mendekap Sakura seperti itu? Pria itu bangkit dan langsung menelpon Kiba.

"Kiba, apa yang terjadi?" Gaara langsung bertanya begitu panggilan terhubung.

"Gaara, Gaara, ini aku Dei, Kiba dan agen lain terluka. Beberapa alat juga rusak. Ada sebuah gelombang energi yang sangat kuat menghantam kami secara bersamaan. Sebaiknya kau tetap di sana, target sepertinya sedang mengincar Sakura."

"Bagaimana mungkin itu terjadi?"

"Saat pelindung akan di buat, target menyadari keberadaan kita dan langsung menyerang. Aku yakin kepala mu juga sakit tadi, gelombangnya menghancurkan jaringan saat kau mencoba menyalakan earpiece. Code end."

Panggilan pun terputus dan Gaara menghela napas lega untuk kesekian kali nya, ia bersyukur tidak ada korban jiwa meski rekannya mengalami luka. Tapi setidaknya Tuhan masih memberi kesempatan untuk mereka hidup.

Sementara itu Sakura berusaha membuat diri nya sendiri tenang, terutama jantung nya. Ia juga merasa malu, kenapa ia menangis seperti itu dalam dekapan Gaara, itu akan menambah poin kalau Sakura lemah.

Sakura menarik napas dalam dan berhasil menguasai diri, ia melihat Gaara sudah berada di dekatnya. Pria itu juga tampak canggung, tentu saja, suasana menjadi canggung akibat drama picisan di pintu depan.

"Kau mau kopi atau teh? Aku bisa membuatkan kedua nya untuk mu." Tawar Sakura.

Gaara menoleh, tenggorokan nya tercekat sehingga ia harus berdeham berkali-kali sebelum akhirnya keluar suara.

"Kopi."

Gaara memutuskan untuk duduk di sofa ruang tamu dan menanti Sakura di sana. Setidaknya ia juga harus mencoba untuk menenangkan diri nya.

Saat mendekap Sakura tadi, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasa nya, seperti ketika ia di kejar oleh hal yang menakutkan. Gaara tau itu tidak normal karena Sakura bukanlah hal yang menakutkan bagi nya.

Sakura datang membawa dua cangkir kopi untuknya dan Gaara, ia sekarang sudah lebih santai karena sudah mulai melupakan kejadian tadi.

Meski ia menyimpan itu sebagai kenangan indah di lubuk hatinya yang paling dalam, dekapan Gaara membuatnya ketagihan ingin merasakan nya lagi.

"Aku sudah menyuruh mu untuk pulang kan tadi? Apalagi kau ternyata sedang tidak sehat seperti itu, Gaara."

Gaara meminum sedikit kopi yang di bawakan oleh Sakura, barulah ia menoleh pada gadis itu.

RED LIGHT (GaaSaku) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang