Karena banyak yang minta boubel update, gara-gara ceritanya ke gantung🤭 okeh aku lanjut, tapi jangan lupa vote ya.
Let's go!
🦊
Semua orang terkejut, tersentak kaget. Tak terkecuali Sunghoon, namun sebisanya laki-laki itu menampilkan raut wajah tenang, walaupun dalam hatinya sudah menggeram marah.
"Mau ngaku kalah, atau dia bakal tewas," ujar Guanlin meremehkan. Pisau yang ada di tangannya diarahkan ke leher orang yang sedang di sandranya.
Mata Sunghoon menelisik, bagian pelipisnya yang sedikit berdarah, sudut bibirnya sobek, pipinya lebam. Pandangannya beralih ke bawah, telapak tangan yang lecet dan celana panjang yang sobek memperhatikan lututnya yang berdarah. Matanya tambah menggelap, apalagi ini menyangkut orang yang berarti dihidupnya.
Semua terdiam, tak ada yang berontak atau berbicara. Mereka tak mau mempertaruhkan nyawa seseorang. Mereka diam menunggu jawaban ketua mereka- Sunghoon.
Sunghoon melangkah maju, saat sampai di hadapan Guanlin. Laki-laki itu menatap tajam musuhnya. Tangannya mengepal mendengar bisikan Guanlin.
"Lo pikir gue ngak lihat dia?, Mau lo nambah kecepatan, jangan lupa gue ngak rabun."
"Lepasin!" ujar Sunghoon menggeram marah.
"Loh buat apa?, Ngaku kalah dulu dong," ujar Guanlin lalu tertawa.
Hal itu menjadi kesempatan buat Sunghoon, laki-laki itu langsung menyambar pisau yang ada di tangan Guanlin yang sedang sibuk tertawa. Sunghoon Menarik tangan orang yang di sandra Guanlin sehingga jatuh di pelukannya.
"Bangsat!" maki Guanlin berusaha menarik Sunoo dari pelukan Sunghoon.
"Lama amat," keluh Jake yang langsung dihadiahi tatapan tajam mereka. Apalagi posisi laki-laki itu yang sudah duduk selonjoran di jalan.
"Gue udah bilangin jangan bikin khawatir," desis Sunghoon berbisik. Tanganya terus memeluk posesif tubuh Sunoo yang terdiam kaku.
"Ji," panggilan Sunghoon menoleh ke belakang.
"Siap bro," ujar Jisung langsung membawa Sunoo mundur, menjauh dari lokasi tawuran.
Sunoo terdiam sampai mereka terduduk di atas batu. Agak jauh dari lokasi namun masih terlihat.
Sedangkan Sunghoon sendiri langsung melayangkan pukulan-pukulan kepada Guanlin diikuti anak-anak lainnya. Mungkin jika orang lain yang di ganggu, Sunghoon tidak akan Semarah ini. Tapi ini menyangkut istrinya, apalagi istrinya itu sedang hamil. Sunghoon bersumpah jika terjadi apa-apa pada anak dan istrinya, Guanlin lah yang pertama ia bunuh.
"Anjing!" maki Sunghoon menendang dada Guanlin saat mengingat luka yang ada ditubuh istrinya itu memang cukup parah.
Otot lehernya mengencang, tatapan yang membunuh itu menggambarkan betapa marahnya Sunghoon.
"Jadi?" ujar Guanlin masih tersenyum remeh meski sudah banyak luka ditubuhnya."itu beneran pacar lo kan?"
"Berarti salah dong kalo gue tadi nampar dia." ujar Guanlin setelah berpura-pura meringis, "mana kenceng banget lagi,"
Cukup. Sunghoon tak tahan, laki-laki itu menerjang Guanlin membabi buta. Guanlin tersungkur tapi Sunghoon masih tak bisa mengontrol emosinya.
"Bangsat!, Berdiri lo!" Sunghoon mencengkram kerah baju Guanlin. Tanganya ia layangkan pada muka Guanlin yang sudah di penuhi luka.
"Hoon...udah woy, mati anak orang entar."
Jay langsung menarik kerah belakang Sunghoon, melihat adik sepupunya yang sudah kelewatan batas. Banyak yang terluka, namun mereka bisa mengatakan menang kali ini. Tapi melihat Sunghoon yang tak mau berhenti, membuat yang lain menganga. Sunghoon terus memukuli Guanlin sampai orang itu hampir pingsan.
Sunghoon menghembuskan nafasnya kasar. Rasa tak puas masih memenuhi hatinya. Dia tak rela istrinya menjadi korban seperti sekarang ini.
Mereka berkumpul ke tempat Sunoo dan juga Jisung berada. Beruntung sekali laki-laki itu tak ikut bertempur sehingga mampu tersenyum mengejek yang membuat mereka mendengus keras.
Banyak dari mereka yang menanyakan atau meminta maaf pada Sunoo karena laki-laki itu terbawa dalam masalah mereka. Namun ucapan Sunghoon yang menyuruhnya langsung ke markas membuat mereka bergegas. Mereka menjauh pergi, menjalankan motornya untuk mengobati luka-lukanya di sana. Biarlah Sunghoon yang menyelesaikan masalah.
Sunghoon perlahan menghampiri Sunoo yang masih melamun diam. "Maaf ya?" ujar Sunghoon mengelus surai rambut laki-laki di hadapannya. Sunghoon perlu berjongkok untuk menyamakan tinggi sejajar dengan Sunoo.
"Ka, pulang," ujar Sunoo lirih, suaranya tertahan ditengorokan.
"Ke markas dulu oke?, Kita obati lukanya,"
Sunoo tak menjawab, tapi mengulurkan tanganya minta bantuan untuk berdiri. Tenaganya terlalu lemah saat ini. Tapi Sunoo bersyukur, Guanlin tak tau jika dia sedang hamil. Karena kalu dia tau maka yang menjadi incaran bukan dirinya melainkan anak yang sedang ia kandungan.
Sunghoon memasangkan helem di kepala laki-laki itu, sedikit menyingkirkan rambut yang menutupi luka Sunoo yang masih basah.
Sunoo diam tak menangis, tapi Sunghoon melihat ketakutan dari sorot mata istrinya. Dan lagi, tangan Sunoo mengerat dipeluknya, bergetar. Sunghoon bisa merasakannya.
🦊
Sunghoon tak peduli keadaan disekitarnya, laki-laki itu menarik lengan Sunoo pelan memasuki markas tanpa menghiraukan tatapan bingung teman-temannya kecuali Jay. Mereka kini sedang duduk untuk mengobati luka masing-masing.
Tenpa bicara saja Sunghoon sudah tau apa yang ada di pikiran teman-temannya.
Setelah menduduk kan Sunoo di kursi, Sunghoon mengambil obat merah dan kapas untuk mengobati luka istrinya. Sunghoon memilih kursi belakang untuk mereka berbicara, sehingga teman-temannya tak melihat atupun mendengar pembicaraannya nanti.
"Sini!,"
Sunoo terdiam, sedikit meringis kecil saat Sunghoon mengobati lukanya. Wajahnya fokus menatap wajah Sunghoon yang bahkan lukanya lebih parah darinya.
"Cerita!,"
"Hmm?" tanya Sunoo pelan, kemudian mengangguk.
"Tadi pas nunggu kaka di tempat biasa, mereka datengin aku," Sunoo menghentikan ucapannya sejenak. Menelan ludah gugup. "Terus mereka maksa aku, di suruh ikut ke markas mereka."
"Ini?," tanya Sunghoon menujuk luka-luka Sunoo.
Mata Sunoo mulai berkaca-kaca. "Ditampar, dipukul, kegores," ujarnya yang langsung memeluk suaminya. Menumpahkan tangisan yang sedari tadis ia pendam.
Sunghoon mengusap-usap punggung istrinya, mencoba menenangkannya. Berbeda dengan hantinya yang sudah ingin menghajar wajah Guanlin lagi.
"Papa kamu nakal banget, udah bolos mana tawuran lagi," Sunghoon tersenyum tipis mendengar ucapan Sunoo ditengah tangisannya.
Sunoo melepaskan pelukannya, kemudian tersenyum lebar. Meski wajahnya sembab masih terpatri di wajahnya.
"Sini gue obati,"
"Pelan-pelan..."
🦊
Kalo ada Typo maklumin ya beb.
Next?
![](https://img.wattpad.com/cover/289217669-288-k484027.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Pregnant [End✓] ||Sungsun||
Fanfiction📌 CERITA INI FIKSI NO REAL 📌meski cerita udah end jangan lupa vote-nya ya🤗 Kim sunoo, anak muda yang harus meratapi nasibnya yang hamil di luar nikah bersama Park Sunghoon, anak dari keluarga Park yang terbilang sangat terpandang. Apakah Sunghoon...