23.

13K 1K 132
                                    

Maaf guys baru update...

Typo masih bertebaran.

🦊

Sunghoon tidak bolos, hebat kan. Entah apa yang merasuki Sunghoon. Sebenarnya bolos maupun tidak bolos sama saja bagi Sunghoon. Tak ada pelajaran yang masuk ke otaknya.

Sedari tadi laki-laki itu hanya bermain Hp. Mulai dari game, Bosan. Dengerin musik, ngak mau. Tiduran, ngak ngantuk.

Sedangkan teman-temannya sudah tepar di bangku masing-masing. Saat ini mereka hanya mengerjakan tugas, jadi pengawasan tidak terlaku Ketat. Guru Ran hanya duduk dibangkunya. Menulis sesuatu, sesekali melirik kearah mereka.

Semuanya langsung menoleh ke arah sumber suara saat mendengar dering Hp. Guru Ran pun menatap tajam ke arah Sunghoon.

Tidak dengan Sunghoon yang wajahnya mengernyit heran melihat nama istrinya tertera dilayar. Tak mau basa-basi, Sunghoon mengabaikan semua orang yang menatapnya lalu mengangkat telfonnya.

Jantung Sunghoon berdetak dua kali lipat, pikirannya melayang. Dengan cepat, ia berlari keluar tanpa memperdulikan panggilan guru Ran yang murka kearahnya.

Sunghoon Membuat bilik toilet secara kasar. Tidak peduli ada orang atau tidak didalam. Sampai di toilet paling pojok, mata Sunghoon membulat kaget saat melihat Sunoo tergeletak dilantai.

Tangannya bergetar saat mengangkat istrinya dalam gendongan. Terlebih lagi, darah yang merembes di celana Sunoo semakin banyak.

"Tahhan pliss," gumamnya pelan sambil berlari. Walau Sunghoon tau, Sunoo tidak mendengarnya karena mata laki-laki manis itu sudah tertutup.

Sunghoon takut saat ini, takut kehilangan orang yang sangat dicintainya.

🦊

"Gimana bisa sampe kaya gini sih Hoon?" tanya Irene, mama Sunghoon marah.

"Sunghoon ngak tau ma, Sunoo telfon aku dalam keadaan kaya gini," ujar Sunghoon pelan, hatinya juga takut, resah.

"Tapi anak mama ngak pa-pa kan Hoon?" kali ini Yerin yang bertanya. Wanita itu memegang tangan anaknya yang masih terbaring di brangkar dalam keadaan tak sadarkan diri.

"Pendarahan, pendarahan kecil. Tante Wendy bilang habis ini bakal bangun," ujar Sunghoon menjelaskan sesuai kata Wendy tadi.

Matanya menatap wajah Sunoo yang masih asik memejamkan mata. Membuat rasa sesak didada lebih terasa nyata. Sunghoon tak tau siapa yang melakukan ini.

"Semoga ngak pa-pa," ujar Irene menenangkan. "Yerin, kita cari makan dulu yuk?" ujar Irene yang tau bahwa anaknya ingin waktu berdua dengan Sunoo.

Yerin mengangguk, mereka berjalan keluar dari ruang inap.

Setelah kedua orang tuanya itu keluar, Sunghoon duduk dikursi samping tempat Sunoo terbaring.

Matanya menatap marah pada luka disudut bibir dan pipi Sunoo yang masih memerah, tak terlalu kelihatan memang. Tapi Sunghoon tau itu.

Sunghoon langsung berdiri saat dirasa tangannya yang memegang tangan Sunoo mendapatkan sambutan.

"K-ka.."

Sunghoon tersenyum mendengar panggilan lirih itu, "hmm, kaka disini," ujarnya mengecup dahi Sunoo cepat.

"K-ka, bayinya ngak pa-pa kan..." tanya Sunoo lirih, rasa ketakutannya masih bersarang dihatinya. Bayangan Yuna yang mengincar bayinya membuat mata Sunoo memanas.

Young Pregnant [End✓] ||Sungsun||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang