Happy reading
"Dor"
"Mama gue janda," latah Rea lalu membalikkan badannya dan terlihatlah Gia yang sedang cengo.
"Untung gue nggak punya penyakit jantung anjir." Rea memukul lengan Gia membuat gadis itu terkekeh lalu duduk di samping Rea.
"Lo udah ngerjain tugas yang dikasih Pak Arif kan?" tanya Rea membuat Gia terdiam. Ia menatap ke arah sahabatnya itu dengan panik.
"Tugas apaan?" tanyanya panik membuat Rea berdecak. Pasti dia nggak ngerjain lagi.
"Makanya lo jangan nonton mulu, jadi lupa kan sama tugas," ujar Rea memberitahu membuat Gia mengangguk lalu menggoyangkan lengan Rea.
"Buseett, santai." Rea melepaskan tangan Gia yang ada di lengannya.
"Terus gimana dong?" tanya Gia dengan memelas membuat Rea mengangkat bahunya. Ya mana Rea tau.
"Jahat lo." Gia mendorong Rea dengan sedikit kuat membuat gadis itu hampir saja jatuh.
"Untung temen, kalo nggak udah gue cekek Lo sampe mati," gumam Rea sembari geleng-geleng kepala.
________________
"Gia," panggil Pak Arif membuat Gia gugup seketika. Mampus, ujarnya dalam hati.
"Mana tugas kamu?" tanya Pak Arif membuat Gia tersenyum canggung.
"Maaf pak, saya belum mengerjakan," jawab Gia sembari cengengesan membuat Rea menginjak sepatunya.
"Awsshh apa sih Lo?"
"Gausah cengengesan, lo liat muka pak Arif udah kek banteng mau nyruduk."
"Gia, keluar kamu dari kelas saya dan hormat bendera sampai jam pelajaran saya selesai," tegas pak Arif membuat Gia terdiam. Mampus.
"Re, tolongin gue," gumamnya namun Rea mengacuhkannya seakan tidak mendengar kalau Gia sedang memohon-mohon padanya.
"Dasar temen laknat," umpatnya dalam hati lalu ia keluar dari kelas menuju kantin. Siapa bilang Gia ke lapangan, tentu saja tidak.
Ia duduk di kantin yang masih sepi sembari melirik kanan dan kiri.
"Neng, kok udah keluar? Kan baru pelajaran pertama." Bu Rini, pemilik kantin duduk dan menyapa Gia.
"Gia disuruh keluar Bu, sama pak Arif," keluhnya membuat Bu Rini geleng-geleng kepala. Lagi?
"Sama lagi kayak waktu itu ya neng?" tanya Bu Rini dan dibalas anggukan oleh Gia. Ya memang seminggu lalu Gia juga dihukum tidak boleh mengikuti pelajaran Bu Tina, guru Fisika. Sekarang gantian pak Arif guru Kimia. Besok siapa lagi? Pak Wawan atau Pak Wandi?
"Bu, Gia pesen mie ayam satu dong."
Bu Rini mengangguk lalu kembali untuk membuat mie ayam. Gia menunggu mie ayam miliknya datang sembari mengetuk-ngetuk meja.
Matanya menyipit kala menangkap seorang laki-laki berjalan dari arah lab IPA menuju koridor. Lab IPA memang dekat dengan kantin namun tempatnya agak di belakang dekat dengan perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Story [end]
Teen FictionSequel of Nikah Muda SUDAH END TIDAK DI REVISI Menceritakan tentang dua orang anak kembar beda jenis yang juga masing-masing beda sifatnya. Tidak hanya kisah percintaan mereka melainkan juga masalah kecil yang terjadi baik di keluarga maupun lingkun...