17. Pengumuman

1.1K 106 4
                                    

Hellaw
Kemaren banjir makanya nggak up kwkwkwkwk

✨Happy reading ✨

"APAAA?"

Naya masih tersenyum senang kemudian memberikan testpack kepada orang tuanya terlebih dahulu. Sedangkan Revan dan si kembar masih kalut dengan pikirannya masing-masing.

"Alhamdulillah, ya Allah pa kita punya cucu lagi," ucap bunda Intan terharu kemudian memeluk besannya.

"Alhamdulillah intan, akhirnya kita punya cucu lagi," balas mama Riana sembari membalas pelukan intan.

"Sayang, kok bengong." Naya mengusap lengan suaminya yang masih terdiam.

"Serius kamu beneran hamil?" tanya Revan menatap istrinya lamat-lamat.

"Iyaa, serius. Liat deh ini testpack nya"

Revan langsung memeluk Naya erat, menyalurkan rasa kasih sayang dan terima kasih kepada istrinya itu.

Kemudian ia beralih ke perut istrinya yang masih rata.

"Halo sayang, ini ayah. Sehat-sehat ya disana," lirihnya kemudian mengecupnya pelan membuat semua yang melihatnya terharu.

"Waaahh selamat kakak gue yang paling cantik se jagat raya akhirnya gue punya keponakan lagi," ujar Ezra dramatis.

"Hilihhh lo muji gue ada maunya kan?" tuduh Naya membuat Ezra berdecak.

"Sumpah lo curigaan banget sama adek sendiri. Ya nggak lah, ini murni dari hati gue yang paling dalam"

Naya hanya menghela napas kemudian mengangguk. Lalu wanita itu menoleh ke arah dua anaknya yang kini turut menatapnya.

Naya berdiri kemudian duduk di tengah-tengah mereka.

"Seneng gak mau punya adek baru?" tanya Naya kepada kedua anaknya yang masih terdiam itu.

Gio yang semula diam langsung membuka suara.

"Kalo bunda hamil di usia bunda sekarang emangnya gapapa?" tanya Gio hati-hati membuat Naya tersenyum.

"Insyaallah nggak apa-apa, berdoa aja semoga calon adik kamu sama bunda sehat-sehat," jelas Naya membuat Gio maupun Gia mengangguk kemudian memeluk bundanya itu.

"Adek, nanti kalo kamu cewek, kamu bakal kakak dandanin kayak barbie. Nanti kita main bareng yaa," ucap Gia sembari mengelus perut rata sang bunda.

"Kalo adeknya cowo?" tanya Ezra membuat Gia berpikir sejenak.

"Kalo adeknya cowok ya bisa main bola sama Abang, nanti Gia yang masakin biar mereka nggak kelaperan," jawabnya lalu kembali memeluk bundanya.

Semuanya terkekeh mendengar jawaban Gia. Masak katanya? Jangankan masak, masuk dapur aja jarang.

___________

"Yess gue punya adek baruuuu," teriaknya saat sudah sampai di kamar. Entah kenapa hatinya kini malah berbunga-bunga karena mendengar dirinya akan punya adik.

Selama ini ia hanya melihat teman-temannya yang mengeluh masalah adik, bahkan membanggakan adik mereka di grup chat.

"Gue harus kasih pengumuman besok," ujarnya dengan senyum mengembang.

_______________

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Semua murid yang semula ricuh kini berubah menjadi diam karena mendengar suara dari arah ruang guru. Tapi nampaknya suara itu tak asing....

"Mirip suara Gia," ucap Agas membuat Gio mengangguk. Laki-laki itu menunggu apa yang akan dikatakan Gia selanjutnya.

"Halo saya Gia dari kelas X IPS 3, jadi disini Gia mau ngasih tau kalo...."

Gia menggantungkan ucapannya membuat semua murid penasaran termasuk guru yang ada di ruang TU ataupun yang mendengarkan.

"Gia mau punya adek baruuu yeeeaayyy," teriaknya girang membuat yang lainnya menghela napas. Mereka pikir ada apa, ternyata hanya ini.

"Jadi, Gia mohon nanti kalo Gia lewat di deket kalian tolong ucapin selamat ya....makasiiii yaudah babaaayy," ucapnya kemudian mematikan mic nya.

"Astaga kelakuan kembaran lo tuh." Gio hanya geleng-geleng kepala saja melihat kelakuan Gia tadi.

Sekeluarnya dari ruang TU, banyak sekali yang mengucapkan selamat untuk Gia. Astagaaa Gia jadi senang kalau begini.

"Eh, lo nggak mau ucapin selamat buat gue?" tanyanya pada Devina yang masih menatapnya sengit. Gia tahu, Devina tidak sepenuhnya berubah ya cuman buat caper aja ke Gia biar dapet restu pacaran sama Gio.

"Hmm, selamat," ucapnya tidak ikhlas namun mampu membuat Gia tersenyum.

"Sama-sama, calon kakak ipar..." kata-kata Gia yang terakhir mampu membuat Devina dan mereka yang mendengarnya kaget bukan main.

Gia berjalan menuju kelasnya sembari menggerutu dalam hati.

"Ya Allah semoga dia nggak jadi kakak ipar Gia. Nggak rela Gia ya Allah Abang Gio yang gantengnya 11 12 sama Park Hyung Sik nikah sama titisan nyi Roro kidul begitu," batinnya.

Duk

"Aduh"

"Bwahahahahhahaha." Gia merengut ketika melihat Rea menertawakannya karena kepalanya tersantuk pintu kelas.

"Lagian Lo sih ngapain disini." Gia menendang pintu kelasnya kemudian masuk dengan wajah merengut.

"Lah malah ngamuk, lo nya sih jalan sambil merem, kepentok kan hahahah," ucap Rea menertawai Gia yang masih kesal.

"Awas aja tu pintu, kalo besok masih diem di situ gue geprek terus kasih sambel ijo," ancamnya membuat Rea menggeplak lengan sahabatnya itu.

"Heh, udah dari jaman dulu itu pintu ada di sono, Lo mau pindahin ke mana? Ke meja guru?"

"Gatau pokoknya gue pindahin. Seenaknya aja bikin jidat gue yang mulus dan cantik paripurna malah benjol kayak bakso beranak," ketusnya dan lagi-lagi hanya dibalas tawaan oleh Rea.



"Lo ngapain tadi pake ngasih pengumuman segala?" tanya Gio. Kini Gia, Rea, Gio dan Agas berada di kantin ya yang pastinya lagi makan.

"Kenapa? Nggak boleh?" jawab Gia tak santai. Gio menggeleng.

"Nggak gitu, auah males gue jelasinnya." Gio kembali memakan baksonya dan tentu saja dibiarkan oleh Gia.

"Emmm Gi," panggil Agas membuat Gia dan Gio sama sama mendongak membuat Agas gugup.

"Lo manggil siapa? Gue?" tanya Gia dan dibalas gelengan oleh Agas.

"Kenapa?" kini Gio yang bertanya.

"Emm..gue mau minta izin," ucapnya membuat kening Gio berkerut.

"Ngapain?"

"Nanti malem..."

"Gue boleh ajak Gia jalan?"
















Widihhh diajak jalan nih sama Agas
Kiw kiw
Kira-kira dibolehin nggak sama si Gio?

See u next chapter byeeee 💜

Twins Story [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang