38. Aneh

1.1K 192 64
                                    

From Solar Noona:
Nanti tunggu aku sepulang latihan Cheer

To Solar Noona:
Maaf noona aku tidak bisa

From Solar Noona:
Baiklah, hari ini tugas miss Seo di kumpulkan, kamu mau Rose dapat nilai E? Karena aku yang memberinya nilai nanti

Rio menghela nafas lelah, ia tertekan tapi tak ingin istri nya dapat masalah, jadi ia terpaksa menurut dengan semua permintaan Solar, setiba di kampus, Rio kaget mendapati Yeri berjalan santai memasuki kelas nya.

"Syukurlah dia tertolong" batin Rio.


"Oppa" Rose menyenggol lengan suami nya.

"Eh, ya Rosie?" Rio gelagapan, karena melamun, sudah dua kali sang istri memergoki nya.

"Hari ini kita harus membawa Darryl dan Berryl ke rumah sakit, untuk mendapatkan suntikan imunisasi" beritahu Rose


"Nanti aku hubungi Sungjae hyung ne, aku masih ada mata kuliah" bohong Rio beralasan karena ia akan menemui Solar.

Dan Rose di jemput oleh Krystal, bersama anak-anak yang akan di imunisasi, Rio merasa bersalah, hati nya gundah, setelah kepergian mobil sang mommy ia pun menuju ke parkiran, untuk menunggu Solar.


"Benar kan hyung" adu Jaehyun pada Jisoo yang diam-diam mematai-matai Rio karena curiga akhir-akhir ini dia bertingkah aneh, Rio bukan tipe pria yang mudah nyaman berada di sekitar wanita asing, tapi sekarang ia terlihat akrab dengan Solar yang hampir semua mahasiswa kampus tahu reputasi nya.


"Pasti ada sesuatu" gumam Jisoo


"Rio tidak seperti itu" lanjut nya tak percaya.


"Kita harus cari bukti, sebelum Rose tahu, aku tak ingin terjadi sesuatu diantara mereka"


Minggu adalah hari teraman untuk Rio, karena ia tak bertemu Solar, dan usia anak-anak sudah memasuki dua belas bulan, mereka aktif belajar berjalan.

Rio sedang memakan salat buah dan tiba-tiba Darryl datang, merangkak sambil berpegangan pada celana panjang sang ayah dan berdiri.

"Papapa. . ." Gumam nya, seolah ingin meminta apa yang ayah nya makan.

"Darry mau?" Tawar Rio, sementara Berryl tengah memukul-mukul kan mic mainan nya ke lantai sampai menimbulkan suara yang sangat berisik.

Nyam

Darryl menerima suapan sari sang ayah, berupa potongan mangga, ia terkikik senang sambil mengunyah nya, meringis menatap sang ayah.

"Mau lagi?" Rio kembali menyuapi nya, dan ini menimbulkan kecemburuan bagi Berryl, ia lalu merangkak cepat menghampiri oppa dan ayah nya itu, Rose sendiri sedang berbenah rumah, dan menyerahkan anak-anak pada ayah nya.

Rio mengulurkan tangan kanan nya, hendak membantu sang putri berdiri, di sebelah kaki kanan nya, ia tak curiga sang putri masih memegang mic mainan, dan setelah berdiri tegak.

Bugh

Berryl memukul kepala oppa nya dengan mic mainan tadi karena ia cemburu.

"Berryl, no" kaget Rio, Darryl langsung menangis kencang, sambil memegangi kepala nya, karena mendapat pukulan dari noona nya.

Rio mengusap-usap kepala Darryl, dan Berryl menatap tanpa dosa.

"Berryl tidak boleh nakal sama oppa, mengerti?" nasihat Rio, meski tak ada nada marah atau kesal dalam berbicara, tapi mata Berryl langsung berkaca-kaca, sakit hati merasa di marahi oleh ayah nya, Rio terkejut.

"Papa tidak marah" lanjut nya, tapi terlambat, sang putri sudah ikut menangis kencang, ia lalu memangku nya diatas paha kaki kanan dan tangan kiri nya menahan tubuh Darryl yang berpegangan di kaki kiri nya.

"Oppa, ada apa?" Panik Rose mendengar kedua putra dan putri nya menangis, Rio memberi kode agar sang istri mengambil alih sang putra.

"Berryl memukul Darryl, dan saat aku menasehati nya, Berryl malah ikut menangis" jelas Rio, Rose pun tak menyakahkan suami nya, ia membawa sang putra ke dapur, dan Rio membawa sang putri keluar rumah, Berryl menopangkan dagu nya diatas bahu sang ayah sambil terisak kecil, Rio pun mengusap-usap punggung nya.

"Papa tidak marah, jangan menangis ne" hibur Rio pada sang putri, sambil mengajak nya jalan-jalan di sekitar rumah mereka.

Rio memangku Berryl sambil duduk di depan rumah, Hank tiba-tiba muncul dan ikut duduk tenang disisi kanan Rio.

"Berryl dengar kan papa" tutur Rio lembut dan sang putri pun menatap polos sang ayah masih dengan bekas tangis nya.

"Berryl tidak boleh main pukul apalagi dengan Darryl oppa, kalian sebagai saudara harus nya saling menjaga, ya? Tidak boleh saling menyakiti" tutur Rio lembut sambil mengusap air mata sang putri, Berryl kembali menjatuhkan kepala nya dibahu sang ayah dan kembali terisak, merasa bersalah juga takut.


Rio terlihat malas-malasan untuk ke kampus keesokan hari nya, Rose pun mulai curiga.


"Oppa kenapa?" Tanya nya perhatian.


"Tidak, hanya tak ingin jauh saja dari Darryl dan Berryl" alasan Rio yang sejujur nya tak ingin bertemu Solar.



Di kampus, Rio masih ada kelas, Rose dan yang lain berkumpul di kantin.

"Seperti nya oppa mulai merahasiakan sesuatu dari ku" cerita Rose.

"Maksud mu?" Tanya Irene


"Dia mulai sering menghabiskan waktu di kampus, dan jarang pulang bersama sekarang" lanjut Rose, Jisoo, Seulgi dan Jaehyun saling bertatapan.


"Kerap kali melamun saat di rumah, dan tak biasanya ia malas ke kampus, aneh bukan?" Jelas Rose menatap sahabat nya satu per satu dengan tatapan tak percaya.


"Kamu tak bertanya pada nya?" Ujar Jennie


"Sudah unnie, tapi dia selalu menjawab tidak apa-apa" balas Rose.


"Aku rindu pulang bersama oppa dan menjemput anak-anak bersama, mereka selalu antusias setiap kami datang, dan saat tak menemukan sang ayah bersama ku, Darryl dan Berryl nampak bingung, mencari keberadaan nya dengan wajah kecewa" cerita Rose nyaris menangis.


Jaehyun dan Seulgi mengepalkan tangan kanan nya, marah pada Rio yang telah tega membuat Rose dan anak-anaknya sedih, tapi tidak dengan Jisoo, ia menggeleng menatap Seulgi dan Jaehyun untuk menahan diri, agar tidak menunjukan foto yang mereka punya pada Rose.





#TBC

Hallo LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang