#4 Libur Tanpa Rehat

24 2 0
                                    

Benarkah Rumah adalah tempat paling nyaman?







Hari Minggu di mulai, Dara tetap bangun di pagi hari dan memulai hari dengan mengetuk kamar Endra dan Janu untuk mengambil pakaian kotor mereka.

"Ndra, belum bangun?" Sembari menunggu pintu di buka, Dara mengikat rambutnya asal lalu tak lama pintu terbuka menampilkan Endra dengan mata yang masih setengah tertutup

"Baju gue udah gue cuci kemaren"

Dara menyatukan alisnya bingung, lalu hanya mengangguk dan pergi ke kamar Janu yang sudah pulang dari rumah sepupu.

"Janu, baju kamu mana?"

Tanpa lama terdengar langkah kaki dan suara pintu terbuka, Janu tersenyum kearah kakaknya lalu mengangkat dua keranjang pakaian tersebut dan mendahului kakaknya

"Hari ini Janu bantu ya Kak!"

Mesin cuci rusak, terpaksa mereka mencuci secara manual. Cucian mereka cukup banyak karena hanya hari minggu ini Dara sempat mencuci, karena efek ia bersekolah, les, ekskul, serta beberapa lomba yang akan di adakan. "Gak bakal capek kok Kak, santai aja nyucinya kita mah" Janu sibuk menyikat baju miliknya dan memasukkan ke ember untuk di bilas bersamaan.

"Kak, masa kemarin di Mall tempat Janu, Mas Bino sama A' Ujan ada Ibu-ibu mukul anaknya di depan umum. Anaknya masih kecil banget padahal, terus ya ga pake lama A' Ujan langsung misahin anaknya dari ibunya" Janu menatap sang Kakak yang menyimaknya sembari menyikat baju

"Terus A' Ujan malah di bilang gini nih," Janu menegakkan badannya, memasang wajah galak lalu menunjuk-nunjuk kearah udara kosong

"HEH! Anak Zaman sekarang tidak ada sopan santunnya dengan orang tua!" Ucap Janu dengan suara melengking, Dara tertawa tetapi Janu masih serius bercerita

"Terus ya, A' Ujan bales gini,"

"Ibu, anak Ibu masih kecil ya masa di pukul begini? Kekerasan kepada anak ada hukumnya loh Bu. kondisi anak ibu juga bisa terpengaruh nantinya" Janu memasang tampang sok bijaksana, menunjukkan cara Ujan berbicara saat membalas perkataan Ibu tersebut

"Gak sampai disitu aja Kak!, A' Ujan di bales lagi nih,"

"Ya biasa kali, Zaman saya di pukul pakai gesper besi malah! Saya baik-baik saja tuh!" Janu bersuara dengan melengking lagi, Dara kembali tertawa

"Janu, kamu nyontohinnya cocok banget!" Dara tertawa terbahak-bahak saat Janu malah berbicara dengan suara melengking

"Ya ampun anak gadis, ketawanya kok ngakak begitu" Janu mencubit Dara dengan gaya seperti nenek-nenek

"Udah ah, lanjut kan cerita mu"

"Terus A' Ujan bales gini,"

"Ya sudah, tak perlu saya jelaskan lagi kepada Ibu. Ibu bisa lihat diri ibu sendiri, ini hasil didikan dengan kekerasan." Janu memasang wajah puas, lalu menoleh ke arah Dara

"Habis itu, A' Ujan nyerahin anaknya ke Ibu itu lagi, setelah Janu beliin es krim dia udah gak nangis lagi. Itu yang liatin A' Ujan rame banget tau Kak" Dara bertepuk tangan

"Pantes ya Kak Anin sayang banget sama A' Ujan".

•••


"ENDRA! INI BEKAS ROKOK KAMU, KENAPA DI SINI SEMUA?!" Endra diam, lalu ia hanya membersihkan abu rokoknya tadi dalam hening

"Sama aja kaya bapaknya, sama-sama bodoh, ga beradab, jorok" ucap Nenek, Endra diam tak merespon ia sedang mengembalikan sapu ke tempatnya.

"Gak Dara, gak Kamu, gak Janu, sama aja. Ga pernah bantu sedikit pun"

Buntara Dara || Jung Sungchan & Park Jisung [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang