02: Seperti Putri Dan Pangeran

1.2K 185 32
                                    


Hai guys, terima kasih udah mampir, jangan lupa vote Dan spam komen di tiap chapter nya, thank you!!


~Happy Reading All~
__________________________________

Kata orang kisah cinta itu seperti dongeng, yang dimana ketika seorang putri bertemu dengan pangeran tampan dan mereka saling jatuh cinta. Semudah itukah kisah cinta?, apakah eca perlu meninggalkan sepatunya di sekolah dan berharap seorang lelaki tampan menemukannya?.

"Apasih, gak ada cinta-cintaan, masih kecil!." Sahut Mahesa-kakak Eca, melihat adiknya yang sedang merengek.

"Udah cukup yaa kemarin kamu ninggalin sepatu kesayangan kakak di sekolahmu." Sambung Mahesa.

"Hehehe, ntar Eca ganti kok." Cengir gadis yang bernama lengkap Nahesya Syakilla.

"Gak usah ganti,"

"Cukup ganti pakai senyum Eca aja." nada bicara Mahesa tiba-tiba pelan sambil memakaikan adiknya itu helm.

"Idih, dasar buaya!."

Eca menekuk wajah nya sambil memanyunkan bibir nya selagi Hesa merapikan anak-anak rambut  yang menutupi wajah nya.

Entah mengapa Mahesa tidak bisa memarahi apalagi membentak Eca yang selalu ada-ada saja tingkah random nya.

"Tapi lain kali jangan di ulangi lagi." Sahut Mahesa.

"Iyaaa kak Hesaaaaa,"

"Pagi-pagi udah galak banget." Timpal Eca sangat pelan akan tetapi dapat di dengar Mahesa.

"Becanda kak, jangan liatin Eca kayak gituuu, takutt." Cengir gadis itu yang ketakutan di tatap tajam Mahesa.

"Siapa juga yang mau marah kamu?, kalak mau suruh kamu naik, atau kakak tinggal aja?." Mahesa menarik gas motor nya sedikit lebih jauh dari Eca.

"Eh kak Hesa!, jangan tinggalin Eca dongg!." Teriak Eca.

"Makanya cepetan naik."

"Iya, iya."

*

Udara kota Bogor sangat sejuk pagi ini, angin sepoi-sepoi meniup lembut surai rambut Eca yang terurai. Bagian kesukaan Eca setiap mau berangkat sekolah adalah ketika ia menghirup aroma tanah yang basah akibat hujan semalam seperti sekarang, dan suara siulan kak Hesa yang sedang mengendarai motor.

Namun bagian yang paling Eca tidak sukai adalah ketika ia sudah dekat dengan jalan ke sekolah.

Rasanya mules, deg-degan, dan pengen putar balik.

Mau tidak mau Eca harus menerima keadaan ini, apalagi keluarga Eca adalah keluarga yang berpendidikan dan sangat mementingkan pendidikan,  walaupun ayah dan bundanya tidak terlalu memaksa nya untuk memiliki nisai yang sempurna, tapi Eca sadar apa yang harus dia lakukan agar bisa menjadi orang yang sukses.

Kini motor Mahesa berhenti tepat di depan gerbang sekolah adik tersayang Nya.

Eca turun dari boncengan Mahesa lalu langsung mencium punggung tangan kakaknya itu.

"Sepatunya jangan di tinggalin lagi, kalau di tinggalin lagi besok Eca datang pakai sandal swallow aja!." Ujar Mahesa.

Mendengarnya, Eca berdecih sambil menunjukan ekspresi tidak suka.

Mahesa tertawa kecil kemudian lelaki yang sekarang duduk di bangku kelas 1 SMA itu langsung menjalankan motornya.

Eca mendesah berat sembari melihat gedung sekolah nya, "Semangat Eca." Gumamnya.

Untuk Dika [Tahap Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang