18:Where Are You?

311 66 26
                                    

***
Happy Reading All!

Malam ini, Eca sedang asik menonton televisi di ruang tengah. Tiba-tiba Mahesa merebut remot dari tangan nya.

"Kak!!." Teriak Eca.

"Bentar doang kakak mau nonton berita." Ujar Mahesa.

"Yak! Kak Hesa balikin!!." Eca tampak sangat emosi, bagaimana tidak? Dia sedang asik menonton tiba-tiba kakaknya merebut remot dari tangan nya dan langsung mengganti channel tv.

Mahesa mengangkat tangan nya setinggi mungkin agar Eca tidak bisa meraih remot dari tangan nya.

Mahesa terkekeh melihat adiknya melompat-lompat agar bisa mengambil remot.

Eca mendengus kesal, karena tubuh nya lebih pendek dari kakaknya dia tidak bisa meraih remot itu.

"Tumbuh tuh ke atas bukan ke samping, makanya minum hilo sana." Ledek Kak Hesa.

"Dasar titan." Desis Eca.

"Terjadi kecelakaan mobil dari bogor menuju ke jakarta, di duga kecelakaan itu di sebabkan rem blong." Ucap seorang reporter.

Sontak Eca dan Hesa menoleh.

"Kak i-itu mobil Arvin gak sih?." Tanya Eca setelah melihat foto mobil yang sudah tak berwujud lagi di tv.

"Ada 3 orang dalam kecelakaan ini. Mereka adalah keluarga, pak Indra dan bu Renjana sudah di temukan, jasad mereka sekarang sedang di otopsi, namun anak mereka Arvin Saputra belum di temukan."

Mata Eca dan Hesa melotot setelah menonton berita itu. Pikiran mereka saat ini kosong.

"Di duga Arvin terlempar keluar dari mobil." Sambung Reporter itu.

Mahesa langsung mematikan televisi. Dia memegang pelan bahu adik nya yang sedang membeku.

"Ca," Panggilnya pelan.

Eca langsung berdiri dari sofa dan berlari memasuki kamar nya. Ia langsung mengambil ponselnya mencoba menghubungi Arvin namun tidak aktif.

Tiba-tiba sebuah panggilan masuk dari Alya. Eca segera mengangkat nya.

"Ca, lo udah lihat berita kan?." Tanya Alya.

"Iya, Al bilang gue kalau itu bukan Arvin." Lirih Eca pelan, dia menahan tangis nya.

"Ca, gue gak bisa bilang apa-apa saat ini, kita hanya bisa berdoa agar Arvin selamat." Jelas Alya.

"Gue tutup dulu yaa, Samsul telepon gue." Sambung Alya.

Seseorang mengetok pintu kamar Eca. Karena tidak ada jawaban dari Eca orang itu langsung membuka kamar nya.

"Bunda.." Lirih Eca pelan.

Bunda memeluk anak nya,Wanita itu mengelus lembut surai rambut Eca.

Tangis Eca pecah saat di peluk bunda nya.

"Bunda, Arvin..." Ucap nya di sela-sela tangisnya.

"Doakan saja supaya Arvin selamat yaa." tutur Bunda.

"Bunda dapat kabar kalau Jasad Ayah dan bundanya Arvin mau di pulangkan ke bogor." Ucap Bunda.

Eca mendengarkan ucapan bunda nya namun dia masih menangis di dekapan sang ibunda.

Sudah tengah malam namun Eca masih setia menghubungi Arvin walaupun tidak ada jawaban dari laki-laki itu. Bahkan chat nya tidak di baca.

"Vin jangan gini!Kalau lo pergi siapa yang beresin buku-buku ku? Siapa yang bantu Eca kerjakan PR matematika?." Gumam nya sambil menahan tangis.

Untuk Dika [Tahap Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang