35: Akhirnya

204 47 15
                                    

"Gue suka sama lo."

DEG!

Jantung Eca rasa nya berhenti berdetak. Cewek itu terbelalak mendengar pengakuan Dika.

UHUK! UHUK! UHUK!, tepat saat itu juga Eca tersedak di buat Dika.

"Ehh, Ca lo gapapa?." Tanya Dika khawatir.

"Gapapa apanya," Gerutu Eca sambil menutup botol mineral nya. "Eca pergi kelas dulu." Pamit nya sambil berlari terburu-buru meninggalkan Dika.

"Gue.... Ditolak (?)." Batin Dika.

Eca tersenyum kecil sambil berlari kecil menuju kelas nya. Dia masih tidak menyangka bahwa dia bisa meleleh kan seorang cowok yang di kenal sedingin beruang Kutub. Andika.

Dika mendengus kasar, dia mengacak-acak rambut nya frustrasi. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dia katakan tadi. Jujur, dia malu. Sangat malu. Dia tidak tahu mau di taruh di mana muka nya saat bertemu Eca nanti.

"Andika, kenapa belum ke kelas?." Teriak seorang guru.

Dika menoleh pada guru itu, "I-iya pak, ini mau jalan." Balas Dika.

Dika berjalan memasuki koridor. Tidak seperti biasa nya, Dika memilih berjalan melewati kelas Eca, padahal kelas nya dan Eca tidak searah. Namun entah apa yang cowok itu pikirkan sekarang, dia mengintip sebentar Eca dari jendela.

Terlihat cewek bernama asli Nahesya syakilla itu sedang serius melihat papan tulis.

"Eca, Ca." Panggil Dika dengan berbisik karena takut ketahuan guru.

Mina. Teman sebangku Eca menengok ke arah jendela setelah mendengar suara berat seseorang.

Dika menunjuk Eca untuk memberi isyarat pada Mina. "Panggilin Eca." Ucap Dika masih dengan bisikan.

Mina mengangguk paham. Cewek itu menyenggol lengan Eca. "Kenapa sih?." Tanya Eca sedikit risih.

"Galak banget lo, itu cowok lo nyariin lo." Kata Mina.

Eca melihat kearah jendela.

"Temuin gue nanti jam istirahat." Masih dengan bisikan Dika memberitahu Eca dari luar jendela. Sesekali cowok itu memakai isyarat tangan agar Eca paham.

Jujur saja. Dika membuat Eca merasa gemas pada nya. Namun Eca mencoba menahan rasa gemas itu.

Eca mengangguk sebagai balasannya. Setelah itu, Dika yang sedari tadi berjinjit langsung menurunkan kaki nya karena merasa keram.

Cowok itu kembali berjalan ke kelas nya. Baru saja langkah kaki nya memasuki kelas, Tiba-tiba saja Samudra langsung menghampiri nya.

"Kenapa lo?." Tanya Dika melihat Samudra senyum-senyum sendiri.

Tanpa aba-aba, Samudra memeluk nya dengan erat. Dika tidak mengerti situasi macam apa ini, cowok itu melepaskan pelukan Samudra.

"Lo kenapa sih, stres?."

"Dika, gue bentar malem ngedate bareng Alya." Seru Samudra dengan semangat.

"Hah? Ngedate? Apaan itu?."

"Anjir lo gak tahu?, lo dari hutan mana sih, Dik?." Heboh Samudra.

Dika menghela nafas berat. "Gue serius, ngedate itu apa?."

"Susah jelasin nya, lo cari di google aja sana." Ujar Samudra.

Dika berdecak kesal kemudian pergi berjalan ke bangku nya. Samudra terus mengekori nya dari tadi.

"Lo mending balik ke kursi lo sana." Usir Dika pada Samudra.

"Gak dulu Dik, gue lagi mau berbagi kebahagiaan gue."

Untuk Dika [Tahap Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang