Part 36

416 65 6
                                    

Erick hanya mengangguk kan kepalanya, lalu ia menuju ke mobilnya sedangkan rico membawa alvian ke dalam mobil yang di ikuti inne aji dan tammy dari belakang.

Saat alvian dimasukkan kedalam mobil, inne menawarkan dirinya untuk menyandarkan kepala alvian ke pangkuannya

didalam mobil terdapat rico erik dan inne, sedangkan aji dan tammy pergi menggunakan motor.

Sepanjang jalan inne terus mebelai rambut alvian.

"Bertahan ya nak...",

Rico yang mendengar perkataan inne langsung membalikan badannya ke arah belakang mobil.

Rico hanya tersenyum melihat inne, ia berfikir jika inne merindukan sang anaknya sehingga ia begitu sayang terhadap alvian.

Dalam sekejap perjalanan mereka telah sampai dirumah sakit. Rico membopong alvian lalu membaringkan tubuh alvian di ranjang beroda. Para suster bergerak dengan cepat membawa alvian kedalam ruang IGD.

Salah satu suster memohon untuk yang lain menunggu diluar. Inne rico dan erik berdiri di depan ruang IGD.

Terlihat erik yang sangat cemas, ia merasa bodoh karena ia lupa dengan obat alvian.

Rico yang melihatnya langsung menghampiri erick dan menepuk pundak erik sehingga ia tersadar.

"Udah mas, jangan terlalu panik",
"Aku yakin mas, alvian baik baik aja",
"Cuma kita tunggu aja, apa keterangan kondisi alvian",

"Iya ric..."
"Ini juga salah aku, karna lupa dengan obat alvian",

"Udah mas jangan dipermasalahin",
"Insyaallah alvian baik baik saja",

Taklama aji dan tammy datang ia melihat rico erik dan inne sedang berdiri menunggu didepan ruang IGD

"Bund, ayah...",
"Gimana alvian?",

"Alvian masih di periksa",
"Mungkin sebentar lagi dokter keluar",

"Semoga aja alvian baik baik aja",
"Aamiin",

Ditengah kecemasan erik bahwa ia lupa untuk mengabari vino jika sekarang ia berada dirumah sakit.

Sedangkan vino telah sampai di rumah rico. Ia turun dari motornya lalu berjalan ke arah pintu rumah rico
Ia berkali kali mengetuk pintu tetapi tak ada respon.

Dan ia juga tak melihat mobil ayahnya di sekeliling rumah rico. Ia pun berniat ingin menelfon ayahnya.

Baru saja ia ingin menelfon, namun erik sudah terlebih dahulu menelfon vino

"Halo yah",
"Ayah dimana? Vino udah dirumah om rico ni",
"Haa? Rumah sakit?",
"Haa alvian?",
"I iya iya... Vino kesana",

Vino menyimpan kembali handphone di saku celananya ia kembali menaiki motornya laku bergegas pergi kerumah sakit.

*Clekkk*

Suara pintu terbuka

Mereka yang tadinya hanya terdiam kini mengeluarkan beribu pertanyaan.

"Dok gimana alvian?",
"Alvian baik baik aja kan?",

"Alvian baik baik saja",
"Tidak perlu khawatir",
"Ia hanya telat minum obat lalu itulah penyebabnya",

"T tapi dok kok alvian bisa pingsan?",
"Biasanya saja tidak sampai pingsan seperti ini",

"Alvian pingsan bukan karna ia tidak meminun obat",
"Melainkan ingatannya mulai kembali dengan perlahan",
"Dari sebab itula membuat kepala alvian merasa sakit",

"Alhamdulillah...",

"Jadi bapak sama ibu tidak usah khawatir"
"Sekarang alvian hanya diberi obat saja"
"Dan juga alvian sudah sadar",

"Alhamdulillah...",
"Makasih ya dok",

"Baik, saya permisi",

Dokter pergi meninggalkan ruangan IGD, sedangkan mereka pergi memasuki ruangan IGD. Terlihat alvian yang terbaring dengan keadaan sedikit lemas

"Al...",

"a ayah",

"Maaf ya al, ayah lupa kasi kamu obat",
"Sampai kamu jd sakit gini deh",

"ga yah, ini salah alvian",
"Harusnya sebelum pergi alvian minum obat dulu",
"Karna alvian keburu pengen rumah om rico jd lupa",

"Ga, ini salah ayah. Ini kewajiban ayah",

"Udah dong al mas, ga usah ribut",
"Lihat, sekarang alvian udah baik baik aja",

"Iya om, cuma masih pusing dikit aja",

Yang lain hanya tersenyum melihat alvian yang sudah bisa tersenyum kembali. Saat di keasikan mereka datangla vino dengan ke adaan cemas.

Saat tibanya semua orang merasa heran kenapa vino terlisa sangat panik.

"Vin, kamu kenapa?",
"Kok kek panik gitu?",
"Baik baik aja kan",

"huhh, gimana alvian?",

"Santay aja kak",
"Alvian baik baik aja kok",
"Udah kek habis olahraga aja keringatan",

"hadeh, asal tau kaka panik banget sama kamu tau ga sih",
"Eh sampai sini baik baik aja",
"Ihhh keselll mana tadi unggulan",

"Hehe maaf ya kak",

"Udah udah, kok berantem si",
"Kamu juga vino, kek anak kecil aja",

"HAHAHAHAHA",

Yang lain hanya tertawa melihat sikap vino yang berlakon seperti anak kecil.

alvian sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah. Ia kembali memasuki mobilnya sedangkan yang lain menggunakan motor. Sebelum ia kembali kerumahnya ia terlebih dahulu untuk kerumah rico.

Sesampainya di rumah rico, erik dan alvian langsung pergi untuk kembali kerumahnya karena alvian harus beristirahat.

Hari menjelang malam mereka tiba dirumah, erik menyuruh alvian untuk beristirahat di kamar. Agar ia tak merasakan pusing lagi dikepalanya.

Alvian langsung melangkah pergi kekamar nya, ia mengganti pakaiannya lalu pergi kekamar mandi ia mencuci muka dan sikat gigi. Ia keluar dari kamarnya lalu membaringkan tubuhnya.

Keesokkan harinya, alvian terbangun dari tidurnya ia melihat ke arah luar jendela betapa cerahnya langit, burung berterbangan.


Clekkk





Suara pintu terbuka



"eh, anak bunda udah bangun",

"Iya bund, baru aja bangun",

"Yaudah, sekarang kamu mandi",
"Kaka kamu udah pada nunggu di dapur",
"Tas sama sepatu kamu udah dibawah ya",

"Iya bund, alvian mandi dulu",

Bundanya hanya tersenyum melihat alvian, lalu ia menutup kembali pintu kamar alvian lalu pergi ke arah dapur.

Selesai alvian menggunakan baju seragam ia keluar kamar lalu ke dapur, terlihat kedua kakanya dan ayahnya sedang makan.

Alvian langsung bergegas untuk duduk lalu mengambil lauk.

Semua telah selesai makan, mereka bersiap siap untuk pergi berangkat sekolah dan kerja kecuali bunda ia hanya seorang rumah tangga.

"Yaudah bund, ayah sama anak anak berangkat dulu ya",

"Iya yah, hati hati",

"Bund pergi dulu ya",
"Assalamualaikum",

"Waalaikumsalam",

Bersambung...

DIMANA KELUARGAKU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang