BINH-06

389 42 7
                                    

Happy reading guys !!

****

Malam menjemput, Wendy terlihat mondar-mandir di pekarangan Mansion mewah Chanyeol. Waktu menunjukan pukul 22:00KST. Tapi gadis itu belum tidur melainkan menunggu seseorang pulang, Wendy mendudukan tubuhnya di kursi besi yang berada di pekarangan Mansion Chanyeol duduk ditemani angin malam yang cukup kencang meniup beberapa helai rambutnya.

Pandangannya menyipit kala sorot lampu mobil yang ada di hadapannya menyilaukan pandangannya. Wendy beranjak dengan senyumannya ia yakin jika itu adalah Chanyeol akhirnya si pria yang di tunggunya pulang.

Wendy berdiri tepat di hadapan mobil yang berhenti di hadapannya. Benar saja Chanyeol keluar dari mobil itu seraya menatapnya datar
Wendy berjalan mendekat ke arah Chanyeol dan membugkukan tubuhnya sedikit.

"Chan kau sudah pulang, Biar aku bawakan". Ucap Wendy seraya mencoba mengambil tas yang ada di genggaman Pria itu, Namun ternyata Chanyeol menepis tangan mungil yang akan mendarat disana.

Wendy tersentak kaget menatap Chanyeol.

"Kau tidak perlu seperti ini, aku bisa sendiri".

"Tapi Chan..

Chanyeol berjalan melewatinya begitu saja, Wendy terdiam melihat kepergian Chanyeol.
Padahal saat dirumah sakit kemarin pria itu begitu hangat, Kenapa sekarang seperti ini?
Aku berekspetasi terlalu tinggi, Seharusnya aku tidak berharap padanya mungkin buta lebih baik dari pada bisa melihat namun pahit melihat kenyataan.

Wendy kembali berjalan menyusul Chanyeol yang sudah berjalan lebih dulu. Kembali Wendy mencoba sabar dengan sikap Chanyeol padanya itu.

"Emely.. Emely". Teriak Chanyeol pria itu cukup kencang saat berteriak dengan suara beratnya.

"Saya tuan".

Chanyeol melemparkan tas kerjanya ke arah Emely, Dan Emely langsung mengambilnya tanpa menatap pria itu.

Chanyeol pun kembali pergi meninggalkan Emely, Sebenarnya inilah sikap asli dari seorang Park Chanyeol dia begitu kasar terhadap siapapun terkecuali pada Seungwan
Memang semenjak kematian Seungwan banyak sekali sikap Chanyeol yang berubah, Pria itu sedikit tempramen dan selalu seenaknya.

"Emely, Kau tidak apa-apa? Biar aku yang membawakan tas ini". Ucap Wendy pada Emely yang terlihat ragu menatapnya.

"Aku tidak apa-apa Nonna".

"Emely, Maafkan sikap Chanyeol mungkin dia lelah".

"Tidak apa-apa Nonna, Tuan Chanyeol memang seperti itu aku sudah memakluminya".

"Emely, Kau bisa istirahat biar aku yang membereskan semuanya".

"Tapi Nonna".

"Sudah tidak apa-apa".

Emely pun mengangguk dan membungkuk pada Wendy dan meninggalkan gadis itu seorang diri.

Wendy mulai membereskan sepatu dan jas Chanyeol yang ia lempar begitu saja ke sembarang arah, Wendy merapikan satu-persatu barang-barang Chanyeol. Termasuk ponselnya.

Wendy menghela nafasnya, gadis itu mendudukan tubuhnya di sofa seraya menatap ponsel Chanyeol yang tersimpan di meja begitu saja. Wendy mencoba berinisiatif mengantarkan ponsel itu pada Chanyeol walaupun ia tau konsekuensinya nanti akan seperti apa tapi gadis itu tetap berjalan melangkah ke arah kamar Chanyeol.

Sambil berjalan Wendy terus memperhatikan ponsel itu, Wendy menatapnya dan mengusap layar ponsel itu namun ternyata layar ponsel itu menyala tanpa adanya notifikasi. Langkah Wendy terhenti kala menatap gambar di layar ponsel tersebut.

BECAUSE I'M NOT HER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang