Bab 1: Mantan Istri

2.5K 124 0
                                    




"Aku terlalu tua untuk ini," gumam Seokjin pelan saat suara Sowon membuat migrain di kepalanya.

"Permisi? Apa yang kamu katakan?" Sowon menjerit. "Bicaralah, Seokjin."

"Apakah kamu sudah selesai, Sowon? Aku punya beberapa hal yang harus diselesaikan, jadi kapan pun kamu ingin menyelesaikan ini, itu sangat aku hargai," jawab Seokjin. Dia sedang duduk di sofa di ruang tamu besar chateau mereka, menyaksikan istrinya - koreksi : mantan istri - mondar-mandir di depannya.

"Apakah kamu tidak mendengarkanku?" dia menjerit. "Sudah kubilang, aku akan pergi malam ini!"

"Ya, aku mendengarnya. Begitu juga setengah belahan bumi utara. Jika kamu bisa mengecilkan suaramu, mungkin kita bisa mendiskusikan ini seperti orang dewasa. Aku tahu itu sesuatu yang tidak biasa kamu lakukan, tapi aku sakit kepala, dan aku perlu untuk memeriksa Suno."

"Suno, Suno, Suno... hanya dia yang kau pikirkan," kata Sowon masam.

"Kuharap itu benar, terutama mengingat bagaimana dia adalah putra kita . Karena kau jelas-jelas tidak pernah memikirkannya, itu jelas akan menjadi tanggung jawabku," balas Seokjin, amarahnya perlahan tumbuh.

"Aku memiliki hal-hal yang lebih baik untuk dilakukan daripada mengejar seorang anak berusia empat tahun," jawabnya.

"Ya, contohnya tidur dengan lelaki mainanmu," gumam Seokjin.

Sowon bertingkah seolah dia tidak mendengarnya. "Barang-barangku sudah dikemas dan sedang dalam perjalanan ke Jeju. Johnny menungguku di sana."

Seokjin memutar bola matanya.

"Kau tahu ini akan datang, Jin," kata Sowon. "Aku memberimu banyak kesempatan untuk membuat pernikahan kita berhasil, dan kamu tampaknya tidak tertarik untuk mempertahankaknu."

"Ku pikir bahwa putramu akan menjadi alasan yang cukup baik bagimu untuk tetap tinggal," jawab Seokjin. "Terus terang, aku senang menyadari di mana letak prioritas mu. Kami akan jauh lebih baik tanpa mu."

Sowon menghela napas dan bergerak untuk berdiri dengan tangan di pinggul. "Apakah kamu tidak peduli bahwa aku akan pergi?"

"Kenapa harus ?" tanya Seokjin. "Kau tahu pernikahan ini tidak didasarkan pada emosi romantis apa pun. Apakah aku harus terus mengingatkanmu bahwa satu - satunya alasan aku menempelkan cincin itu di jarimu adalah agar Suno menjadi anak yang sah?"

"Suno, Suno, Suno... sebuah kesalahan yang kulahirkan dan merenggut empat tahun terbaik dalam hidupku!" seru Sowon. "Apakah Kau tahu berapa banyak yang harus aku bayar untuk mengembalikan tubuh ku sebelum aku dibebani tubuh bocah itu?"

Seokjin mengepalkan tinjunya agar tidak memukulnya. Dia tidak akan pernah memukul seorang wanita, tetapi terkadang Sowon suka menguji pengendalian dirinya. "Orang seperti apa yang akan menyebut anak mereka sendiri sebagai kesalahan?"

"Aku melakukannya! Dia adalah sebuah kesalahan. Sebuah kesalahan one-night stand," jelasnya.

"One-night stand, ya, itu kesalahan," kata Seokjin padanya. "Suno tidak. Yang dia inginkan darimu, Sowon, hanyalah sedikit perhatian keibuan, namun, kamu tidak pernah memberinya satu ons pun! Kamu tidak pernah memberinya makan, kamu tidak pernah mengganti popoknya, kamu tidak pernah bermain dengannya. Dia bahkan tidak memanggilmu Omma, dia memanggilmu Bibi! Bahkan pada usia empat tahun, dia tahu betapa menyebalkannya kamu."

"Aku tidak pernah ditakdirkan untuk menjadi seorang ibu pada usia 23 tahun, Jin ," katanya. "Aku hampir menggengam dunia di depanku. Kemudian masa muda itu dicuri dariku!"

Seokjin menggosok pelipisnya, yang perlahan mulai berdenyut. "Oke, baiklah, terserah. Perceraian telah diselesaikan, Kau mendapatkan 10 persen dari aset apa pun yang aku miliki, dan Kau dapat memiliki rumah ini. Tapi Suno tetap bersama ku."

Amazing Fake Wedding (JinSoo) (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang