Pendeta mengeluarkan kitab dan kemudian meletakkannya di depan Jisoo dan Seokjin."Maka tibalah saatnya untuk meresmikan perkawinan saudara. Saya persilahkan saudara masing-masing menjawab pertanyaan saya" ucap pendeta itu, "Kim Seokjin, maukah saudara menikah dengan Kim Jisoo yang hadir disini dan mencintainya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maupun duka?"
'Mencintai setia seumur hidup? entahlah ...'
Seokjin menatap Jisoo, "Ya, saya bersedia" kemudian menggengam tangan Jisoo lebih erat.
"Baiklah," kata pendeta itu begitu Seokjin selesai. "Kim Jisoo, maukah saudara menikah dengan Kim Seokjin yang hadir di sini dan mencintainya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maulun duka?"
"Ya, saya bersedia" jawab Jisoo cepat.
Seokjin menutup matanya untuk menjaga kewarasan terakhir yang dia miliki.
"Saya merasa terhormat menjadi yang pertama mengumumkan Tuan Kim Seokjin dan Nyonya Kim Jisoo sebagai suami-istri. Silahkan, Tuan Kim, kau dapat mencium pengantin barumu."
Sial ... aku berharap dia akan lupa mengatakan itu.
Jisoo dan Seokjin ... dan sebagian besar tamu ... beralih perhatiannya kepada sebuah suara tawa dari barisan depan. Suno dan Leo menutup tangan mereka dan tertawa, tidak menyadari telah mengganggu acara.
"Mereka akan berciuman ... ewww!" Leo memberi tahu Suno.
"Menjijikkan!" Suno merespon temannya. "Appa tidak akan melakukan sesuatu yang menjijikkan."
"Suno," suara lambat bariton Hyunbin terdengar dari meja depan. Suno menatap kakeknya dan segera menhapus senyum di wajahnya. Leo, seorang pemuda yang cerdas, melakukan hal yang sama. "Apa kau sudah cukup puas dengan banyolanmu?"
Suno dan Leo mengangguk, mata mereka terbelalak.
Hyunbin mengangguk sekali dan kemudian memberi isyarat agar pendeta melanjutkan prosesi pernikahan.
"Appa, jangan cium Omma... itu menjijikkan!" Suno berteriak, keprihatinannya jelas terlihat dihdapan semua orang.
Pipi Jisoo menghangat, dan dia menyadari kedua pipinya pasti telah merah menyala untuk dilihat seluruh dunia. Seokjin hampir siap untuk mengatakan sesuatu, saat pipinya berwarna merah muda. Jika Jisoo tidak sedang menahan malu, dia akan berpikir Seokjin tampak cukup menawan.
Lisa, yang duduk di sebelah kedua bocah itu, membungkuk dekat dengan mereka. "Omma dan Appa berciuman sepanjang waktu, Suno. Itu yang mereka lakukan. Ketika kau menikah, kau akan mencium istrimu."
Suno tampak ngeri, begitu pula Leo. "Aku tidak akan pernah mencium seorang gadis. Itu menjijikkan!"
Lisa memutar matanya. "Percayalah padaku; kau akan berubah pikiran. Sekarang, tolong tetap diam agar kau tidak semakin mempermalukan orang tuamu. Miss Lisa tidak mau mendengar gangguan dari kalian berdua lagi. Apakah semua sudah jelas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Fake Wedding (JinSoo) (Complete)
RomansaKim Seokjin mencintai putranya lebih dari apapun di dunia ini. Jadi, ketika mantan istrinya berencana untuk membawa putranya pergi, Kim Seokjin meminta bantuan orang yang paling tidak mungkin, musuh yang sangat ia benci di Sekolah dulu. Kim Jisoo ha...