Bab 20: I Don't Want to Lose You Now

807 69 7
                                    




"Tuan dan Nyonya Kim Seokjin?"

Seokjin dan Jisoo dengan cepat melihat ke atas ketika mereka mendengar suara Dokter. Mereka telah duduk, mondar-mandir, berdiri, dan bersandar di dinding ruang tunggu di lantai dasar Rumah Sakit selama satu jam terakhir, dan saraf mereka sangat tegang.

Dokter itu mendekat dan memberi mereka senyuman kecil. "Kau bisa masuk untuk menemuinya sekarang, tapi aku harus memperingatkanmu bahwa Suno masih tidur dan mungkin tidak akan bangun selama satu jam atau lebih."

Seokjin dan Jisoo hampir tidak mendengar apa yang dokter itu katakan saat mereka berjalan masuk ke kamar rumah sakit. Suno berbaring di ranjang rumah sakit, tampak sangat kecil di atas seprai putih besar di sekelilingnya. Kulitnya lebih pucat dari biasanya, tetapi perlahan-lahan mendapatkan warna di sekitar beberapa goresan dan goresan. Sebuah kotak biru berdiri di atas tiang di samping tempat tidurnya dan mengeluarkan cahaya hijau setiap beberapa detik.

Jisoo adalah orang pertama yang mengeluarkan suara isakan gemetar, berjalan perlahan ke tempat tidur rumah sakit. Seokjin berdiri tepat di belakangnya, tidak bisa mengalihkan pandangan dari tubuh tenang putranya. Saat bahu Jisoo berguncang bersamaan dengan air mata yang mengalir, Seokjin meletakkan tangannya di punggung Jisoo dan tangan satunya di lengan Suno.

"Kalian beruntung telah membawanya kesini begitu cepat," Dokter itu berbicara dari sisi lain tempat tidur. "Luka di kepalanya bisa mengakibatkan kerusakan permanen, tapi untungnya ada semak-semak yang menahan Suno saat jatuh."

"Dia akan baik-baik saja?" Tanya Seokjin, tidak pernah mengalihkan pandangannya dari putranya.

"Aku yakin semuanya akan sembuh," kata Dokter dengan riang. "Suno tidak kehilangan terlalu banyak darah.  Bahunya terkilir, dan hanya beberapa luka kecil, kami dapat mengobatinya dan satu-satunya hal yang harus kami khawatirkan sekarang adalah kemungkinan adanya cidera dalam otak. Salah satu dokter sepesialis kami akan segera datang untuk melakukan cekup padanya. "

"Terima kasih," kata Jisoo pelan sambil terisak.

"Kalian boleh pencet bell jika kalian ingin menghubungi siapa pun, dan beri tahu kami tentang kemajuan Suno," kata Dokter kemudian berjalan keluar ruangan.

Setelah Dokter meninggalkan ruangan, suami-istri itu tetap diam sembari melihat Suno. Satu-satunya suara yang memecah keheningan adalah napas Jisoo yang menahan suara tangis.

"Aku akan menghubingi orang tuamu," Jisoo akhirnya bersuara setelah beberapa saat.

Seokjin mengangguk dan melangkah mundur untuk membiarkan Jisoo lewat, tidak bisa berbuat apa-apa selain menatap putranya di tempat tidur... putranya... darah dagingnya... nyawanya. Suno tampak begitu damai, berbaring tidur, bibirnya berpautan kecil dan wajahnya dihiasi dengan empat goresan berbeda di sepanjang rahang, pipi, dan dahi.

Seokjin bukanlah seorang yang religius atau percaya Tuhan, tapi Seokjin mengirimkan doa terima kasih kepada siapapun yang telah mengendalikan takdir dan nasib mereka. Sesuatu atau seseorang di luar sana telah mengawasi putranya ketika tubuh mungil itu jatuh semak-semak terlebih dahulu, dan bukan langsung ke trotoar.

Seokjin mengulurkan tangannya dan menyingkirkan poni yang jatuh ke mata Suno yang terpejam. Hampir seluruh hati Seokjin telah dikuasai putranya dan terdapat sedikit ruang untuk jatuh ke tangan istrinya. Seokjin tidak akan meminta keluarga yang lebih sempurna lagi, untuk keberadaan yang lebih sempurna lagi. Jika Seokjin sampai kehilangan putranya... hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Tentu, Seokjin akan memiliki Jisoo... tapi wanita itu tidak memiliki perasaan yang sama sepertinya dan kontrak mereka sebentar lagi berakhir.

Seokjin berdiri di samping tempat tidur putranya, dan bersumpah pada dirinya sendiri dan kepada putranya bahwa Seokjin tidak akan membiarkan keluarga kecilnya berantakan. Seokjin akan memastikan Jisoo tahu bagaimana perasaannya. Seokjin mencintai Jisoo dan membutuhkannya dalam hidup Seokjin, dan bukan hanya sebagai ibu untuk putranya, tetapi juga sebagai istri Seokjin. Seokjin akan menjadi orang yang egois dan menginginkan sesuatu karena Seokjin memang menginginkannya dan bukan hanya karena putranya yang membutuhkan Jisoo.

Amazing Fake Wedding (JinSoo) (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang