"Jika aku bilang kalau aku bukan ibu mu. Apa kau akan percaya?" Tanya Clarissa yang sudah merasa lelah berpura-pura menjadi orang lain.
Padahal belum sampai satu hari dirinya berpura pura menjadi pemilik tubuh. Tetapi sudah merasa lelah saja..
Felix yang sedari tadi tenang dengan makanan nya, seketika tersedak. Ia menatap dalam pada wanita yang berstatus ibu nya. "Kenapa mama berkata seperti itu?"
Clarissa menaruh alat makan nya dan menunduk dalam. Tak berani menatap anak kecil di depan nya. "Aku bukan ibu mu. Aku tak tau siapa kau dan dimana ini. Aku merasa lelah berpura-pura seakan akan aku orang yang tak mengingat apapun. Aku ingat kehidupan ku, siapa jati diri ku dan siapa keluarga ku. Aku tak tau apa apa tentang kenapa aku bisa berada di tubuh ibu mu. Aku juga tak tau apa yang terjadi dengan ibu mu. Aku tak tau apapun." Cerocos Clarissa tanpa jeda. Ia tak ingin jika ucapan nya di potong dan berakhir kesalahpahaman. Ia tak mau di tuduh telah merebut tubuh ini. Ia takut akan di salahkan. Dan ia takut aka-
"Tetapi kau memang mama ku."
..loh?
Seketika Clarissa mendongak dan menatap balik Felix. "A-apa maksud mu?"
Felix tersenyum manis. "Awalnya Felix tak menyadari nya. Tetapi setelah mendengar ungkapan dari mama. Felix menjadi tau kenapa mama bersikap aneh."
Clarissa mengernyit bingung. "Aku tak mengerti apa yang kau katakan."
"Dulu mama hanya memiliki jiwa yang setengah. Dan setengah nya lagi berada di dimensi lain. Jika jiwa mama menyatu, maka mama akan memiliki perasaan layak nya orang orang biasa. Karena itu dulu mama tak memiliki rasa perduli terhadap ku dan orang orang di sekitar." Ujar nya dengan senyum manis yang masih terpasang.
"Ketika Felix berumur 5 tahun. Nenek pernah memberitahukan tentang kenapa mama dapat menikah dengan papa yang merupakan raja iblis."
Mendengar ucapan dari Felix membuat Clarissa semakin tercengang. "Tunggu. Jadi, papa mu adalah raja iblis?"
Felix mengangguk pelan. Sebenarnya ia terlalu malas untuk menceritakan tentang ayah yang telah membuangnya itu. Tetapi karena kini ibunya tak mengingat apapun di sebabkan penyatuan jiwa. Ia harus menceritakan semua nya.
~~
Seorang pria gagah melangkah masuk ke dalam istana yang terlihat suram. Istana yang hanya sedikit memiliki penerangan. Semua yang berada di sana menunduk hormat kala pria itu duduk di singgahsana nya.
"SELAMAT DATANG KEMBALI RAJA IBLIS!"
Jayden Andromeda, menatap datar pada para bawahan nya. Manik mata nya bukan lagi berwarna kelabu, tetapi merah darah. Bahkan telinga nya kini berbentuk runcing. Ya. Dia lah raja iblis, pemimpin dari Ras dunia bawah.
"Bawa penghianat itu." Titah Jayden tanpa mengeluarkan ekspresi apapun.
Tak lama setelah Jayden memberi perintah. Datang dua perajurit menyeret laki laki yang terlihat sudah babak belur. Para perajurit itu melempar tubuh sang pria di tengah tengah aula.
"Para monster peliharaan mu sudah ku berantas hingga habis. Hanya dalam 2 jam, mereka musnah di tangan ku dan Arion. Memang sangat lemah.."
"Rencana mu yang di buat dalam 4 tahun, seketika hancur, paman Julius." Ujar Jayden menatap datar pada paman nya.
Jayden bangun dari duduk nya dan mendekati Julius. "Kau akan ku bunuh atas pemberontakan dan rencana pembunuhan terhadap putra ku." Ucap jayden dengan menodong kan pedang nya, tepat di leher Julius yang kini hanya terduduk pasrah.
Tiba tiba terdengar kekehan kecil dari Julius. "Kau tega membunuh paman mu ini, Jayden?"
"Aku bahkan dapat membunuh ayah ku sendiri dengan mudahnya." Ucap Jayden, yang membuat Julius terdiam membisu.
Kejadian ketika Jayden berumur 7 tahun. Dia yang merasa muak karena terus menerus di pukul dan di bentak. Akhirnya membunuh sang ayah dengan tersenyum lebar. Seakan akan kematian dari ayah nya adalah sebuah kebebasan. Apa yang di harapkan Julius dari Jayden? Seperti nya memang ini akan menjadi akhirnya, pikir Julius.
"Apa ada kalimat terakhir?" Tanya Jayden.
Tidak ada jawaban apapun dari Julius. Semua iblis yang berada di ruangan hanya dapat memperhatikan detik detik meninggal nya Julius Andromeda.
Crashh
Sekali tebasan, sebuah kepala terlepas dari tubuh nya. Darah terciprat mengenai wajah Jayden, yang membuat nya terlihat semakin menyeramkan dengan mata merah menyala miliknya. Bahkan para iblis yang berada di sana dibuat bergidik ngeri.
"Anda mau pergi kemana, rajaku?" Tanya salah satu iblis itu yang melihat Jayden hendak melangkah keluar.
Jayden hanya melirik sekilas. "Kembali ke dunia manusia." Ujar nya sembari melangkah.
Setelah berada di luar istana. Jayden berpindah tempat menggunakan kekuatan nya. Istana yang suram dengan langit yang berwarna merah. Seketika semua nya berubah menjadi sebuah hutan belantara dengan langit malam yang terdapat ribuan bintang.
Jayden melompat ke atas pohon. Ia memperhatikan sebuah gubuk kecil yang berada di tengah hutan itu.
Telihat seringaian tipis di bibir seksi Jayden. "Akhir nya benang takdir telah menyatukan jiwa mu seutuhnya."
Tiba tiba sebuah asap berwarna hitam muncul di samping Jayden. Asap itu membentuk sebuah tubuh yang sangat dikenali. Tangan kanan Jayden- Raymond Chandler menunduk hormat menghadap Jayden. "Kenapa anda kemari, tuan?"
"Kau pergilah kembali ke dunia bawah." Ucap Jayden tanpa mengalihkan tatapan nya dari gubuk.
"Tapi siapa yang akan mengawasi mereka?" Tanya Raymond, sekilas melirik gubuk kecil yang terlihat sedikit memiliki penerangan.
"Mulai hari ini aku yang akan langsung menjaga mereka." Ujar Jayden yang membuat Raymond sedikit tercengang.
"Apa penghianat itu sudah di bereskan?" Tanya nya pelan, tak ingin menyebut nama Julius Andromeda.
Jayden tersenyum tipis, sangat tipis hingga Raymond tak dapat melihatnya. "Semua nya sudah selesai. Sekarang aku bisa menemui keluargaku lagi."
~~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon King's Wife [TERBIT]
Fantasy[Beberapa part telah dihapus] "Kau akan selalu menjadi milikku kan, Clarissa Andromeda?" Tanya Jayden mengusap puncak kepala istrinya yang tertidur pulas di dalam pelukannya. "Kita akan hidup bahagia dan lupakan saja keberadaan papa." Seru Felix se...