"Apa tak sebaiknya beli yang baru saja?" Tanya Jayden, dengan tatapan mata yang menatap felix dan Asher bergantian.
Asher dan Felix memakai kemeja putih dan celana hitam kebesaran milik Jayden. Mereka sekarang terlihat seperti orang-orangan sawah. Sebuah boneka yang di manfaatkan untuk menakut-nakuti burung yang hendak hinggap pada tanaman padi maupun jagung.
Berbeda dengan Jayden yang tampak aneh dengan penampilan putra-putra nya. Clarissa malah dibuat gemas. Ia menggigit bibir bawah nya sendiri. "Mereka berdua sangat menggemaskan. Kalau saja ada hoodie disini, pasti akan ku belikan untuk mereka. Walaupun harus merelakan gaji bulanan." Gumam nya.
"Clarissa"
"Ya Jayden?" Sahut Clarissa tanpa mengalihkan tatapan nya dari Asher dan Felix.
Jayden menatap Clarissa dengan raut wajah yang sangat serius. "Kau ingin hodi?"
"Eh? Em–aku sangat ingin. Tapi disini tidak ada yang menjualnya kan?" Cicit Clarissa. Seketika berubah murung karena, menyadari bahwa kini ia sudah tak dapat memakai celana training dan hoodie lagi.
"Akan ku carikan."
Clarissa menatap tak percaya pada Jayden. "Memangnya kau tau apa itu hoodie?"
"Tidak, tapi kau bisa memberitahukan nya kepada desainer kerajaan iblis. Dia cukup ahli untuk membuat hodi-hodi itu." Ujar Jayden.
"Ayah sedang mencari perhatian ibu." Bisik Asher yang di angguki Felix.
"Sepertinya papa ingin merebut perhatian ibu dari kita." Bisik Felix.
Kalo dipikir-pikir, jika Clarissa memakai hoodie. Semua orang pasti akan melihatnya dan membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Clarissa menggelengkan kepalanya pelan. 'Aku tak suka menjadi pusat perhatian.'
"Jika kau takut semua orang akan memperhatikan mu. Aku akan membuat mereka tak dapat melihatmu. Jadi kau tenang saja." Ujar Jayden tersenyum tipis. Yang entah kenapa senyuman itu membuat Clarissa merinding.
Tanpa sadar Clarissa meneguk ludahnya sendiri. "Ee–aku sudah tak menginginkan nya."
Clarissa mengalihkan pandangan nya pada Asher dan Felix. Ia tak tahan jika menatap Jayden lebih lama. Apa lagi saat Jayden juga menatap balik pada dirinya. Beuhh bikin salting saja..
"Dikerajaan ini pasti ada butik. Bagaimana kalau kita kesana dan mencari pakaian yang cocok?"
"Memang nya kau punya uang?" Sela Jayden membuat Clarissa menghela nafas sabar.
"Kan disini ada suami ku." Ucap Clarissa tersenyum manis.
Padahal Clarissa hanya berkata seperti itu. Namun Jayden merasa rasa panas menjalar di pipinya. Ia berdeham pelan guna mengurangi rasa salah tingkah yang tiba-tiba saja hadir. "Ya beli saja semaumu."
Asher menggoyangkan tangan Felix pelan, membuat sang empu menoleh. "Ayah sangat aneh." Bisik Asher.
"Kau jangan ikut ke butik." Ujar Jayden, menunjuk Asher yang sedang mendekatkan wajah nya ke telinga Felix.
Asher berlari kecil mendekati ayahnya. Kemudian kedua tangan nya menggoyang goyangkan tangan kanan Jayden. "Yahhh ayahhhh. Nanti kan harus mengukur badan ku dulu. Kalau salah ukuran bagaimana?" Ucapnya, memasang wajah memelas.
Jayden membuat wajah nya ke samping. Ia tak mau terpengaruh dengan raut wajah Asher. "Kau dan Felix memiliki ukuran yang sama. Jadi tak perlu ikut."
"Biarkan Asher yang ikut. Aku akan tetap disini." Sela Felix, menatap Jayden dengan penuh arti. "Ayah, apa aku boleh bermain dengan para 'serangga' itu?" Tanyanya tiba-tiba membahas sesuatu yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon King's Wife [TERBIT]
Фэнтези[Beberapa part telah dihapus] "Kau akan selalu menjadi milikku kan, Clarissa Andromeda?" Tanya Jayden mengusap puncak kepala istrinya yang tertidur pulas di dalam pelukannya. "Kita akan hidup bahagia dan lupakan saja keberadaan papa." Seru Felix se...