BAB 12

37.5K 6.7K 328
                                    

Sudah setengah jam berjalan ditengah hutan yang gelap. Jayden terus menerus melirik sang istri untuk melihat kondisinya. Keringat deras bercucuran di seluruh badannya. Dan nafas Jayden sedikit merasa sesak. Ia pikir ini karena Clarissa sudah merasa sangat lelah karena perjalanan termasuk jauh bagi orang pemalas.

Sedari tadi Clarissa tak mengeluhkan apapun. Dia hanya terus menunduk, membuat Jayden tak dapat dengan jelas melihat kondisi nya.

Kini bukan hanya nafas yang terasa sesak, tapi juga kepalanya yang terasa berputar. Jika terus seperti ini, kekuatan yang ada pada diri Jayden menjadi tak stabil.

Jayden mencekal tangan Clarissa tiba-tiba. Membuat sang empu terhuyung kebelakang menubruk dada bidang nya. Clarissa langsung menjauhkan dirinya.

"Jangan menarik ku sebarangan, tuan." Ucap Clarissa, sedikit bernada ketus.

Jayden mengamati wajah Clarissa yang tampak sangat pucat. "Ingin ku gendong?" Tawar nya, mengabaikan ucapan ketus sang istri.

Clarissa mengernyit bingung. Kenapa tiba tiba saja dia menjadi sedikit baik? Emang ada ya iblis yang menawarkan diri untuk menolong? Atau setelah ini Clarissa akan ditawari perjanjian atau semacam nya dengan bangsa iblis? Clarissa menutup mulut nya yang terbuka lebar karena syok.

"Kau bersikap baik bukan karena ingin membujuk ku mengikuti ajaran iblis kan?" Tanya wanita beranak satu itu.

Wajah yang awal nya selalu datar, kini sedikit terlihat mengernyit. "Kau gila?"

"Tidak. Tentu saja tidak." Balas Clarissa sembari menggelengkan kepala.

Jayden menghela nafas kasar. Ia sungguh hampir kehabisan kesabaran jika terus menerus bersama wanita ini. Apalagi karena Clarissa, Jayden harus merasakan sakit yang sama dengan apa yang dirasakan nya. Ck menyusahkan.

"Kenapa dipikiran ku terdengar suara pria?" Tanya Clarissa dengan kedua tangannya memegangi kepala.

Tuk

Jayden menempelkan jari telunjuknya pada kening Clarissa. Sang empu yang mendapat pergerakan tiba-tiba dari Jayden, langsung mendongak. Manik mata emerald yang terasa menyejukan bertubrukan dengan manik mata kelabu. Kedua pasang mata itu terlihat berkilau karena pencahayaan dari api melayang buatan Jayden.

"Pikiran dan hati mu terhubung dengan ku. Jadi kumohon, jangan terluka dan membuatku susah." Ujar Jayden, menarik kembali tangan nya dan sedikit menjaga jarak dari istri.

Clarissa mengerjapkan mata berkali kali. Tadi itu apa? Jantung nya berdetak kencang hanya karena kening nya ditempeli jari kasar Jayden. Ia tak sedang berdebar karena pria itu kan? Clarissa menggeleng cepat. Itu tak mungkin..

Jayden tersenyum smirk mendengar pikiran istrinya. "Begini saja sudah berdebar."

"Kenapa kita jadi terhubung begini?" Tanya Clarissa, merasa kesal. Sebenarnya ia merasa malu karena pria di depan nya itu telah mengetahui isi pikiran konyolnya. Tapi bertanya mengenai kenapa mereka bisa terhubung, itu lebih penting.

"Untuk membuatmu kembali hidup. Aku memberikan setengah dari kekuatan ku." Jawab Jayden dengan mimik wajah yang sudah kembali datar.

"Jadi karena itu kita terhubung dalam perasaan maupun pikiran?"

Jayden berjongkok memunggungi Clarissa. "Akan ku ceritakan secara rinci di perjalanan. Cepat naik ke punggungku."

Clarissa menyetujuinya saja karena dia juga sudah merasa lelah dan kepala nya pun sudah terasa sangat pusing.

~~

Seorang pria dengan topeng yang menutupi sebagian wajahnya berjalan diatas karpet merah. Ia terlihat menggendong seorang wanita yang seperti telah tertidur pulas dipunggungnya.

Beruntung saat ini sudah larut malam, jadi ia dengan mudah menyelinap masuk. Pria bertopeng itu membuka pintu kamarnya sendiri dengan menggunakan sihir. Karena kedua tangan nya sudah sibuk memegang paha wanita yang tertidur pulas digendongannya.

Krekk

Ketika pintu terbuka, bau debu memasuki indra penciuman pria bertopeng itu. Sepertinya para pelayan tak membersihkan kamarnya karena berfikir dia tak akan kembali lagi.

Ia mendengus pelan. Kemudian menyalakan lampu kamar dan menutup pintu kembali. Tangan kanannya melepas Topeng yang sedaritadi terpasang dan membuangnya kesembarang arah.

"Bisakah kau bangun dari pura-pura tidur mu itu?"

Terdengar kekehan canggung berasal dari belakang lehernya. Wanita yang sedari tadi berada di punggung nya mulai turun karena telah ketauan. Ia menguap pelan dengan tangan kanan yang menutupi mulut. "Apa ini kamar dari seorang pangeran kedua?" Tanya nya menatap sekeliling kamar yang luas namun sangat berdebu.

"Kenapa terlihat seperti kamar yang tak pernah di bersihkan?"

Jayden menjentikkan jarinya dan dalam sekejap ruangan itu terlihat sangat bersih dan rapi. "Mereka sepertinya malas mengurus kamar pangeran terkutuk."

Clarissa mengalihkan pandangan nya pada Jayden. Ia menaikkan salah satu alis nya dengan tatapan yang mengamati Jayden dari atas hingga bawah. "Terkutuk? Tapi kau terlihat sehat tuh."

"Dulu wajah ini memiliki banyak sekali bercak bercak hitam di sebagian kanan wajahnya. Semua orang menganggapnya sebagai kutukan. Tapi sekarang sudah menghilang karena aku meminum sebuah ramuan ajaib." Jelas Jayden, sembari melepas jaket yang sedari tadi bertengger manis di pundak nya.

Sebenarnya Jayden terlalu malas berbicara banyak. Tapi dia harus menjelaskan semuanya agar tidak membuat kecurigaan pada semua orang. Karena besok pasti akan ada berita menghebohkan tentang dirinya yang pulang dari pengembaraan dan membawa seorang istri.

"Hei aku mendengar apa yang kau pikirkan di otakku." Ucap Clarissa, sedikit merasa risih. Dia saja risih, apa lagi Jayden yang mendengar isi dari otaknya yang sangat berisik sekali.

"Kalau kau sudah mendengarnya, jadi tak perlu ku beritahu lebih jelasnya lagi." Tutur Jayden, menidurkan dirinya diatas ranjang.

Clarissa diam dan menatap ke segala ruangan. Tidak ada kasur lagi disini. Ia akan tidur dimana? Tak mungkin kan dia akan langsung tidur di samping pria menyebalkan yang sayangnya adalah suaminya sendiri. Clarissa terlalu malu karena ini pertama kalinya dia dekat dengan laki laki.

"Jayden.."

Terdengar helaan nafas kasar dari pria tampan itu. Mata yang semula terpejam, kembali membuka. "Kau tidur disamping ku. Aku tak akan melakukan apapun padamu."

Dengan langkah ragu, Clarissa mendekati ranjang yang di tiduri Jayden. Posisi tidur Suaminya itu menyamping dan membelakanginya. Clarissa sedikit merasa lega karena itu.

Kemudian ia mulai mengambil posisi berbaring memunggungi Jayden. Entah sudah berapa lama Clarissa tak tidur di kasur empuk seperti ini. Ia jadi ingat rumah nya yang sebentar lagi lunas. Dan juga jangan lupa dengan mie instan, Clarissa sungguh merindukannya. Apa lagi jika di tambah bubuk cabe. Beuhh bikin Clarissa ngiler saja. Andai ia dapat-

"Bisakah kau diam dan tidur? Otak mu brisik sekali." Tegur Jayden membuat Clarissa langsung memejamkan mata dan berusaha untuk membuat otaknya terdiam.

'Ayo tidur dan diam.'

Tapi aku rindu mie instan..

'Stop.'

Rumah dan kasur ku bagaimana ya..

'Anjing stop.'

Aku tak bawa baju. Besok pakai baju apa?

"ARGGHH STOP!" Teriak Clarissa, merubah posisinya menjadi telungkup dan membenamkan wajahnya diatas bantal.

Clarissa terlalu sibuk bergelut dengan otaknya. Hingga tak menyadari bahwa Jayden sedari tadi sudah berbalik menghadapnya dan tersenyum geli.

~~

The Demon King's Wife [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang