Di sebuah hutan belantara, banyak mayat mayat bergeletak tak berdaya dengan darah segar yang mengalir dari tubuh mereka. Di tengah tengah kengerian itu, terdapat dua pria yang berdiri gagah dengan sebuah bilah pedang di masing masing tangan mereka.
"Ugh.. Aku lelah sekali." Keluh salah satu pemuda itu, menduduki punggung dari mayat yang telah di bunuhnya.
"Masih banyak monster. Jangan mengeluh, Arion." Ucap pemuda yang memiliki wajah datar. Ia menatap ribuan monster berbentuk aneh, yang telah siap menyerang kembali. Padahal sudah sebagian dari mereka tumbang.
Arion beranjak bangun dari duduk nya dengan sangat-sangat tidak semangat. "Kenapa kau tidak menyuruh si tangan kanan mu untuk ikut membasmi mereka semua?" Tanyanya dengan santai padahal ribuan monster sudah mulai berlari menuju mereka.
Sling!
Si pemuda berwajah datar itu mengibaskan kedua pedang nya. "Dia harus menjaga sesuatu untuk ku." Jawabnya dan langsung berlari menebas tubuh para monster itu dengan kecepatan diatas rata rata.
"HEI, KENAPA JAWABAN MU SELALU BERISI TEKA TEKI?!" Teriak Arion pada sang teman yang telah berada jauh darinya.
Arion berdecak sebal, mau tak mau dirinya harus kembali membunuh para monster. Padahal sudah susah payah Arion membersihkan wajah tampan nya dari darah busuk para monster. Tapi malah harus kembali terkena cipratan darah mereka.
"Sabar.. Kau akan tetap tampan, kapanpun dan dimanapun." Ujarnya berusaha memotivasi dirinya sendiri. Tak lama setelah itu, Arion ikut bergabung melawan para monster bersama teman datar nya.
Dan terjadilah sebuah peperangan besar antara ribuan para monster dengan dua orang pemuda terjadi di tengah hutan belantara.
~~
Clarissa Natalie, ia yang selalu menganggap jika terlalu dekat dengan orang lain akan menjadi sangat merepotkan. Karena hal itu juga, dirinya tak pernah memiliki hubungan dengan laki laki mana pun. Dan ia juga hanya memiliki beberapa kenalan saja, itu pun sebatas kenalan bukan seorang teman ataupun sahabat.
Namun, kini Clarissa harus mengenyahkan pikiran itu dulu, karena dirinya butuh seseorang di dunia yang menurut nya sangat asing. Seperti yang di lakukan nya saat ini. Walaupun sedikit merasa canggung, Clarissa duduk di depan rumah bersama dengan Felix yang tampak asik membaca. Padahal Clarissa pikir Felix tak bisa membaca dan kurang berpendidikan. Tapi sepertinya itu semua salah besar.
Sebenarnya ingin sekali ia bertanya, ini dimana? Dan tahun berapa? Atau nama pemilik tubuh yang kini dirinya tempati, siapa?
Clarissa memang sudah menyadari bahwa kini, ia masuk ke dalam tubuh orang lain. Dan saat ini pun, Clarissa sedang mencoba menyesuaikan diri dan menerima kenyataan.
Menurut orang-orang kenalan nya yang sangat gemar membaca cerita fantasi. Jika orang berpindah tubuh, maka harus melewati proses kematian. Berarti jika memang seperti itu, dirinya sudah mati dan pemilik tubuh ini juga mati?
Clarissa menutup mulut nya yang terbuka lebar karena terkejut. 'ASTAGA! AKU MATI DALAM KEADAAN MEMAKAI MASKER!' batinnya berteriak.
Dapat Clarissa bayangkan, sebuah berita menghebohkan dunia sosmed. Bahwa seorang wanita berumur 23 tahun meninggal dalam keadaan memakai masker. Pasti dirinya akan jadi tertawaan banyak orang!
"Astaga.. Bagaimana ini?" Gumam Clarissa, mengigit kuku jari nya.
"Mama, kenapa?" Tanya Felix yang merasa gelagat aneh dari sang ibu. Walaupun wajah Felix terlihat datar namun ada sedikit rasa khawatir dari tatapan matanya.
Clarissa menghentikan aksi nya menggigit kuku jari nya. "Aku tak apa." Jawab Clarissa, terkekeh canggung.
Mendengar bahwa sang ibu baik baik saja, Felix kembali fokus pada buku pembelajaran nya. Kini hanya ada suara semilir angin dan pohon pohon yang terdengar.
Clarissa menatap ke depan, dimana hanya ada pepohonan hijau.
"Apa kau ingat nama kepanjangan ku?" Clarissa bertanya dengan santai agar tidak membuat kecurigaan.
Felix menutup buku nya dan menatap wajah sang ibu dari samping. "Kenapa mama bertanya seperti itu?"
Clarissa mengangkat bahu nya. "Karena ku pikir kau melupakan nya." Ujar Clarissa terdengar sangat santai, namun berbeda dengan detak jantung nya yang sedang berdisko ria.
"Walaupun mama selalu tidak peduli dengan keadaan Felix. Tapi Felix tidak akan lupa tentang mama." Ujar Felix yang membuat Clarissa tambah pusing.
Ia sebenarnya tak memiliki niat untuk menggali jawaban yang lebih dalam, jika di beritahukan nama pemilik tubuh saja sudah sangat bersyukur. Tapi kini Clarissa malah jadi mengetahui bahwa hubungan antara pemilik tubuh dan sang anak sangat tidak harmonis.
"Clarissa Andromeda. Itu nama mama."
~~
Bruk!
Arion melempar tubuh monster yang hampir saja menusuknya. Terlihat jelas nafas tak beraturan dari dada bidang Arion. Sudah hampir setengah jam dan mereka berdua baru selesai membasmi semua monster yang menyerang.
"JAYDEN! APA SUDAH SELESAI?!"
Dari sebelah barat, jaraknya sekitar 5 meter dari Arion. Terdapat si pemuda berwajah datar yang baru saja di panggil Arion dengan nama 'Jayden'.
Seorang pria berdiri gagah dengan dibalut baju besi nya, menoleh pada Arion. Pria itu melepaskan helm besi nya dan membuat wajah tampan itu menjadi terlihat sangat jelas. Rambut hitam legam, manik mata merah menyala yang seketika meredup menjadi berwarna kelabu, rahang yang terlihat tegas, dan bibir nya yang seksi. Astaga.. Siapapun yang melihat nya pasti akan langsung tersipu malu.
Pria yang bernama Jayden berjalan mendekati Arion dengan tangan kanan yang menenteng helm besi.
"Kau kembalilah dulu. Ada sesuatu yang harus ku urus."
Tanpa mendengarkan ucapan dari Arion, Jayden langsung melesat pergi dengan cepat. Arion di buat diam ditempat dengan mulut yang sedikit terbuka. Padahal baru saja dirinya akan bertanya, tapi malah sudah ditinggal pergi begitu saja.
Arion menarik nafas dalam dalam, kemudian hembuskan.
"DASAR ANDROMEDA!" Teriak Arion melampiaskan kekesalannya.
~~
[JAYDEN ANDROMEDA]
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon King's Wife [TERBIT]
Fantastik[Beberapa part telah dihapus] "Kau akan selalu menjadi milikku kan, Clarissa Andromeda?" Tanya Jayden mengusap puncak kepala istrinya yang tertidur pulas di dalam pelukannya. "Kita akan hidup bahagia dan lupakan saja keberadaan papa." Seru Felix se...