BAB 2

56.2K 8.3K 232
                                    

Merenung, itu adalah hal yang saat ini dilakukan oleh Clarissa Natalie. Setelah seorang anak kecil bernama felix memanggilnya dengan sebutan 'mama'. Tanpa aba aba ia langsung mendorong Felix untuk keluar dan langsung mengunci pintu.

Sekarang ia baru menyadari bahwa, saat ini kamar nya bukan lagi terbuat dari sebuah semen dan batu bata, tetapi kayu yang tampak sudah di gerogoti serangga. Clarissa meneliti setiap sudut kamar yang sempit itu. Hanya ada ranjang untuk dua orang dan satu buah lemari yang tampak sudah usang.

Tanpa pikir panjang, Clarissa langsung menggeledah isi lemari. Siapa tau dirinya dapat menemukan informasi penting, yang membuatnya berada disini sekarang.

Prang!

Bunyi pecahan kaca terdengar nyaring, karena tanpa di sengaja Clarissa menyenggol cermin berukuran sedang yang di simpan didalam lemari. Ia berjongkok dan mulai memunguti pecahan kaca itu.

Saat mengambil pecahan yang berukuran sedang. Ia dibuat tercengang karena melihat kedalam pantulan cermin itu.

"A-astaga!"

Clarissa memegang wajah nya yang tampak berbeda sekali. Wajahnya bukan lagi terlihat seperti orang Asian, ta-tapi seperti orang orang Eropa!

Rambut coklat bergelombang, rahang tegas, manik mata hijau yang tajam, dan terlihat sedikit bintik bintik coklat di wajahnya. Clarissa mengucek ucek mata, merasa dirinya salah melihat.

Namun, ketika ia menatap kembali kepada cermin. Tetap saja sama..

"Kenapa bisa seperti ini? Apa aku sedang bermimpi?" Tanya nya yang entah pada siapa.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu, mengalihkan atensi nya dari cermin. Clarissa membuka pintu kayu yang tampak sudah hampir lepas dari engselnya.

Tepat di depan pintu terdapat Felix yang membawa satu buah kentang bakar yang di lapisi oleh daun. Dengan wajah datar nya, ia berkata. "Felix membakar lebih, jadi ini untuk mama."

Dengan ragu, Clarissa mengambil kentang bakar itu. Ia menatap lamat kentang di tangan nya.

"Siapa kau?"

Clarissa bertanya hal yang menurut Felix sangat aneh. Terlihat dari kening bocah kecil itu yang tampak berkerut. "Felix anak mama."

Clarissa terdiam mendengar jawaban yang keluar dari bibirnya. Felix merasa bingung sekaligus heran, kenapa ibu nya sangat aneh sekali? Apa ada sesuatu yang telah terjadi? Banyak sekali pertanyaan pertanyaan yang membuat nya pusing karena perubahan dari sang ibu.

Walaupun sang ibu selalu tidak peduli dengan keberadaan nya. Tetapi Felix tak pernah di perlakukan kasar sedikit pun. Apa karena akhir akhir ini ibu nya selalu tidur terus menerus hingga melupakan dirinya?

Felix menggeleng kepala pelan, mengenyahkan pikiran konyolnya itu. Ia mendongak kembali menatap sang ibu yang masih tetap berdiam diri di tempat.

"Mama, makanlah." Ucap Felix, beranjak pergi dari depan Clarissa.

Clarissa menatap kentang bakar ditangan nya yang terasa sangat panas. Ia menggigit bibir bawah nya, menahan diri untuk tidak berteriak. Dengan tergesa gesa ia masuk kembali ke dalam kamar dan menaruh kentang bakar yang dilapisi daun itu diatas ranjang.

"Padahal tadi tidak begitu terasa panas."

Ia meniup niup telapak tangannya yang memerah. "Ugh.. Kenapa anak kecil itu tidak terlihat kesakitan seperti diriku?"

"..Tunggu." Clarissa menatap kosong pada kentang bakar di ranjangnya. Setelah di pikir pikir, jika saat ini dirinya sedang bermimpi, pasti tidak akan terlihat jelas dan tidak akan merasakan sakit. Tetapi ini sudah di luar ciri ciri dari sebuah mimpi.

"Ini semua nyata, anak itu nyata dan wajah ku yang berubah.."

"Semua nya nyata." Ucap Clarissa dengan nada yang terdengar sangat lirih.

~~

Di depan pekarangan rumah, Felix menatap datar pada seseorang yang berpakaian tertutup. Setiap dua minggu sekali, orang misterius itu memang selalu kemari dan memberikan sekantung uang pada nya. Dan setiap kali orang itu datang Felix selalu bertanya-

"Dimana papa?"

Seorang misterius itu berjongkok layaknya prajurit gagah, di depan Felix. "Maaf, tuan muda. Saya tak dapat menjawab pertanyaan anda."

Felix memalingkan wajahnya dan berdecih. "Sampai kapan?"

Tidak ada jawaban apapun dari pertanyaan kedua Felix. Membuat dirinya menggeram marah dan tanpa sadar membuat manik mata yang awalnya berwarna kelabu berubah menjadi merah darah.

"Sampai kapan dia membuang kami seperti ini?" Tanya nya dengan nada yang penuh penekanan.

"Tuan Andromeda tidak membuang kalian." Sangkal seorang misterius itu, membuat Felix mendengus kesal.

"Dia laki laki brengsek yang telah membuang kami. Akan ku pastikan dia menyesal karena telah melakukan ini."

"Tapi tuan melakukan ini semua demi kebaikan kalian berdua."

Terlihat senyum remeh terpasang jelas di bibir Felix, kala dirinya mendengar kata yang selalu keluar dari seorang misterius didepannya.

"Persetan dengan omong kosong mu."

Setelah berkata seperti itu, Felix langsung melenggang masuk kedalam rumah nya dengan membawa sekantung uang di tangan. Sedangkan seorang misterius itu melesat pergi untuk bertemu 'tuan-nya'.

~~

[FELIX ANDROMEDA]
Where's papa?

The Demon King's Wife [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang