Sesuai perintah ayahnya. Zayed membawa Clarissa menuju ke tempat yang jauh dari keramaian.
Taman bunga. Itu adalah tempat yang saat ini mereka datangi. Berjalan dari aula hingga ke taman, tak ada satupun yang membuka pembicaraan. Keduanya hanya diam dan sibuk dengan pikiran masing masing.
Zayed menuntun Clarissa untuk duduk di bangku taman yang berwarna putih.
"Kau tak apa?"
Setelah sekian lama Zayed lah yang pertama memulai pembicaraan. Ia menatap datar Clarissa yang sedang memandang kedepan.
"Saya tak apa, yang mulia."
Hening kembali melingkupi keduanya. Clarissa terus menatap lurus kedepan. Sebenarnya sekarang ia merasa canggung dengan keheningan itu. Ingin sekali membuka suara, tapi Clarissa tak tahu harus berkata apa.
Tiba-tiba terlintas pikiran mengenai keberadaan Jayden. Seharusnya pria itu mendatanginya lebih dulu daripada raja dan putra mahkota.
"Yang mulia, apa anda tau keberadaan suami saya?" Tanya Clarissa dengan sopan.
"Dia diperintahkan untuk pergi ke barak para perajurit. Ada beberapa hal yang harus dia urus mengenai keamanan istana."
Clarissa memberanikan diri menatap pada Zayed. Manik mata yang berbeda warna itu bertubrukan. Angin sepoi-sepoi mengayunkan anak rambut Clarissa.
"Ada apa dengan keamanan istana? Apa ada musuh yang menyerang?" Tanya wanita itu. Namun Zayed malah tak menjawab dan terus menatapnya.
"Yang mulia?"
Zayed tersentak dari lamunan nya. Manik mata hijau emerald milik adik ipar nya sangat indah. Dan membuat dirinya seperti tenggelam dalam keindahan itu. Apa baru saja dia terpesona dengan adik iparnya sendiri?
Zayed membuang pandangan nya ke sembarang arah. Ia berdeham pelan. "Para tamu dari negara lain akan tinggal beberapa hari disini. Karena itu keamanan di perketat."
"Oh begitu rupanya." Sahut Clarissa sembari menganggukkan kepala beberapa kali.
Zayed kembali menatap Clarissa yang kini terlihat sangat mempesona dengan wajah yang terkena cahaya bulan. Kemudian tatapan nya beralih pada baju yang dikenakan Clarissa. Baju berwarna hijau yang sangat indah, sesuai sekali dengan warna mata sang pemilik. Namun pundak mulus milik Clarissa terekspos jelas karena menggunakan gaun itu.
Zayed mencopot jas hitam milik nya. Kemudian menyampirkan nya pada pundak Clarissa.
"Angin malam tak baik untuk mu." Ucap Zayed saat melihat tubuh Clarissa yang tersentak karena merasa terkejut dengan tindakannya.
"T-terima kasih, yang mulia."
Tak jauh dari mereka berdua, Jayden menatap tajam punggung istrinya. Ia baru saja menyelesaikan urusan masalah keamanan istana. Walaupun dirinya di cap sebagai hama keluarga, Jayden tetap di beri tugas oleh ayahnya. Dasar menyebalkan.
Dapat Jayden rasakan perasaan yang saat ini di rasakan istrinya itu. Salah tingkah. Itu adalah penggambaran yang tepat untuk Clarissa.
Zayed sangat manis. Jika saja aku belum mencintai Jayden. Aku pasti akan jatuh ke dalam pesona ketampanannya.
Tangan Jayden terkepal kuat saat dirinya mendengar pikiran wanita nya. Jadi jika dia tak ada maka Clarissa akan mencintai pria lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon King's Wife [TERBIT]
Fantasia[Beberapa part telah dihapus] "Kau akan selalu menjadi milikku kan, Clarissa Andromeda?" Tanya Jayden mengusap puncak kepala istrinya yang tertidur pulas di dalam pelukannya. "Kita akan hidup bahagia dan lupakan saja keberadaan papa." Seru Felix se...