"Ayah, ibu berada disini?" Tanya Asher menatap istana besar nan megah di depan nya.
Jayden diam dan mengabaikan pertanyaan dari Asher. Ia terus melangkah masuk ke dalam istana dengan tangan yang menggandeng putra bungsunya. Banyak pasang mata menatap ke arah mereka berdua, namun tak di pedulikan.
'Pangeran buruk rupa membawa anak kecil?!'
'Sepertinya pangeran telah memungutnya di jalan.'
'Hm.. Anak kecil itu terlihat aneh ya?'
'Kau benar, lihat lah bocah itu memiliki rambut berwarna putih.'
'Tapi anak itu sedikit menggemaskan.'
'Matamu buta? Padahal dia terlihat sangat menjijikan.'
Jayden melirik tajam pada para pelayan yang sedang membicarakan putranya. Seketika mereka semua berpura-pura mengerjakan sesuatu.
Asher menatap sekilas pada ayah nya dan kembali menatap lurus kedepan. "Biarkan saja ayah." Ucapnya dengan lirih.
Drap! Drap! Drap!
Sebuah suara langkah kaki seseorang yang sedang berlari memasuki indra pendengaran. Semua orang yang berada di sana seketika menatap ke arah tangga menuju lantai dua.
Seorang anak kecil memakai kemeja putih dan celana hitam kebesaran muncul dari lantai dua. Rambut berwarna coklat miliknya terlihat sedikit basah dan acak-acakan.
Asher tersenyum sumringah. "Halo kak!" Serunya.
"Hai." Sahut Felix singkat. Ia mulai melangkah menuruni tangga dan berniat untuk mendekati adik dan ayahnya. Berbeda dengan penampilan nya yang menggemaskan, mimik wajah anak itu terlihat sangatlah datar.
"Hosh.. hosh.. F-felix larimu kencang sekali." Tutur Clarissa dengan kepala yang tertunduk dan tangan yang memegang sebuah pilar yang berada di dekat tangga.
Kini semua tatapan mata yang semula menatap Felix, kini beralih pada Clarissa.
"Kau membuat nya kelelahan." Ucap Jayden, menatap tajam Felix, saat anak itu sudah berada di depan nya.
"Maaf ayah." Ucap Felix, merasa menyesal.
Berbeda dengan Ayah dan kakak nya. Asher malah sudah sampai di lantai atas dan berdiri di depan sang ibu. Tatapan mata yang terlihat berbinar terpancar jelas di kedua matanya.
Asher berdecak kagum. "Ibuku memang sangat cantik."
Clarissa sedikit mengangkat wajahnya. Kerutan halus timbul di kening nya yang mulus. "Kau bicara dengan ku?"
Asher menganggukan kepalanya dengan riang. "Aku sangat merindukan ibu." Tuturnya, menatap sendu.
"Memang ibu mu ada dimana?" Tanya Clarissa.
Deg
Entah kenapa dada Asher berdenyut sakit setelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir ibunya. Rasanya pasti sangat menyakitkan ketika melihat ibu mu sendiri melupakan dirimu kan? Seperti itulah yang saat ini dirasakan Asher saat ini.
Asher tersenyum lebar, berusaha menutupi rasa sedih nya. Ibu mengalami amnesia karena karena jiwa yang yang telah menyatu. jadi,, ini sangat maklum. pikirnya.
"Ibu, kau ibuku!" Seru Asher dengan semangat.
Clarissa menggaruk pipinya merasa bingung sekaligus heran. Ini bukan pertama kalinya Clarissa tiba-tiba di panggil Ibu oleh seorang anak kecil. Tentu saja yang pertama itu putranya-Felix Andromeda. Dan kini untuk ke dua kalinya dia dipanggil 'ibu' oleh anak kecil yang memiliki wajah mirip seperti Felix. Em.. Dia tak memiliki anak lain selain Felix kan?
Tangan Clarissa terulur dan mengusap pelan rambut unik milik Asher. "Nak, sepertinya kau salah or-"
"Clarissa."
Sebuah suara memanggil namanya, membuat ucapan Clarissa terpotong. Ia mendongak dan ternyata Jayden sudah berdiri tepat di belakang anak kecil yang memanggilnya dengan sebutan Ibu.
"Ada apa?"
Jayden menatap ke lantai satu, dimana para pelayan dan perajurit penjaga sedang menatap mereka. "Sebaiknya kita berbincang di kamar saja."
~~
"Aku sudah berkali-kali memanggil mu. Tapi kenapa baru datang sekarang?"
"Aku sibuk." Sahut Jayden dengan tatapan yang terus mengarah pada putra bungsunya. Asher terus menatap Clarissa dengan tatapan sendu. Dan Jayden tahu itu..
Kini mereka berempat sudah berada di dalam kamar. Mereka duduk melingkar dengan sebuah meja bundar sebagai pembatas.
Tangan Clarissa terulur mengambil cangkir yang berisikan teh camomile. "Siapa anak yang kau bawa ini?"
"Dia Asher, anak kita." Sahut Jayden, santai.
Byur!
Clarissa menyemburkan teh nya tepat mengenai baju Jayden. "A-anak kita?"
Decakan sebal keluar dari bibir seksi jayden. Ia mengambil sapu tangan yang ada di meja dan membersihkan baju nya yang terkena semburan istrinya.
"Ma, Asher tertidur sejak dia lahir. Itu semua karena saat mama melahirkan, mama masih memiliki jiwa yang separuh." Celetuk Felix yang sejak tadi menyimak. "Kemarin malam Asher terbangun dari tidur lamanya. Jadi, karena itu dia baru dapat menemui mama sekarang."
Clarissa memijat pelipis nya. "Jadi sekarang aku menjadi ibu dari dua anak?"
"Mungkin lebih tepatnya, menjadi ibu dari dua anak kembar." Ucap Jayden beranjak bangun dari duduknya. "Aku akan mandi. Pembicaraan nya dilanjut nanti saja." Tuturnya.
"Asher ikuti ayah. Wajah mu sudah mirip gelandangan. Lebih baik sekarang kau mandi." Tutur Felix mengernyit menatap wajah asher yang kusam dan penuh lumpur kering.
Cup
Dengan secepat kilat, Asher mengecup pipi Clarissa. "Aku akan mandi dulu"
Jayden menatap kesal pada Asher yang sudah berlari menuju pintu kamar mandi. "Aku kalah dengan anak kecil." Gumam Jayden, mengepalkan tangannya.
~~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon King's Wife [TERBIT]
Fantasi[Beberapa part telah dihapus] "Kau akan selalu menjadi milikku kan, Clarissa Andromeda?" Tanya Jayden mengusap puncak kepala istrinya yang tertidur pulas di dalam pelukannya. "Kita akan hidup bahagia dan lupakan saja keberadaan papa." Seru Felix se...