Pemandangan yang pertama kali dilihat Clarissa ketika Asher membawanya menggunakan sihir teleportasi adalah langit merah dengan awan putih. Clarissa merasa pemandangan ini sangat aneh. Namun tak ada yang tak aneh, karena disini adalah dunia iblis.
Clarissa pikir dunia iblis hanya akan ada lava dan hawa yang panas. Tapi ternyata dunia ini hampir sama seperti dunia manusia, hanya saja berbeda di warna langit.
Asher mengusap kasar pada darah yang keluar dari hidung. Resiko memakai sihir teleportasi di bawah umur membuat Asher harus mengalami mimisan. Sebuah senyuman terbit ketika melihat rasa kagum terpancar jelas di raut wajah sangat ibu.
Wushh
"Selamat datang kembali my queen." Salam Raymond yang tiba-tiba saja muncul.
Clarissa tersenyum kikuk. "O-hai, sir?"
"Raymond Chadler. Panggil saja Raymond." Ucap Raymond sedikit membungkukkan badannya.
Asher mendengus. "Paman, antarkan kami ke butik."
"Baik, pangeran. Akan segera saya siapkan kendaraannya." Tanpa bertanya apapun, Raymond berjalan pergi.
"Dunia ini sangat unik." Ujar Clarissa pelan. Manik mata hijau emerald milik nya mengamati beberapa iblis yang terbang ke sana kemari menggunakan sayap berwarna hitam.
Clarissa menundukan pandangan nya saat sebuah tangan mungil terasa sedang memegang pergelangan tangan nya. Asher menyengir lebar hingga menampakan gigi-giginya. "Kalau ibu mau. Ibu bisa tinggal disini."
"Ini lebih baik daripada harus tinggal di dunia manusia. Disana kita tak di sambut baik oleh mereka." Sambung nya, dengan senyuman yang tak pernah luntur.
"Maaf Asher. Tapi sepertinya ibu lebih nyaman di dunia manusia. Ibu merasa asing jika berada di dunia ini." Ujar Clarissa, merasa tak enak saat melihat senyuman Asher sedikit pudar. "Em.. Mungkin ibu akan tinggal di sini suatu saat." Tuturnya, setelah berpikir lama.
Asher tersenyum manis mendengar penuturan dari sang ibu. "Aku akan menunggu saat itu."
Poff
Tiba-tiba saja sebuah asap berwarna putih muncul di samping Clarissa berdiri. Clarissa dan Asher di buat terbatuk karena kepulan asap itu. Mereka berdua mengibaskan kedua tangan guna mengusir asap yang mengganggu indra penciuman dan penglihatannya.
"Astaga, uhuk! kenapa Jayden tak memberi alat yang lebih efisien dari ini. " Ucap seseorang, kemudian kembali terbatuk.
Sepertiga siku-siku tampak timbul di kening Asher. Dengan menggunakan sihir angin, ia menghilangkan kepulan asap tersebut dengan sekali kibasan tangan. Seorang pria dewasa dengan rambut pirang mulai tampak di penglihatan nya. Pria tersebut sepertinya belum menyadari keberadaan mereka berdua karena terlalu sibuk memejamkan mata dengan batuk yang belum juga reda.
Clarissa menjauh dari seseorang yang tiba-tiba saja muncul di sampingnya. Ia mendekati Asher dan sedikit menarik nya mundur agar menjaga jarak dari orang asing tersebut.
"Ibu, tak apa. Sepertinya dia bukan orang jahat." Ucap Asher, melepaskan kedua tangan sang ibu yang bertengger di pundaknya dengan pelan.
Seorang pria pemilik rambut pirang tersebut mulai membuka matanya. Manik mata sejernih lautan berkedip bingung. "Eh? Kenapa ada manusia disini?" Tanyanya pada Clarissa.
"Kau juga manusia. Kenapa bisa kemari?" Sela Asher dengan nada yang sinis.
"Aku?" Tanya Pria berambut pirang menunjuk dirinya sendiri. "Aku memiliki kertas teleportasi khusus untuk keluar masuk ke dunia bawah. Sehingga aku dapat kemari sesuka hati." Ujarnya memperlihatkan sebuah kertas persegi panjang yang terdapat tulisan abstrak berwarna merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon King's Wife [TERBIT]
Fantasy[Beberapa part telah dihapus] "Kau akan selalu menjadi milikku kan, Clarissa Andromeda?" Tanya Jayden mengusap puncak kepala istrinya yang tertidur pulas di dalam pelukannya. "Kita akan hidup bahagia dan lupakan saja keberadaan papa." Seru Felix se...