BAB 26

24K 4.9K 324
                                    

Sudah sejam berlalu, Clarissa terus di sodorkan gaun dan dipaksa mencoba nya oleh Asher. Bocah itu malah dengan santainya duduk manis sembari menikmati cemilan nya.

"Ini terakhir ya." Ucap Clariss memasuki tempat ganti dengan lesu.

Asher mengacungkan jempolnya tanpa mengalihkan pandangan nya dari cemilan kesukaan nya itu. Cookies coklat dan kue manusia jahe memang tiada duanya!

Sophia dan Raymond yang melihatnya hanya dapat menggelengkan kepalanya. Hanya pangeran kedua saja yang tak memiliki sifat dingin seperti pangeran pertama dan baginda raja.

Dengan lahap Asher memakan nya hingga membuat mulutnya penuh. Anak itu bahkan sampai tak menyadari bahwa sedari tadi telah membuat Clarissa kelelahan.

"Hei bocah."

Sebuah suara mengganggu aktivitas Asher. Bocah itu melirik dengan tajam, namun seketika matanya melebar. Dengan sigap Asher berdiri dari duduk dan mengelap bibir nya dengan kasar.

"Salam kepada baginda raja. " Ucap Sophia dan Raymond serempak.

"Em-halo ayah?" Sapa Asher, melambaikan tangannya.

Jayden mendengus sebal. Clarissa sedang merasa kelelahan sekarang pasti gara-gara bocah itu. "Kau memaksa Clarissa untuk memakai berbagai gaun. Dan tanpa sadar telah membuat nya kelelahan."

Mendengar penuturan dari sang ayah membuat Asher menyadari kesalahannya. Ia terlalu terhanyut dengan makanan dan tidak menyadari raut wajah kelelahan ibunya.

"Maaf ayah." Cicit Asher, menautkan kedua tangannya.

"SOPHIA BISAKAH KAU MEMBANTUKU SEBENTAR!"

Teriakan dari arah tempat ganti membuat mereka semua mengalihkan pandangan. Merasa namanya yang dipanggil, Sophia hendak berjalan mendekat. Namun Jayden lebih dulu memberi kode pada Sophia agar dia saja yang kesana.

Klek

Jayden membuka pintu kayu. Ia disuguhi pemandangan punggung putih mulus milik Clarissa. Tanpa sadar Jayden meneguk ludahnya sendiri. Wanita cantik itu terlihat kesusahan mengikat tali yang berada dibagian belakang gaun.

"Tolong bantu aku mengikat ini." Tanpa menoleh kebelakang Clarissa memerintah.

Dengan ragu Jayden berjalan mendekati Clarissa. Dengan telaten ia mengikatkan tali yang berada di bagian punggung sang istri. Merasa sudah diikat dengan benar, Clarissa membalikan badan nya hendak berterimakasih. Namun tubuhnya seketika mematung melihat seseorang yang telah membantu nya.

"Jayden?"

Pria tampan yang menjabat sebagai suaminya itu terus menatap dengan sangat intens. Clarissa meremas bagian bawah gaun karena merasa gugup ditatap terus-menerus oleh Jayden.

"Cantik." Ucap Jayden, tanpa sadar.

Blushh

Bukan hanya Clarissa saja yang terkejut. Jayden bahkan ikut terkejut dengan ucapan nya sendiri. Ia berbalik badan memunggungi Clarissa. Tanpa sadar pipi mereka berdua bersemu.

"Maaf."

Hanya satu kata yang terucap di bibir Jayden. Setelah itu dia pergi keluar, meninggalkan Clarissa yang sedang berdisko ria bersama jantungnya.

"Astaga, heart attack." Gumam Clarissa, memegangi dadanya yang berdetak kencang.

~~

Setelah kejadian di butik la rose. Hubungan Jayden dan Clarissa menjadi canggung. Sudah berhari-hari sejak saat itu, Jayden terus menerus pergi ke dunia bawah meninggalkan Clarissa dan kedua putranya. Ketika Jayden kembali pun, dia terus mengalihkan pandangan nya dari Clarissa.

Hari ini pun jayden baru saja kembali dari dunia bawah. Pria itu saat ini sedang berada di dalam kamar mandi. Clarissa duduk diatas kasur menunggu Jayden selesai mandi.

Jika di hitung-hitung sudah hampir 5 hari Jayden menghindar dari nya. Semenjak itu Clarissa merasa bosan karena tak ada yang mengajaknya mengobrol lagi. Sebenarnya masih ada Asher dan Felix, tapi tetap saja dirinya merasa lebih senang jika mengobrol dengan orang yang sama-sama dewasa. Walaupun sepertinya Jayden sudah lansia bukan dewasa lagi.

Klek

Pintu terbuka, menampakkan Jayden yang keluar hanya menggunakan sebuah handuk putih meliliti pinggangnya. Tidak seperti kebanyakan wanita yang langsung menutup matanya. Clarissa malah terus menerus menatap pada perut kotak-kotak Jayden. Bahkan tanpa tau malu nya, dia menghitung jumlah Kotak-kotak yang berada di perut Jayden.

Jayden yang melihat hal tersebut, berjalan mendekati Clarissa. Setelah sampai tepat di depan Clarissa duduk, ia melipatkan kedua tangannya.

"Kau mesum sekali." Ucap Jayden, membuat Clarissa cengengesan. "Ada apa? Kenapa kau menungguku sedari tadi?"

Clarissa menundukan kepalanya menatap kepada jari-jari yang yang sedang bertautan. "Itu.. em.. anu"

Helaan nafas keluar dari Jayden. "Yang jelas Clarissa."

"Kau terus-menerus menjauhiku, kenapa?" Tanya Clarissa dengan suara yang terdengar seperti gumaman.

"Karena kau sangat mengganggu."

"Aku mengganggumu?"

"Ya, kau sangat mengganggu. Setiap bertemu dengan mu detakan jantung ku semakin berisik. Saat aku jauh pun, kau selalu mengusik ku dengan berbagai suara yang selalu kau ucapkan dalam pikiran mu." Ucap Jayden, mengeluarkan unek-unek yang yang sudah tertahan beberapa lama.

Kata-kata Jayden membuat hati Clarissa berdenyut. Se-mengganggu itu dirinya di dalam kehidupan Jayden?

Entah kenapa mata Clarissa memburam. Ia memejamkan matanya guna menghilangkan keburaman dimatanya. Setetes air mata jatuh di atas tangannya. Ia menangis? Tapi kenapa dia menangis hanya karena Jayden?

Jayden merutuki dirinya sendiri karena telah membuat Clarissa menangis. Ia tak bermaksud menyakiti wanita itu. Hanya saja dia ingin mengutarakan isi hatinya. Sepertinya Jayden telah salah merangkai kalimat nya.

Jayden mengangkat dagu Clarissa agar menatapnya. Ia mengusap pipi Clarissa dengan sangat lembut. "Maaf." Ucap Jayden, dengan suara yang rendah.

"Lagi-lagi kata maaf yang terucap." Gumam Clarissa, menyentak tangan Jayden yang memegangi dagunya.

Clarissa kembali menundukkan kepalanya. "Sedari dulu aku selalu menanamkan prinsip untuk tidak bergantung pada seseorang. Tapi setelah banyak berbincang dengan mu dalam waktu singkat. Sepertinya aku sudah mulai bergantung padamu. Aku menghancurkan prinsipku sendiri. "

"Dalam waktu sesingkat itu. Aku sudah mulai bergantung pada Felix, Asher, dan kau. Tapi kau tiba-tiba saja menjauhiku. Dasar menyebalkan." Ucap Clarissa, dengan sangat lirih saat kalimat terakhir.

Jayden menghamburkan pelukan nya pada Clarissa. "Maaf."

"Kau tahu Jayden? Sepertinya aku sudah jatuh ke dalam pesona ketampanan mu. Dalam waktu singkat, kau membuat ku jatuh cinta. Sangat gila.. Dan aku tak menyangka ini." Ucap Clarissa, membuat tubuh Jayden mematung.

Dengan pelan, Jayden melepaskan pelukannya. Namun tiba-tiba saja Clarissa malah memeluk nya kembali dengan sangat erat. "Jangan di lepas. Sekarang aku merasa sangat malu."

Tanpa bisa dibendung lagi, Jayden tersenyum lebar. "Kau sangat mencintaiku?" Tanya Jayden, memastikan apa yang tadi dia dengar tak salah.

"Hm. Tapi sepertinya bertepuk sebelah tangan." Ucap Clarissa, dengan santai seakan-akan itu bukan masalah.

Jayden melapaskan pelukan nya dengan pelan. Ia menatap wajah Clarissa yang masih tak mau menatapnya balik. "Kau salah Clarissa. Aku lebih dulu mencintaimu saat pertemuan pertama kali kita. Tapi aku selalu saja berusaha menyangkalnya." Ungkap nya, membuat Clarissa menatap balik dirinya.

"Tanpa mengenal waktu aku selalu mencintaimu, Clarissa Andromeda."

~~

Sesuai permintaan kalian. Hari ini double up.

Jangan pada minta triple up ya, renn capee~

Btw maaf kalo ceritanya makin ga bagus dan ga jelas 🛐

The Demon King's Wife [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang