BAB 28

21.4K 4.3K 212
                                    

Sebuah Kastel yang sangat besar nan luas berdiri kokoh di dunia bawah. Kastel yang merupakan sebuah academy satu-satu nya di dunia bawah.

"Pangeran, sampai kapan kalian akan tetap berdiam diri disitu?" Tanya Raymond saat merasa kedua pangeran kerajaan iblis terus berdiri disamping kereta tanpa kuda, menatap bangunan kastel.

"Aku tak tau kenapa ayah mengirim kita ke sini." Gumam Asher, menatap aneh pada kastel academy.

Felix menyugarkan rambutnya kebelakang. Rambut coklat milik anak itu sudah sedikit memanjang sehingga menutupi penglihatannya. "Jika saja tak membuat ayah marah, kita tak akan di masukan ke sini." Ucap Felix dengan nada yang terdengar tidak marah.

Mendengar hal tersebut, suasana Asher berubah menjadi suram. "Maaf kak. Gara-gara ku, ayah jadi menghukum mu juga."

"Tidak apa. Lagi pula mulai sekarang ke mana pun kau berada, aku akan selalu bersama mu." Felix menggandeng tangan adiknya dan kemudian tersenyum tulus.

Raymond yang sedari tadi menyimak, ikut tersenyum melihatnya. Namun sebuah alarm arloji sihir miliknya bergetar. Sepertinya sebentar lagi ia harus pergi ke rapat penting untuk menjadikan wakil rajanya yang tak bisa hadir. Ia berdeham kencang membuat dua bocah berdarah Andromeda mengalihkan pandangan pada dirinya.

"Pangeran, ini adalah Amestyhs Academy. Sebuah sekolah yang dibangun oleh Delius andromeda, raja pertama dunia bawah." Ujar Raymond, memperkenalkan Amestyhs academy pada Felix dan Asher.

"Seperti kata baginda raja. Sebagai pembelajaran karena telah berperilaku tidak sopan. Kedua pangeran diharuskan tetap berada disini sampai 5 tahun kedepan." Lanjut nya membuat Asher mendengus.

"Aku hanya melamar ibu. Kenapa dia sampai mengirim kita ke sini sih?!" Asher berdecak sebal saat mengingat kejadian dimana dirinya di tarik paksa menuju dunia bawah oleh suruhan ayahnya.

"Bukan hanya karena itu, pangeran."

Asher memicingkan matanya tajam. "Lalu apa?"

"Tidur di atas lumpur. Mendobrak pintu kamar baginda raja. Berteriak di depan baginda raja. Itu semua sangat tidak mencerminkan Andromeda. Karenanya anda berdua diharuskan untuk masuk kedalam academy. Supaya tata krama dan ilmu pengetahuan anda berdua semakin membaik." Tutur Raymond yang diakhiri dengan sebuah senyuman.

Saat Asher hendak memprotes nya, Felix lebih dahulu menyela. "Cepat tunjukan kamar kami."

"Kakak! Kenapa kau malah menyetujuinya sih!?" Tanya Asher dengan wajah yang merengut kesal.

Felix tak mengindahkan kekesalan Asher. "Cepat Raymond."

"Baik pangeran. Silakan ikuti saya."

Raymond mulai melangkah kearah menuju ke dalam kastel. Ia tak perlu lagi mendapat ijin untuk memasuki academy ini. Karena sudah jauh jauh hari raja nya telah berbicara dengan pengurus Amestysh academy.

"Amestysh academy dibagi menjadi 3 kastel.  Kastel yang terdepan atau yang saat ini kita pijaki adalah tempat untuk pembelajaran dan ruangan khusus lainnya. Kastel putih yang berada di belakang kastel utama ini merupakan asrama wanita. Sedangkan kastel hitam yang berada disamping kastel putih merupakan asrama pria." Raymond mulai menjelaskan tentang Amestysh academy pada dua pangeran nya.

"Apa disini ada kolam lumpur?" Celetuk Asher membuat Raymond seketika menghentikan langkahnya.

Ia berbalik menghadap Asher. Keningnya berkerut, terlihat sekali sedang merasa heran dengan pertanyaan Asher. "Hanya ada danau di academy ini. Kenapa anda menanyakan hal tersebut?"

"Aku ingin tidur disana." Ucap Asher dengan santai tanpa menatap Raymond.

Raymond menghela nafas panjang. Ia benar-benar tak yakin jika meninggalkan pangeran kedua di Academy ini. Rasanya akan ada hal besar yang terjadi. Dan Raymond merasa kasian sekaligus khawatir dengan Amestyhs.

"Pangeran, tolong jangan berbuat hal-hal yang aneh lagi. Perbaiki sikap dan hal itu bisa membuat Anda berdua cepat keluar dari academy ini."

"Baik baik." Sahut Asher dengan malas.

~~

Setelah kepergian kedua putranya yang sangat menggemaskan. Clarissa jadi jarang tersenyum dan rasanya sangat tak bertenaga. Dan semenjak hari itu, ia mulai berhenti berbicara dengan Jayden. Saat suaminya yang sayangnya tampan itu mengajaknya berbicara, Clarissa terus bersikap tak acuh. Saat hari ini pun, Clarissa tetap mendiami Jayden padahal saat ini mereka berdua sedang menuju pesta yang diadakan kerajaan.

Dengan pandangan yang terus menatap keluar jendela kereta kuda. Clarissa terus memikirkan kedua anaknya. Walaupun tidak merasakan pernah melahirkan mereka berdua, tetapi dia tetap memiliki feeling layaknya seorang ibu pada anaknya.

"Berhenti mendiami ku karna kedua anak itu, Clarissa." Ucap Jayden yang sedari tadi mendengarkan semua isi pikiran istrinya.

"Aku mengirim Felix dan Asher ke sebuah academy di dunia bawah. Itu semua demi kebaikan mereka juga."

Lagi-lagi Clarissa tetap diam tak bergeming. Jayden merasa hatinya sesak ketika wanita itu terus mendiaminya seperti ini.

Pandangan Jayden menurun, menatap tangannya yang saat ini terkepal. "Clarissa tolong jangan mendiami ku seperti ini." Ucap nya yang terdengar sangat lirih.

Tanpa mengalihkan pandangan, Clarissa berucap. "Bawa mereka kembali dan aku akan berhenti mendiami mu."

Kereta yang mereka tumpangi berhenti, membuat Jayden mengurungkan niatnya yang hendak berbicara. Seperti mereka berdua sudah sampai di istana emerald, tempat yang di khususkan untuk acara tertentu. Istana emerald terpisah dengan istana utama, sehingga mewajibkan Clarissa dan Jayden menaiki kereta kuda.

Jayden menatap keluar jendela. Disana sudah banyak sekali bangsawan dan orang-orang dari kerajaan tetangga yang datang.

Ia mengalihkan pandangan nya kembali pada Clarissa. Sial, wanita itu sangat cantik dengan gaun hijau yang senada dengan warna matanya. Dan lagi, gaun tersebut merupakan hasil karya butik dari dunia bawah yang tentu nya sangat indah, berbeda jauh dengan gaun dunia manusia yang masih memakai korset yang menyesak kan.

"Sebaiknya kita kembali saja."

Clarissa menatap Jayden dengan kening yang berkerut. "Apa maksudmu? Kita baru saja sampai." Sudah berjam-jam Clarissa berdandan dengan bantuan para pelayan yang di dapat oleh Jayden. Dan kini Jayden malah berniat tidak pergi ke pesta? Yang benar saja!

"Kau terlalu cantik, Clarissa. Para pria pasti akan dengan gencar mendekat mu." Ucap Jayden dengan mimik wajah yang cemberut.

Clarissa berdecak sebal. "Aku tak akan dekat dengan pria lain." Ucapnya, memegang gagang pintu dan hendak membukanya namun di cegat oleh Jayden.

"Apalagi?" Tanya Clarissa merasa jengah.

"Tetap didekat ku dan jangan pernah pergi kemanapun."

Jayden menatap Clarissa dengan intens membuat sang empu menjadi sedikit gugup. "Y-ya, aku tak akan berkeluyuran kemanapun."

Tanpa disadarinya, ucapan Jayden mengandung arti kata yang lebih dalam daripada itu.

~~

[Arion Aleister Zephyr]you can call me baby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Arion Aleister Zephyr]
you can call me baby

The Demon King's Wife [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang