BAB 13

33.1K 5.8K 296
                                    

Hoek

Jayden mengusap bibirnya dengan kasar. Ia menatap nanar pada darah yang keluar dari mulutnya. Sudah ke 5 kalinya Jayden muntah darah.

Ia benar-benar tak tau apa yang telah terjadi padanya. Padahal kekuatan yang berada dalam dirinya terasa sangat stabil dan tidak ada yang aneh. Tapi kenapa dia bisa muntah-muntah darah begini?

Tuk. tuk.

Seekor elang berwarna hitam mengetuk ngetuk jendela kamar mandi. Kening Jayden  tampak berkerut. Tengah malam begini siapa yang mengirim pesan? Apa ada sesuatu yang mendesak?

Jayden membuka sedikit jendela kamar mandi. Ia mengambil surat kecil yang terikat dikaki Elang. Tangan nya mulai membuka surat itu.

__________________________


Dear My son.

Aku hanya ingin memberitahu mu. Jika kutukan yang berada di dalam dirimu sudah terlepas. Maka kau akan mengalami gejala muntah darah. Maaf, aku lupa memberitahukanmu.

Oh ya di kaki kiri elang ku, ada kantong kecil yang berisi cincin. Itu untuk mu. Fungsinya agar pikiran mu tak dapat di baca oleh Clarissa. Aku tau kau pasti akan sangat membutuhkan ini.

Ya sudah hanya itu saja yang ingin ku sampaikan. Kau tak perlu membalas surat ini.

Dari ibu asuhmu
Clo

__________________________

Jayden kembali melirik elang yang masih berdiam diri di dekat jendela. Manik kelabu jayden bergulir menatap bagian kaki kirinya. Kantong kecil berwarna hitam terlihat terikat di kaki hewan tersebut.

Ia membuka ikatan pada kaki elang dan mengambil kantong kecil itu. Si elang yang merasa tugasnya selesai langsung pergi kembali pada tuan-nya.

Jayden menatap lekat pada cincin pemberian Clo. Perak yang membentuk lingkaran menjadi sebuah cincin terdapat tulisan kuno. Ibu jarinya mengelus tulisan kuno tersebut. Tulisan nya terasa timbul keluar.

Jayden memasukan cincin tersebut pada  jari manis tangan kirinya. Ia terdiam menatap cincin yang sudah tersemat di jari nya. Jayden jadi teringat dengan sebuah cincin pernikahan. Sepertinya dia dengan sang istri belum memiliki cincin pernikahan.

Jayden melangkah kembali ke dalam kamarnya. Terlihat wanita cantik tertidur lelap dengan sedikit mendengkur. Ia mendekati sang istri dan menarik tangan kiri Clarissa yang menutupi jidat lebarnya.

Jari-jari lembut Clarissa tampak kosong. Tak ada cincin ataupun sejenisnya yang tersemat di sana. Jayden memegang jari manis Clarissa. Sebuah cahaya kemerahan muncul dari tangan nya dan mulai melingkar di jari manis istrinya.

Beberapa detik kemudian, sebuah cincin yang terbuat dari perak dan terdapat sebuah rubi berwarna merah pekat tersemat di jari manis Clarissa. Jayden tersenyum puas melihat hasil karyanya sendiri. Manik mata kelabu nya berpindah menatap wajah cantik sang istri.

"Kau hanya miliku, Clarissa. Entah itu dulu, sekarang, atau selamanya." Ucapnya dengan raut wajah yang bersungguh-sungguh.

~~

Suara kicauan burung terdengar memasuki gendang telinga Clarissa. Ia tak langsung bangun dan malah mempererat pelukan nya pada bantal guling yang terasa sangat nyaman. Clarissa menghirup dalam-dalam aroma wangi yang menguar dari bantal gulingnya.

"Aku bukan bantal guling mu. Cepat lepaskan."

Sebuah suara berat nan dalam membuat kening Clarissa berkerut. Bukan nya dia hanya tinggal sendiri di rumahnya yang belum lunas? Tapi kenapa terdengar suara pria di dekatnya? Atau mungkin Clarissa hanya berhalusinasi?

Jayden mendengus kasar ketika mendengar pikiran Clarissa yang lagi-lagi aneh. "Cepat bangun. Dan berhenti berfikir bahwa kau masih berada di dunia itu."

Clarissa melenguh pelan dan melepaskan pelukannya dari sesuatu yang ia kira bantal guling. Ia berbalik membelakangi Jayden dengan mata yang masih berpura-pura tidur.

Setelah dirasa sudah memunggungi Jayden, matanya langsung terbuka lebar. "Me-ma-lu-kan." Ucap Clarissa namun tak bersuara.

Ia merutuki dirinya sendiri karena dengan bodoh dan tolol nya menganggap Jayden sebagai bantal guling kesayangan nya. Lebih baik Clarissa berpura-pura tidur saj–

"Berhenti berpura-pura. Aku tau kau sudah bangun."

Sial, lagi-lagi Clarissa lupa kalau Jayden dapat mengetahui isi pikirannya. Mau tak mau Clarissa berbalik menghadap Jayden.

"Selamat pagi suami!" Seru nya, tersenyum lebar berusaha menutupi kelakuan konyolnya tadi.

Jayden membuang wajah nya ke samping dengan telinga yang memerah."Cih dasar wanita aneh."

Jayden beranjak bangun meninggalkan Clarissa yang masih berniat untuk tidur kembali. Ia terlihat hendak menuju ke kamar mandi. Sudah berhari hari dirinya tak mandi dikarenakan banyaknya urusan mendesak. Badan nya terasa sangat lengket.

Clarissa terdiam menatap punggung tegak dari pria yang kini berstatus sebagai suaminya. Clarissa masih tak bisa percaya ini. Wanita seperti nya yang tak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun, malah tiba-tiba saja sudah memiliki suami dan anak.

Seketika Clarissa meringis pelan karena tiba tiba saja teringat dengan Felix. Sepertinya ia telah meninggalkan pria kecil itu sendiri di gubuk tua yang sudah mereka anggap sebagai rumah.

Clarissa terlalu sibuk dengan masalah kehidupan nya yang sangat rumit hingga melupakan anaknya sendiri. Ya walaupun Clarissa tak merasa telah melahirkan Felix. Tapi tetap saja Felix merupakan darah daging nya sendiri.

Ceklek.

Pintu kamar mandi kembali terbuka, membuat Clarissa tersadar dari lamunan nya. Perasaan baru beberapa menit yang lalu Jayden masuk, tapi sudah selesai saja. Ini aneh. Padahal pria itu hanya mandi dalam waktu tak sampai 10 menit, tetapi kenapa badan nya berbau harum sekali?!

Sebagai seorang wanita, Clarissa merasa tak adil. Ia butuh waktu 20 menit untuk mandi dan keluar dalam keadaan harum. Tetapi kenapa para laki laki hanya mandi dalam beberapa menit saja sudah dapat keluar dari kamar mandi dalam keadaan harum? Bahkan harumnya melebihi dirinya yang mandi selama 20 menit. Itu sangat tidak adil kan?

Jayden menghela nafas dalam dalam. Lagi lagi wanita itu berfikir yang tak patut dipikirkan. Otak nya jadi terasa penuh karena pemikiran konyol dari Clarissa.

"Setelah ini kita akan menemui kedua orang tua ku." Tutur Jayden, sembari mencari-cari pakaian yang akan digunakan hari ini di dalam lemari besar miliknya.

"Tapi aku harus kembali ke gubuk. Di sana masih ada Felix kan."

Jayden menoleh sekilas pada Clarissa dan kembali menatap isi lemari pakaian nya. "Dia berada di Kerajaan iblis. Jadi kau tenang saja."

~~

The Demon King's Wife [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang