Sosok itu tersenyum. Sangat menawan dan juga tampan.
Pasalnya lamaran yang sudah dia persiapkan untuk sang kekasih diterima.
"Terima kasih, terima kasih." dipeluknya tubuh pria yang sangat dia kasihi. Pria yang selama ini selalu mendukungnya selama ini.
"Terima kasih."
"Kenapa harus berterima kasih? Sudah seharusnya kan kita ke jenjang yang lebih serius." yang lebih muda merengut harus mendengarkan kata terima kasih secara berulang-ulang. Cukup satu kali mengatakan. Itu sudah cukup untuknya.
"Ya, kau benar. Aku hanya ingin mengatakan saja. Tidak ada salahnya bukan. Terima kasih Na, kau sudah mau menerima lamaranku. Aku senang sekali malam ini."
🐇🐰🐇
"T-Tidak," racau si pemuda manis. Menatap tak berdaya pada apa yang baru saja terjadi padanya dan juga sang pemilik hati.
"T-Tidak mungkin."Apa yang baru saja dia lihat, benar-benar hal yang menyakitkan untuknya. Pun, dirinya sedikit tak menyangka kalau pertemuannya hari ini dengan sang kekasih adalah pertemuan terakhir mereka sebelum kekasihnya pergi jauh meninggalkannya seorang diri di dunia yang kejam ini.
"S-Siapa kau! Kau apakan kekasihku!" teriaknya nyalang. Pria manis itu memberanikan diri menghampiri orang yang baru saja membuat luka dalam hidupnya.
"Hanya ingin membereskan cecunguk kecil sepertinya." ujar pria itu tak kalah dinginnya.
Cecunguk kecil dia bilang.
Jaemin meradang.
Bagimana bisa kekasihnya itu disamakan dengan penjahat. Kekasihnya bukan penjahat. Kekasihnya pria baik-baik.
"Kau gila!" teriak Jaemin.
Masih terbayang dalam ingatannya bagaimana pria itu mengucapkan kata terima kasih padanya karena sudah mau menerima lamarannya.
"Tidak mungkin." pria itu pun terjatuh. Menangis pilu, meratapi semua kejadian yang menimpanya malam ini.
"Untuk apa menangisi orang yang sudah mati sepertinya. Pria itu layak mendapatkan itu semua." ujar pria yang masih berusaha membersihkan pisau yang digunakan untuk membunuh pria yang menjadi targetnya malam ini.
"P-Pembunuh. Kau pembunuh!" teriak Jaemin.
"B-Bangunlah. Kumohon bangunlah."🐇🐰🐇
Tbc
4 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt || NOMIN. [✔]
FanfictionBagaimana rasanya saat kau harus tinggal satu atap dengan orang yang sudah membunuh kekasihmu? Jaemin harus merasakan itu. Bagaimana rasa takut yang harus dia rasakan setiap malam saat memejamkan mata. Ketakutan-ketakutan itu seolah selalu membayang...