"J-Jeno." panggilan lirih itu menghentikan kegiatan Jeno yang tengah membersihkan belati miliknya.
"Hn." gumam Jeno. Pria itu sedikit heran karena tak biasanya Na Jaemin sudi datang menghampirinya.
"A-Aku lapar." wajah si pria Na memerah malu saat mengatakan hal tersebut.
Kecanggungan dapat mereka rasakan.
"A-Ah, ok."
Jeno pun meletakkan kembali belati miliknya ke dalam laci. Menyimpan benda tajam itu kembali ke tempat semula.
Mata bulat si pria Na berkilat tajam. Pria itu lalu memutuskan untuk mengambil salah satu benda tajam dari dalam laci yang sayangnya lupa Jeno kunci tadi, setelah Jeno pergi menjauh dari area ruang televisi.
"Malam ini. Kuharap semuanya selesai."
🐇🐰🐇
"Ini, makanlah."
Jeno meletakkan sepiring nasi goreng buatannya ke atas meja.
"K-Kau tak ingin makan." tanya Jaemin, gugup pria itu rasakan saat harus berinteraksi dengan pria itu.
"Tidak. Kau saja yang makan. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku."
"J-Jeno,"
"Ya."
"Malam nanti, tidurlah di kamarku."
Tumben. Tidak biasanya Jaemin meminta Jeno untuk tidur di kamarnya. Pasalnya pria tampan itu memang suka menyelinap masuk ke dalam kamar si pria Na. Tanpa Jaemin ketahui.
"Ya,"
🐇🐰🐇
Seperti apa yang sudah disepakati. Malam ini Jeno tidur menemani Jaemin. Pria tampan itu sudah memejamkan mata dari pukul sepuluh tadi. Sepertinya pria itu cukup kelelahan karena bekerja sedari siang tadi.
Berbeda dengan Jeno yang sudah tertidur nyenyak. Na Jaemin hanya dapat memejamkan mata saja. Tubuh pria manis itu bergetar pelan.
Dengan perlahan, si manis pun turun dari ranjang lalu mengambil benda tajam yang dia sembunyikan di laci kamarnya.
"Mati kau, Lee Jeno!" teriak Jaemin.
Jaemin mengarahkan pisau tajam yang dia ambil dari laci kerja Jeno ke arah perut si pria Lee.
"Aarrrghh!"
"Apa yang kau lakukan Na Jaemin!" teriak Jeno kesakitan karena harus menerima serangan tiba-tiba."Ini pembalasan untukmu karena sudah memisahkanku dengan Jaehyun-ku."
Uhuk!
Jeno terbatuk. Darah segar keluar dari belah bibirnya.
"Bodoh. Bodohnya aku kenapa aku tidak menghabisimu pada saat itu."
Uhuk!
Napas pria itu tersengal. Beruntung untuknya karena Jaemin hanya menusuk di bagian perut saja dan bukan dada.
"Hahaha. Benar, aku bodoh sekali." pria tampan itu malah tertawa.
"J-Jeno,"
"Kau ingin membunuhku, bukan. Maka lakukanlah." ujar Jeno. Pria itu sedikit mengerutkan keningnya saat Jaemin mencabut pisau yang masih menancap di perutnya secara tiba-tiba.
"Sshh,"
"Nah, Jaemin. Kau ingin membunuhku kan. Lakukanlah. Bukankah itu yang kau inginkan sedari dulu."
"J-Jeno,"
"Tidak!" teriak Jaemin saat si pria Lee memejamkan mata.
"J-Jangan mati."
Jaemin menyumpal darah yang masih keluar dari luka di perut Jeno.
"K-Kumohon, jangan mati."
🐇🐰🐇
Tbc
14 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt || NOMIN. [✔]
FanficBagaimana rasanya saat kau harus tinggal satu atap dengan orang yang sudah membunuh kekasihmu? Jaemin harus merasakan itu. Bagaimana rasa takut yang harus dia rasakan setiap malam saat memejamkan mata. Ketakutan-ketakutan itu seolah selalu membayang...