Its Hurt || NOMIN. [✔]

3. Hari Itu.

"Lepas!"

Brak!

Tubuh ramping itu terjatuh tepat di atas ranjang besar di sebuah kamar mewah. Pria manis itu tak tahu di mana dia berada sekarang ini.

Setelah kejadian mengerikan yang menimpanya semalam. Pria tampan itu langsung membawanya pergi karena dialah saksi mata pembunuhan pada malam tersebut.

Meninggalkan mayat kekasihnya di jalan, setelah terlebih dahulu pria tampan itu membersihkan tempat tersebut untuk menghilangkan barang bukti.

"Tidurlah." perintah pria itu.

"Tak sudi!"

"Menurutlah, sebelum aku memaksamu." ujar pria itu sebelum meninggalkannya dengan pintu kamar yang terkunci dari luar.

🐰🐰

Jaemin tak dapat memejamkan mata. Mimpi buruk itu datang lagi.

Terbayang bagaimana wajah kesakitan sang kekasih yang ditusuk begitu saja dengan pisau tajam oleh orang yang tak dia kenal pada saat mengantarkannya pulang.

Rasa bersalah itu selalu menderanya.

Seandainya saja dia menolak diantarkan pulang. Mungkin saja kejadian pada malam itu tak akan terjadi.

"Aku merindukanmu, sangat."

🐇🐰🐇

"Tidak tidur lagi? Wow. Kau berniat sekali ingin menyusul kekasihmu." ujar pria itu sarkatis saat melihat sosok mengerikan Jaemin yang duduk di hadapannya.

Pagi ini, mereka sarapan seperti biasanya. Dengan nasi goreng dan telur goreng yang Jeno buat dengan suka hati.

"Tak ingin menjawabku, huh? Kau cukup berani Tuan Na."

Pria tampan itu menatap Jaemin tajam. Mata sehitam jelaga itu benar-benar menakutkan.

"Kau ingin menyusul kekasihmu? Aku akan membantumu kalau kau ingin." kekehan memuakkan kembali terdengar.

"Dengan cara apa kau ingin menyusul kekasihmu itu. Ditusuk atau dijatuhkan dari ketinggian? Kau ingin yang mana? Aku masih memiliki cara lainnya. Kau tinggal pilih saja."

Meremat sendok. Jaemin tak mampu membalas apa yang diujarkan oleh pria pembunuh itu.

🐇🐰🐇

Tbc

4 November 2021