Jaemin tak dapat menemukan Jeno di mana pun. Pria tampan itu seakan lenyap dari padangannya.
Pria itu seperti menjaga jarak darinya akhir-akhir ini.
Sebenci-bencinya Jaemin pada Jeno. Jaemin tak akan sanggup untuk mengenyahkan pikiran tentang si pria Lee itu.
"Tidak. Jangan." racau Jaemin.
Sudah cukup dia harus merasakan penyesalan akan kehilangan. Janganlah dia dibuat seperti ini.
"Tidak mungkin." lirih Jaemin.
Pria manis itu tak menginginkan ini. Jaemin benar-benar tak mau.
"A-Aku takut."
"Takut sekali."🐇🐰🐇
Beberapa hari ini Jeno berdiam diri di ruang rahasia miliknya. Pria itu tak menyangka kalau Jaemin akan berbuat senekat itu. Seharusnya kalau Jaemin membencinya janganlah melampiaskan kebenciannya itu pada makhluk yang bahkan belum lahir ke dunia ini.
"Na Jaemin." lirih Jeno.
"Saat kau tahu kenyataannya. Kuharap kau tak lebih membenciku."🐇🐰🐇
Pria itu kembali masuk ke dalam kamar Jaemin. Mengecek apakah Jaemin melakukan hal nekat seperti beberapa hari yang lalu.
Dapat Jeno lihat kalau Jaemin sudah tidur dengan nyenyaknya. Pria manis itu tertidur membelakanginya menghadap kanan.
Pria tampan itu pun memilih membaringkan tubuh di belakang Jaemin.
"Jaemin." lirih Jeno. Suara pria itu melunak.
Tangan kekar itu memeluk tubuh kurus Jaemin. Sesekali tangan itu mengelus perut buncit Jaemin lembut. Pria tampan itu ingin merasakan detak jantung putranya yang sudah sedari lama dia idam-idamkan.
"Apa kau akan terus membenciku kalau kau tahu kebenarannya?" ujar Jeno lirih.
🐇🐰🐇
Tbc
14 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt || NOMIN. [✔]
FanficBagaimana rasanya saat kau harus tinggal satu atap dengan orang yang sudah membunuh kekasihmu? Jaemin harus merasakan itu. Bagaimana rasa takut yang harus dia rasakan setiap malam saat memejamkan mata. Ketakutan-ketakutan itu seolah selalu membayang...