1. Luka.

14.1K 869 6
                                    

Luka itu kian membesar seiring berjalannya waktu.

Pria manis itu menatap sendu potret seorang pria yang tersimpan rapi di dalam laci kamarnya.

Seandainya,

Seandainya,

Hanya kata pengandaian yang tak dapat dia ujarkan. Membuat luka itu kian menganga.

Jaemin hanya dapat tergugu pilu. Sosok dalam potret itu terlihat seperti menghinanya karena keterdiamannya selama ini.

"Maaf, maafkan aku." lirih Jaemin.

Linangan air mata kian membahasi pipi  merahnya.

"Maafkan aku,"

Luka yang ditinggalkan memang tak nampak.

Namun, cukup membekas dalam ingatan pria manis itu. Menjadikan luka itu sebagai ketakutannya selama ini.
















🐇🐰🐇


























"Tidak lelah, kau menangisi orang yang sudah mati?" pertanyaan retoris itu, pria itu lontarkan pada pria yang tinggal satu atap dengannya selama satu bulan ini.

"Kau," lirihan pria manis itu terdengar menyayat hati.

"Apa?" tanpa tahu malu, pria tampan itu pun mendudukkan dirinya di sebelah si pemuda.
"Seharusnya kau membuang ini. Kau tidak lagi membutuhkannya, bukan?"

Tangan terkepal. Pemuda manis itu menahan diri untuk tak menghajar wajah pria yang sudah merendahkan potret kekasihnya.

"Oh, atau kau ingin lebih memilih menyusulnya? Silakan. Lakukanlah. Aku ingin melihatnya."

Pria itu gila. Jaemin sadar itu.

"Pembunuh." lirih Jaemin.

"Ya, ya, ya, aku sudah mendengar ini ratusan kali." seringai mengejek itu. Ingin rasanya Jaemin merobek bibir pria itu.

"Lee Jeno, aku tak akan pernah mau memaafkanmu."

"Aku pun tak membutuhkan maafmu, Na Jaemin."





















🐇🐰🐇




















Tbc















Ada typo?





















3 November 2021

Its Hurt || NOMIN.   [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang