Jaemin ketakutan. Pria manis itu lebih memilih bersembunyi di dalam kamar selama seharian ini saat tuduhan tak berdasar itu malah dilayangkan untuknya."Kau tidak ingin makan?" Jeno bertanya pada si pria Na yang belum makan seharian ini padahal pria itu membutuhkan asupan lebih untuknya dan anak yang sedang Jaemin kandung.
Jeno melunak. Pria itu tak memaksakan kehendaknya pada si pria manis.
"Kalau kau tak ingin makan. Ingat, di dalam tubuhmu ada sosok yang masih membutuhkan asupan."
🐇🐰🐇
"Bukan aku pelakunya Pak Polisi. Mana mungkin aku tega membunuh darah dagingku sendiri demi harta." wanita paruh baya itu menangis terisak di hadapan polisi yang menginterogasinya.
"Bagaimana kau bisa berkata seperti ini kalau jelas-jelas kau yang ada di video itu. Berhenti mengelak Nyonya Jung." ujar si polisi.
"Aku tidak mengelak Pak Polisi. Aku sangat yakin kalau pelakunya adalah Na Jaemin dan bukan aku. Terlebih lagi sekarang, pria itu tak dapat ditemukan keberadaannya. Aku menduga kalau dia kabur setelah membunuh putraku. Astaga putraku yang malang. Bagaimana kau bisa mendapatkan kemalangan ini." wanita itu kembali terisak. Bahkan lebih kencang dari tangisannya yang tadi.
Polisi yang menginterogasi Nyonya Jung pun meminta anak buahnya yang menemaninya selama proses pengintogerasian berlangsung untuk mengecek keberadaan Na Jaemin.
🐇🐰🐇
Jeno menggeram rendah. Pria tampan itu marah saat pihak kepolisian melakukan konferensi pers lanjutan untuk kasus putra Tuan Jung. Kemurkaan pria tampan itu memuncak saat salah satu dari polisi itu mengatakan kecurigaannya pada Na Jaemin yang hilang bak ditelan bumi.
Mungkin saja Na Jaemin ikut andil dalam bagian pembunuhan putra Jung satu tahun yang lalu.
"Kau salah dalam memilih lawan Nyonya."
🐇🐰🐇
Tbc
14 November 2021
![](https://img.wattpad.com/cover/289944377-288-k556061.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt || NOMIN. [✔]
FanfictionBagaimana rasanya saat kau harus tinggal satu atap dengan orang yang sudah membunuh kekasihmu? Jaemin harus merasakan itu. Bagaimana rasa takut yang harus dia rasakan setiap malam saat memejamkan mata. Ketakutan-ketakutan itu seolah selalu membayang...