"Ayah? Papa?" panggil Juna pagi itu. Pemuda manis itu menatap sendu Jeno dan Jaemin yang lebih memilih mendiamkan kedua putranya.
"A-Ayah." dengan suara bergetar. Pria manis itu mengejar sang Ayah yang berangkat pergi bekerja, sedangkan Papanya lebih memilih masuk kembali ke dalam kamar setelah terlebih dahulu menyelesaikan sarapan bersama.
"A-Ayah? P-Papa?"
Semua ini salahnya. Kalau saja Juna dapat menghentikan perdebatan waktu itu. Mungkin kejadian ini dapat terhindarkan. Dia tak perlu merasakan diabaikan oleh orang tuanya sendiri.
"Juna."
"Hyung, Papa."
Juno memeluk adiknya. Pemuda tampan itu mengepalkan tangan. Kalau ingin memarahinya. Marahi saja dia. Jangan malah mengabaikan adiknya. Adiknya tak bersalah di sini.
"Sstt tak apa. Ayah dan Papa hanya lelah saja." ditenangkannya sang adik yang masih terisak.
🐇🐰🐇
"Mau sampai kapan Jen?" tegur Mark. Pria tampan itu tak tahu lagi harus memberikan tanggapan akan masalah yang sedang menimpa Jeno dan Jaemin. Baru kali ini Mark melihat pertengkaran sehebat ini.
"Menunggu putramu sakit dan kau baru akan memaafkan mereka? Bukankah merelakan lebih baik ketimbang melihat putramu terluka?" lanjutnya lagi.
Merelakan tak semudah mengembalikan telapak tangan. Ada hal yang membuat Jeno sulit untuk merelakan apa yang sudah menimpa kedua anaknya itu.
"Aku tidak tahu Mark. Aku bingung. Jangan paksa aku untuk memaafkan kesalahan mereka." sangkal Jeno lagi.
Dia sudah lelah terus-menerus dirundung perasaan bersalah. Terlebih lagi pada pasangannya itu.
Jeno sudah berjanji untuk membahagiakan Jaemin di depan makam Jaehyun. Dan sekarang dia malah mengingkari janji tersebut.
"Jen, ini bukan salah takdir. Coba kau bayangkan kalau kau di berada di posisi Juno. Mungkin kau pun akan melakukan hal yang sama."
"....."
"Terserahmu sajalah. Aku lelah memberitahumu.
🐇🐰🐇
"Juna, aku membawakanmu sarapan." pemuda tampan itu meletakkan semangkuk sup ayam yang Juna minta untuk dia buatkan.
"Juna." pemuda tampan itu menggoyangkan tubuh Juna yang tak kunjung bangun.
"Jangan bercanda!""Juna!" teriak Juno. Pemuda tampan itu berlari ke kamar sang papa yang ada di lantai bawah.
"Pa! Juna Pa!" diketuknya pintu sewarna putih gading itu brutal.
"Pa, buka pintunya!! Juno mohon!!"🐇🐰🐇
"Jeno," panggil Mark. Pria tampan itu baru saja mendapatkan kabar yang cukup mengejutkan.
"Hm."
"Juna."
"Ada apa dengan anak itu?"
"Juna baru saja masuk rumah sakit."
Deg!
"A-Apa? Kau bercanda kan Mark."
"Tidak,"
"A-Antar aku ke rumah sakit Mark. Sekarang."
🐇🐰🐇
"Maaf Tuan Jaemin. Saudara Juna...."
"Astaga, tidak mungkin."
"Anakku."🐇🐰🐇
Tbc
14 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt || NOMIN. [✔]
FanficBagaimana rasanya saat kau harus tinggal satu atap dengan orang yang sudah membunuh kekasihmu? Jaemin harus merasakan itu. Bagaimana rasa takut yang harus dia rasakan setiap malam saat memejamkan mata. Ketakutan-ketakutan itu seolah selalu membayang...