"Jeno, menurutmu apa aku harus menerima ini semua?"
"Jaemin."
"Ya atau tidak."
Lidah Jeno terasa kelu, tak tahu ingin menjawab apa. Pria itu pun tak sanggup melihat Jaemin yang terpuruk lagi.
"Itu hakmu, mau menerima atau melepaskan ini semuanya. Kekacauan pun sudah berakhir. Kalau kau ingin pergi. Silakan. Aku tak melarangmu, Na."
"Semudah itu.
Setelah semua ini, semudah itu kau melepaskanku."
"Na,"
"Setelah aku ingin mencoba menerimanya! Kau ingin melepaskanku begitu saja! Kau benar-benar berengsek Lee Jeno! Tidak tahu malu!" teriak Jaemin. Pria manis itu marah. Marah pada Jeno yang menyerah begitu saja.
Rasanya sungguh tak adil bagi Jaemin. Setelah semua apa yang terjadi. Kenapa baru sekarang Jeno memintanya untuk pergi?
"Na Jaemin,"
"Kau benar-benar berengsek, Lee."
"Maaf."
"Apa hanya dengan meminta maaf, semuanya akan selesai begitu saja. Tidak. Semuanya masih belum berakhir." lirih Jaemin.
Takdir yang memaksa mereka untuk saling terikat. Dan takdir pulalah yang ingin memisahkan mereka. Sungguh ironis.
"Apa dengan kau meninggalkanku, aku akan baik-baik saja? Sama sekali tidak Lee Jeno. Kau lihat aku kan?! Apa menurutmu aku baik?!" Jaemin menunjuk dirinya sendiri.
Jaemin tak baik-baik saja saat tahu Jeno belum sadarkan diri karenanya. Pria manis itu merasakan penyesalan yang mendalam sesudah dia melakukan penusukan pada malam itu. Karena tindakan gegabahnya itu, dia hampir kehilangan sosok ayah dari bayi yang sedang di kandungnya.
"Jaemin-ah."
"Kumohon, Jeno, jangan lepaskan aku. Biarkan kali ini aku yang berjuang. Kumohon."
"Tidak perlu."
"K-Kau menolakku?"
"Sama sekali tidak." Jeno menggelengkan kepala. Bukan itu yang dia maksud.
"Kita sama-sama saling berjuang. Kau dengan ketakutanmu, aku dengan kesalahanku."
"Jeno,"
"Maaf, maafkan aku."
🐇🐰🐇
Tbc
14 November 2021
![](https://img.wattpad.com/cover/289944377-288-k556061.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt || NOMIN. [✔]
FanfictionBagaimana rasanya saat kau harus tinggal satu atap dengan orang yang sudah membunuh kekasihmu? Jaemin harus merasakan itu. Bagaimana rasa takut yang harus dia rasakan setiap malam saat memejamkan mata. Ketakutan-ketakutan itu seolah selalu membayang...