Jaemin menatap tubuh telanjangnya nanar. Pria itu berakhir di atas ranjang yang sama dengan pria pembunuh itu. Lagi.
Seandainya dia dapat melawan. Pasti kejadian ini tak akan terjadi lagi padanya.
Digosoknya beberapa bagian tubuhnya yang terdapat ruam merah kasar. Jaemin tak suka. Jaemin tak mau. Kalau tubuhnya harus berbekas dari pria itu.
"Menjijikkan. Kau menjijikkan Na Jaemin." racaunya.
Tangisnya kembali pecah saat bayang-bayang kekasihnya yang telah tiada muncul kembali dalam ingatannya.
"Maaf, maafkan aku."
Seketika Jaemin merasa jijik pada dirinya sendiri saat mengingat sekelebat kejadian semalam di mana dia mendesah keras di bawah kungkungan pria Lee itu.
"Maaf, maaf, maaf."
🐇🐰🐇
Jeno menyesap minuman yang dia seduh. Hari ini hujan. Pria Lee itu lebih memilih meliburkan diri sendiri dari pekerjaan yang kata orang sangatlah berbahaya itu.
"Na Jaemin." lirih Jeno.
Tatapan yang semula datar itu pun berubah menjadi lebih lembut.
Terlihat jauh lebih tampan ketimbang Lee Jeno yang biasanya.
"Sebentar lagi kejutan untukmu akan segera datang, Nana."
🐇🐰🐇
Tbc
14 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt || NOMIN. [✔]
FanfictionBagaimana rasanya saat kau harus tinggal satu atap dengan orang yang sudah membunuh kekasihmu? Jaemin harus merasakan itu. Bagaimana rasa takut yang harus dia rasakan setiap malam saat memejamkan mata. Ketakutan-ketakutan itu seolah selalu membayang...