Jaemin duduk termenung menatap kosong layar televisi yang menayangkan konferensi pers yang dilakukan oleh ibu dari mendiang kekasihnya itu.
Hukuman mati ya?
Ah, dia pantas untuk mendapatkan itu.
Lee Jeno pantas untuk mendapatkan hukuman mati itu.
Pria gila itu.
"Wah, aku terkesan sekali." ujar Jeno tiba-tiba saat matanya tak sengaja melihat tayangan di televisi. Mendengar suara itu, seketika membuat tubuh Jaemin berjengit.
Dengan takut, Jaemin pun bergeser ke samping. Tak lagi duduk di tengah. Pria manis itu takut berdekatan dengan orang gila macam si pria Lee.
"Masih ketakutan huh?"
Siapa yang tak ketakutan kalau kau harus tinggal satu atap dengan pembunuh kekasihmu sendiri. Yang dengan tak tahu malunya malah selalu merecokinya.
Hanya orang gila saja yang dapat berperilaku normal tanpa rasa takut pada sosok Lee Jeno itu.
"P-Pergi."
"Kau mengusirku dari rumahku sendiri? Hebat sekali Tuan Na."
Jeno mengelus pipi merah si pria Na. Membuat tubuh ramping itu bergetar hebat.
"Disentuh seperti ini saja kau sudah setakut ini? Bagaimana kalau aku berbuat lebih? Pasti akan sangat menyenangkan bukan.
Sepertinya kekasihmu itu belum pernah melakukan hal yang lebih bukan." ujar Jeno.
Tangan dengan jari kekar itu mengelus bibir merah si pria Na.
"Ah, aku jadi ingin merasakan ini."
"J-Jangan,"
"Bagaimana rasanya ya?"
"J-Jangan lakukan itu."
"Seperti aku akan menuruti perintahmu."
🐇🐰🐇
Pria manis itu menatap sendu protet kekasihnya.
Pria manis itu merasa gagal menjaga apa yang sudah seharusnya menjadi milik kekasihnya yang telah tiada itu.
Apa yang diujarkan oleh Lee Jeno adalah bualan semata.
Pria tampan itu nyatanya melakukan hal yang lebih dari sekadar kecupan semata.
"Maafkan aku. Maaf." sesalnya.
"Maaf,"Tubuhnya remuk redam.
Hatinya pun kembali hancur berkeping-keping.
"Lee Jeno berengsek. Aku tidak akan pernah memaafkanmu."
🐇🐰🐇
Tbc
4 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt || NOMIN. [✔]
FanficBagaimana rasanya saat kau harus tinggal satu atap dengan orang yang sudah membunuh kekasihmu? Jaemin harus merasakan itu. Bagaimana rasa takut yang harus dia rasakan setiap malam saat memejamkan mata. Ketakutan-ketakutan itu seolah selalu membayang...