0.3 | Kosong

2.4K 471 131
                                    

Nothing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nothing

•—•

Mentari mengintip dari sela gorden pastel milik Jennie. Kamarnya yang memang langsung menuju ke luar, membuat untai cahaya menelusup dengan baik, meski tipis. Suara burung mulai terdengar satu dua kali, pun setelah bunyi alarm kecil yang berada di atas nakas samping ranjang gadis itu berbunyi—Jennie bangun dari tidurnya.

Maniknya menyipit menyesuaikan keadaan. Mengucak kulit di sana, menguap sedikit panjang dengan jemari yang menutupinya.

Melirik alarm miliknya, pukul setengah tujuh di sana, Jennie lantas bangkit dari baringnya.

Dengan langkah gontai Jennie masuk ke dalam kamar mandi; sekadar mengambil sedikit usap sabun cuci wajah tuk parasnya agar lebih segar dan membilasnya.

Setelahnya, Jennie lantas membuka pintu kamar dan maniknya langsung menemui satu gundukan besar di atas sofa miliknya. Secara otomatis, belah bibir Jennie tertarik halus, melihat bagaimana tubuh Taehyung benar-benar tenggelam dalam gulungan selimut kecuali bagian kepala.

Menghampiri, duduk tepat di hadapan Taehyung—Jennie bersila di atas kapret beludru sembari memandangi wajah kekasihnya itu—mengusap pelan pipi Taehyung. Bagaimanapun juga, Taehyung miliki kelas jam setengah delapan nanti. Meski tak tega, Jennie tetap harus membangunkannya.

"Kak Aldebra ... ayo ... bangun."

Tak dapati respon justu jemarinya yang tiba-tiba saja balas digenggan pemuda itu, Jennie terkekeh. Gadis itu tahu Taehyung sudah bangun, namun dalam mode manja saja.

"Kakak, ayoo! Udah jam setengah tujuh nanti kamu telat, Kak."

"Heem, bentaar." Masih menggenggam jemari miliknya, Taehyung berucap serak selayaknya orang yang baru lepas dari alam mimpi.

Berdiri Jennie selagi melepaskan genggaman mereka, ia berujar, "Lepas dulu, Kak. Mau masak buat sarapan. Kamu langsung ke kamar mandi aja."

"Masih lama kelasku."

"Satu jam lagi."

"Minta lima belas menit," Dan dengan begitu, serta-merta Taehyung menarik jatuh tubuh Jennie hingga gadis itu kini berada di atas tubuhnya yang sudah menyinggirkan selimut tebal; posisi Jennie sedikit menyamping dengan kaki juga lengan milik Taehyung yang mengunci figurnya.

"Kakaaaak!"

"Hadir."

Memukul bahu Taehyung dengan lengannya yang terhimpit, Jennie memandang wajah Taehyung yang memang berada di atasnya hingga dirinya harus mendongak itu dengan raut kesal, "Aku mau masak!"

"Nanti dulu."

"Nantinya kapaaan!?" rengek Jennie.

"Mau isi tenaga akunya."

SEMBILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang