No. It's you.
•—•
Perutnya bergejolak. Tak jauh dengan detiknya membuka mata, dengan kepala yang seolah dilanda pening tiba-tiba, refleksnya memerintah untuk segera masuk ke dalam kamar mandi. Memuntahkan isi perut yang sejatinya kosong, berkali-kali. Hanya beberapa butir makanan yang halus pun lebihnya serupa air bening keruh, pemuda itu memijat kening dengan jemari kanan sedangkan jemari kiri menjadi tumpuan pada marmer wastafel.
Tak berselang lama, langkah presensi lain memasuki indera pendengarannya. Hingga manik elang milik pemuda Aldebra yang sayu itu teralih pada pintu kamar mandi. Tertegun tak berkutik kala dalam diam Jennie menghampiri dan memutar keran untuk menyusutkan bekas muntahan miliknya. Tanpa rasa jijik bahkan penghakiman untuknya.
"Jen," Taehyung memanggil lemah. Namun Jennie belum jua menanggapi.
Dengan satu set pakaian yang terdiri atas celana bahan panjang serta kaus hitam—sesungguhnya memang milik pemuda itu yang tinggal sebab seringkali menginap—Jennie meletakannya pada toilet duduk yang tertutup.
Melihat Jennie yang begini, isian kepala Taehyung terlempar pada kejadian memuakkan tentang dirinya yang tanpa kendali membuat gadis itu menelan kecewa atas tiap perkataannya.
Hingga di mana kucuran air telah berhenti, Jennie mengangkat pandangan hingga keduanya saling beradu tatap dalam kaca yang tepat di atas wastafel, gadis itu memasang wajah datarnya. Ia tak mengizinkan Taehyung tuk mengusir sisi diammya dengan senyuman seperti hari-hari biasanya, "Bersih-bersih, abis itu ke bawah. Aku udah masakin sup penghilang mual."
Tak ada ramah, cenderung pemakluman seorang manusia yang tengah menghadapi manusia lain yang malamnya alami mabuk. Hanya sifat Jennie yang manusiawi, tidak lebih, dan itu menyesakkan.
"Dek, i'm so sorr—"
"Aku ada kelas dua jam lagi. Apart kutinggal. Jadi paling enggak kamu harus pulang dari sini sebelum itu, Kak."
Selesai di sana percakapan keduanya, hingga Jennie melangkahkan kaki keluar kamar mandi dan meninggalkan Taehyung yang menunduk, menghembuskan napas lelah. Pemuda itu memutar keran air sekali lagi untuk membasuh tangan serta bibirnya sampai benar-benar bersih.
Menutup pintu kamar mandi, Taehyung segera membersihkan diri. Merasakan guyuran shower yang dingin, dengan kepala yang mulai mengingat perilaku buruknya saat mabuk kemarin. Gila saja. Alkohol ada di daftar bawah masalah pelariannya—tetapi tololnya ia, hari itu, meski memang toleransinya tidak begitu buruk, lebih dari dua botol ia tenggak tanpa pikir panjang. Aldebra Taehyung Swarna—tentu saja kewarasannya hilang.
Taehyung merasa malu.
Dirinya terlalu banyak merepotkan.
Dirinya tak pernah berguna dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMBILU
FanfictionHubungan keduanya memang terjadi secara diam-diam. Entah tentang rasa ingin menjaga hubungan atau rasa enggan tuk lakukan pengakuan. Keduanya saling mencinta; benarkah? Namun mengapa semakin lama, ada seseorang yang terus menahan sembilu luka di hat...