1.4 | Pulang

1.9K 405 117
                                    

NOTE : Paragraf dengan italic/huruf miring adalah flashback.

NOTE : Paragraf dengan italic/huruf miring adalah flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

It's you.

•—•

"Kak Aldebra, kenapa? Mau cerita?"

Mungkin memang benar. Sejauh apapun permasalahannya, serunyam apapun jejak yang dijalaninya, ia akan kembali lagi pada orang yang tulus padanya. Orang yang akan membuka tangan tuk membantunya menata langkah—membuka ruang tuk membantunya mencari jalan meski harus tersesat bersama-sama.

Orang yang tak masalah ikut dalam susah kisahnya.

Taehyung dituntun masuk ke dalam apartemen milik Jennie dan dipersilahkan tuk mendudukan diri di atas sofa. Jennie menyadari ada lebam dibagian tulang pipi serta robek bibir sang kekasih. Sejenak—tanpa banyak kata—Jennie menarik diri menjauh untuk menyalakan sejumlah lampu yang masih padam.

Pun setelah menyala, gadis itu kembali menyambangi sisi Taehyung setelah mengambil kotak berisi obat merah pun kapas bersih, serta sewadah air hangat yang di atasnya telah terisi handuk kecil. Jemarinya hati-hati menyentuh pundak pemuda yang saat ini menyandarkan punggung di sofa dengan manik terpejam pun satu lengan menekuk berada di atas kening.

Isakannya masih terdengar. Air mata itu mampu Jennie lihat dengan mudah. Bulu mata milik Taehyung lembab serta kelopaknya yang memerah.

"Kak ... hadap sini. Aku mau bersihin lukamu sebentar." Dan Taehyung menurut. Pemuda itu sedikit menegakkan punggungnya agar luka wajahnya mampu dijangkau Jennie.

Jennie tak mungkin sampai hati untuk menyuruh Taehyung bercerita langsung padanya. Apalagi terlihat dari keadaan Taehyung yang begitu berantakan seperti ini. Entah hati, tubuh, atau energi yang telah dikuras habis—untuk sebuah alasan yang tak Jennie ketahui, yang jelas Jennie hanya akan mendengarkan ketika Taehyung bersedia untuk bercerita.

"Ma—maaf aku repotin kamu terus ...,"

Taehyung terseguk, matanya perlahan terbuka dan Jennie tak miliki pertahanan tuk berdiam diri melihat sang kekasih yang demikian keadaannya. Mengusap kepalanya pelan, perlahan menepuk pelan pundaknya sebagai sinyal bahwa; Tak apa. Sebanyak apapun bentuk 'repot' itu, tak apa. Jennie akan menampungnya.

"Nggak papa, Kak. Aku nggak ngerasa direpotin, kok. Jangan ngerasa gitu, ya?"

Dan Jennie mulai mengompres luka lebam milik sang kekasih. Dirinya meringis, tak tega, namun anehnya Taehyung tak bereaksi berlebihan bahkan justru lebih fokus memandanginya. Gadis itu juga meminta Taehyung untuk tetap memegang handuk kecil di tempat yang sama, selagi Jennie membereskan bagian yang satunya.

SEMBILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang