It's a love story
•—•
Suara langkah kaki itu terdengar seirama tapak yang menyentuh marmer lantai. Sapaan hormat ia terima kala masuk, oleh wanita paruh baya yang mengenakan seragam—yang dirinya hapal betul selalu membereskan rumah.
Tak begitu lama membalas sepatah senyum wanita itu, Taehyung lantas lanjutkan langkah kakinya ke bagian atas rumah, menuju kamarnya. Bayangan sang kekasih masih lekat di kepalanya. Bagaimana gadis itu mengusap pelan kepala serta bahunya. Membiarkan Taehyung tampilkan versi paling lemah—menangis hebat di peluk si gadis. Memberi Taehyung rumah yang senantiasa buat dirinya merasa nyaman.
Membuka kamarnya dengan perasaan yang cukup lega dan menyenangkan, Taehyung letakan tas miliknya ke bagian penggantung. Meletakan jaketnya ke arah basket berisi cucian kotor.
Dan, baru—
Baru saja dirinya ingin melelapkan diri di atas ranjangnya—sedikit informasi bahwa dirinya telah duduk di pinggiran ranjang, siap tuk membenturkan punggung pada sutra kainnya—suara ketukan mengalihkan atensi begitu saja.
Jelas.
Taehyung mendengus. Kini dua lengannya bertumpu di atas ranjang. Terduduk dengan manik yang perlahan menajam kala mendapati sosok itu masuk dalam kamarnya.
"Mau apa?" Taehyung bertanya cepat dengan nada suara yang sama sekali tak bersahabat.
Di sana—Dakhta Namjoon Swarna menghela napasnya berat. Maniknya melirik sekitar ruangan, dengan langkah yang perlahan semakin masuk dan berhenti tepat satu meter di hadapan sang adik. "Siapa?"
"Apa?"
"Siapa cewek lo?"
"Apa urusannya sama lo?"
"Lo mau cewek lo jadi korban Kakek selanjutnya? Buka mata lo, Taehyung. Kakek nggak bakal setuju siapapun pilihan lo, kalo bukan calon yang dia pilih sendiri."
Dengan begitu, Taehyung mengepalkan jemarinya. Mencoba menahan segala emosi yang mulai merambat naik.
"Nggak usah banyak ngomong. Gue bisa jaga cewek gue sendiri."
Namjoon menggeleng, maniknya menunduk menatap tepat jelaga sang adik yang membalasnya bak belati, "Gue bilang gini supaya lo hati-hati. Gue nggak mau lo kenapa-napa, apalagi orang yang nggak tahu apa-apa soal kita, soal Kakek, soal ambisinya." Menelan ludah, Namjoon menarik napasnya.
"Taehyung, dengerin gue. Lo mungkin nggak publish siapa cewek lo, tapi nggak berarti mereka nggak tau. Dek, gue bisa bantu lo. Gue bisa—"
"Diem, berengsek. Gue nggak butuh omong kosong lo." Namun sebelum Namjoon menyelesaikan ucapannya, Taehyung menyela. Pemuda itu bangkit dari duduknya, menunjuk dada kiri Namjoon dengan telunjuknya, Taehyung berdesis sinis, "Sekali penghianat, tetep penghianat. Apapun yang lo rencanain, lo omongin, gue nggak bakal ketipu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMBILU
FanfictionHubungan keduanya memang terjadi secara diam-diam. Entah tentang rasa ingin menjaga hubungan atau rasa enggan tuk lakukan pengakuan. Keduanya saling mencinta; benarkah? Namun mengapa semakin lama, ada seseorang yang terus menahan sembilu luka di hat...