0.5 | Benang Merah

2.2K 426 145
                                    

The Red String Of Fate

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Red String Of Fate

•—•

Ruangan yang cukup luas itu diisi dengan tepuk tangan banyak kepala di dalamnya. Senyum megah lah membuktikan jika hasil dari apa yang mereka perbincangkan dari setiap orang yang menyentuh titik puas.

Satu orang di sana, yang memang menjadi pembicara terakhir dalam rapat mereka membungkuk. Sebetulnya, hasil dari presentasi pemuda itu bukanlah pekerjaan individual, melainkan bersama- sama. Namun, apa yang disusun jika sang pemberi atau penjelas materi tidak menguasainya, akan sama seperti isi buku yang kosong.

Tak ada nilainya.

Lantas sebagaimana Rafarian Jungkook begitu luwes memberi pemahaman, menjawab tepat sasaran ketika ada setitik kebingungan, mengutarakan dengan benar maksud dari sekian tata acara yang akan mereka lalui dua minggu ke depan, rasanya begitu memuaskan.

"Good speech, Kook. Semoga dua minggu ke depan acara kita jalan lancar." Taehyung memberi kawannya itu dukungan. la yang memang duduk paling dekat dengan Jungkook merasakan euphoria yang cukup membuatnya lega.

"Amen!"

Pun saat satu per satu rekan organisasi mereka keluar, dua manusia itu masihlah tinggal di dalam ruangan. Ralat, Jungkook yang memang tengah menunggu Taehyung yang sedang merapihkan beberapa lembar kertas tugas pemuda itu, "Lo habis ini mau langsung balik, Tae?"

Masih sibuk dengan tasnya, Taehyung mengangguk tanpa mengalihkan tatap, "lya kayaknya."

"Kayaknya mulu. Abang lo, empat hari lalu sempet nanya ke gue, lo pulang ke mana. Gue bingung jawab soalnya lo nggak ada nginep di rumah Jimin ataupun gue."

Maka di sana Taehyung yang baru saja menyelesaikan kegiatannya pun menyampirkan ransel hitamnya di salah satu pundak menaruh perhatian penuh pada Jungkook.

Pemuda itu memberi senyum tipis, "Gue nyewa hotel, lagi ada masalah keluarga makanya nggak kabarin dia apa-apa."

Tak ingin mengusak lebih jauh masalah pribadi sahabatnya itu, Jungkook hanya tersenyum dengan tepukan ringan telapaknya yang ia jatuhkan pada pundak milik Taehyung, "Okay. Kalo ada hal yang bisa gue bantu, bilang aja. Jangan sungkan-sungkan, selama ini gue sering ngerepotin lo nyaris nggak tahu malu, jadi lo gitu juga lah ke gue, biar gue nggak berat sebelah," tutur Jungkook dengan cengiran tanpa dosa di ujung kalimatnya.

"Ya itu emang lonya aja yang nyusahin."

"Tapi lo betah temenan sama gue"

"Kepaksa. Lo kalo nggak di accept permintaannya kayak bocah kehilangan semangat hidup. Ngeri."

"Halah, bilang aja lo sayang gue, Bro."

SEMBILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang