CHAPTER 13 [FATHER]

2.8K 377 32
                                    

Sementara Slaine tengah meringkuk di ranjangnya, karena rasa mualnya yang tak tertahankan saat itu juga tamu tak terduga mengunjungi Istana.

"Pangeran... Putra Mahkota sedang tak berada di Istana" Ujar Max

"Ku dengar Tuan Putri tidak berangkat, apakah beliau baik-baik saja? " Tanya Eustace

"Beliau sedang beristirahat karena kurang tidur Yang Mulia" Ujar Max lagi

"Ah begitu... Padahal aku ingin sekali beliau membantuku mengajari Omega kecilku mengurus bayi... Ia kesulitan dalam dua bulan ini mengurusi anak kecil..."ujar Eustace

"Eh? Anda memiliki seorang Omega?" Tanya Max yang selalu blak-blakkan itu.

"Ya... Putriku sudah berusia 2 bulan" Ujar Eustace

"Selamat Yang Mulia! Aku turut senang mendengarnya" Ujar Max

"Ya, hanya saja ibunya... sepertinya ia sangat tertekan belakang ini" Ujar Eustace

"Ah... Seorang omega yang baru melahirkan tidak boleh Stress Yang Mulia, hal itu akan sangat mengganggu kesehatan mental mereka. Anda harus memanjakan beliau Yang Mulia! " Ujar Max sok tahu

"Benarkah? "Tanya Eustace

"Ya ya! High priest selalu mengomeli Putra Mahkota karena hal itu. Anda juga harus menjaganya baik-baik! Omega sangatlah berharga.. Tidak banyak orang di dunia ini yang terlahir sebagai seorang Omega..Anda dan Putra Mahkota sangat beruntung" Ujar Max lagi.

"Oh... Apa kau iri? " Tanya Eustace.

"Aku tidak bisa mengatakan aku tidak iri Yang Mulia. Mereka makhluk yang sangat langka, dan juga Indah" Ujar Max.

"Kau benar" Ujar Eustace pelan namun raut wajahnya berubah begitu menakutkan. Ia pun langsung saja berbalik tanpa mengatakan apapun lagi pada Max kemudian segera meninggalkannya.

"Orang yang aneh... Kupikir dulu... Kami akan jadi saudara... Siapa sangka aku malah bersaudara dengan Arthur...syukurlah Arthur... Petaku membawa kalian bertemu dan bersama... Syukurlah... Aku ... Ternyata sangat berguna"pikir Max bangga

Eustace pun kini kembali ke Istana nya dan meletakkan kembali titah sang raja di hadapan ibunya.

" Pangeran? "

" Ibu masih kuat bukan ? Ibu saja yang bernegosiasi"ujar Eustace sembari menarik pria muda di samping sang ibu itu.

"Pangeran! "

"Aku sedang malas mengerjakan apapun... Aku lelah... Hidupku berantakan.." Ujar Eustace

"Haaah... Mau sampai kapan kau menunda kesuksesanmu seperti ini? " Geram sang ibu.

"Kesuksesan seperti apa? "Tanya Eustace

" Kau harus mewarisi takhta sebagai putra pertama Raja!! "Seru Sang Selir

" Ibu saja yang jadi Ratu"

"Pangeran!! "

Eustace tidak mempedulikannya dan segera menuju ke kamarnya. Pikirannya kini kalut , ia bingung harus hidup seperti apa.

"Minta pengasuh mengasuhnya" Ujar Eustace

Pria muda itupun segera keluar dan menyerahkan bayinya kepada pengasuh kemudian kembali lagi ke dalam kamar itu.

"Buka bajumu"

Pria muda itu kini terkejut mendengar Eustace. Entah harus marah atau menangis saat ini sampai ia tak bisa bersuara.

"Kau tuli?" Tanya Eustace

Pria itu bergidik ngeri melihat pedang Eustace itu, tentu saja ia tidak punya keinginan untuk mati saat ini, jadi ia pun membuka pakaiannya hingga seluruh tubuhnya tak tertutup sehelai kain pun.

When The Crazy Bitch Meet Crazy BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang