Pagi-pagi sekali, saat akan berangkat menuju akademi, rupanya orang-orang yang mengantarnya cukup banyak. Bahkan rakyat pun kini rela berdiri di depan gerbang Istana untuk mengantarnya
Bagaimana tidak, ini adalah ketiga kalinya sang pangeran tampil di depan umum setelah sekian lama di sembunyikan oleh sang Ibu di istana putra Mahkota.
"Anda... Sangat dicintai Yang Mulia" Ujar Noel pelan
"Dicintai? Kau tidak lihat? Mereka hanya ingin melihat apakah Putra Mahkota mereka normal atau tidak " Ujar Richard
"Sepertinya tidak Yang Mulia"ujar Noel
" Haaah... Noel juga jadi tolol"pikir Richard frustasi
"Kau... Hanya karena Ibu menyetujui kau belajar di Akademi, kau semakin besar kepala dan berani menasehatiku"ujar Richard
Noel kini hanya menunduk dan tak bersuara lagi.
"Nii-can.. Sini.. Sini.. " Panggil Hayden sebelum sang kakak naik ke atas keretanya
"Ada apa? "
"Jika Nii-chan terus kasar padanya, bagaimana jika nanti menikah? " Tanya Hayden
Richard pun menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya pelan.
Beberapa saat kemudian jeritan Hayden pun terdengar karena sang kakak baru saja memukul kepalanya.
"Nii-chan!! "
"Mengapa harus memukul kepala Ayden? " Tanya sang ayah
"Ia mengatakan sesuatu yang tidak penting. Noel, kau duduk bersama kusir di depan" Ujar Richard
"Gwen.. Berikan Nii-chan pelukan" Ujar Richard
"Gwen ingin dibawakan Bunny" Ujar Gwen sembari memeluk sang Kakak
"Nii-chan akan pergi belajar bukan belanja" Ujar Richard
"Pokoknya Bunny! Bunny seperti Noel nii" Ujar Gwendolyn sembari mengerutkan keningnya
"Kau lihat wajahnya seperti bunny? Bukankah ia seperti monster? "
Gwendolyn kini terisak dan segera berlari kedalam pelukan sang ayah.
"Haaaaahh...Richy, ayah hanya berharap , hatimu suatu saat nanti tidak luluh karena Noel begitu menawan dan luar biasa" Ujar Arthur dengan wajah mengejek
"Aku? Luluh? Ayah lihat wajahnya? Pasaran! " Ujar Richard
"Ibu sumpahi kau menyukainya" Gerutu Slaine
"Aku akan segera pergi, ibu ingin mengutukku atau mengucapkan selamat tinggal? " Tanya Richard dengan nada tinggi namun ia merentangkan tangannya berharap sang Ibu memeluknya
"Anak ini galak sekali... Haaaah... Ia benar-benar jadi sulit diatur" Pikir Slaine
"Apanya yang selamat tinggal, ini hanya selamat jalan untuk sementara waktu. " Ujar Slaine sembari memeluknya
"Ingat pesan ibu... Belajar dengan rajin, jangan main-main, jangan dekat-dekat dengan wanita yang berpotensi menghancurkan negeri ini" Ujar Slaine
"Yaaaa.. Sesakkk! " Ujar Richard hingga sang Ibu melepaskan pelukannya
"Richy...
" Serius ibu, aku hanya pergi belajar"ujar Richard yang merasa ia akan batal berangkat karena ekspresi sang ibu
"Mm" Ujar Slaine manja dan kemudian mencium pipi anak itu
"Hanya aku putra mahkota yang masih dicium di usia ini" Gerutu Richard
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Crazy Bitch Meet Crazy Bastard
RomanceSlaine Silvain adalah putra bungsu Duke Valentin Silvain. Ia merupakan anugerah bagi keluarga Silvain, ditengah krisis keluarga Duke yang tak memiliki anak perempuan karena ia terlahir sebagai seorang Omega. Second Gender yang dianggap suci di abad...