12 | Bebek Kuning

274 48 13
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jauzan memandang Amara yang telah duduk di sampingnya. Mereka sekarang telah berada di studio 2 bioskop. Tinggal menunggu beberapa menit lagi, dan film yang akan mereka tonton pun dimulai.

"Lo yakin nonton horror gini?" tanya Jauzan datar.

Amara yang tengah meminum minumannya menoleh ke arah Jauzan, lalu menaruhnya pada tempat minuman di dekat kursinya. Amara mengangguk semangat dan tersenyum lebar.

"Yakin dong."

"Lo nggak akan teriak atau nangis kan?"

"Anjir, ngejek gue, Kak?" Jauzan menyeringai kecil kemudian menggeleng, "Nggak akan. Lihat aja aku nggak bakal teriak, apalagi nangis. Tolong dijaga ya ucapannya," jelas Amara dengan nada penuh keyakinan.

Jauzan menyandarkan punggungnya, lalu menatap layar besar di hadapannya, "Diem lo. Udah mau mulai tuh."

"Hm, oke."


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Duuh," Amara menutup matanya dengan kedua telapak tangannya melihat adegan yang cukup seram di layar besar itu. Sesekali gadis itu mengintip dari celah-celah jarinya. Lalu kemudian menutup matanya lagi begitu adegan seram itu muncul.

"Anjir, kata reviewnya nggak seserem ini perasaan," desis Amara lirih namun dapat di dengar Jauzan. Laki-laki itu melirik Amara yang masih saja menutup matanya dengan tangannya. Menurutnya, Amara yang kelihatan takut saat ini adalah sebuah pertunjukan lucu. Di mana, di awal tadi Amara berjanji tak akan takut pada film horror yang mereka tonton. Tapi buktinya...., ia takut juga.

"Kak, keluar aja yuk," tangan Amara menarik-narik ujung lengan seragam Jauzan, sedang tangan satunya masih menutup matanya. "Ayo dong," Jauzan menatapnya sedikit sebal, padahal film sebentar lagi akan habis, kan tidak lucu dia keluar di saat seperti ini.

"Makan tuh omongan. Ntar, nanggung," tukas Jauzan dingin.

"Aish," Amara menarik tangannya, "Udah belum??"

AKSATA | Jaerose VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang